Rabu, 27 September 2017

Sabda Bina Diri (hari ke 100) Selasa, 26 September, 2Samuel 4:9-12

SERAHKANLAH
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Saat kita akan menyerah, ingat kembali apa yang membuat kita sangat ingin mencapainya.

Menunggu perintah Tuhan.

Bacaan kita menjelaskan, penderitaan melanda keluarga raja Saul. Tak hentinya penderitaan menerpa keluarga raja Saul. Yonathan dan saudara-saudaranya serta pahlawan-pahlawannya berguguran di Gilbea; panglima besarnya, Abner telah gugur tanpa perlawanan, Raja Isybosyet dibunuh di tempat. Cucu raja Saul (putra Yonathan), Mefibosyet cacat seumur hidupnya. Generasi penerus dari raja Saul telah tamat sebagai wujud ucapan Samuel kepada Saul. Paling menyedihkan ialah adanya anak Saul yang menjadi kepala gerombolan, sekaligus pembunuh Isybosyet.

Dalam pada itu, tunas baru bertindak dengan tegas. Pada saat menghukum Yoab, Daud tidak bertindak tegas secara fisik ataupun administratif. Pada perikop ini terlintas ketegaran sikap seorang pemimpin yang menghukum si pembunuh (ay. 9-12). Daud tetap yakin bahwa kerajaan yang baik dan langgeng datangnya dari Tuhan (ay. 9), karenanya ia selalu menunggu saat dan perintah Tuhan. Untuk bersikap demikian diperlukan kepercayaan yang kokoh pada hak kedaulatan Allah.

Beban akan meningkat beratnya.

Demikianpun kita hari ini, sebaiknya kita menjadikan, Tuhan saja andalan pemecah masalah hidup kita, jangan yang lain. Karena, betapa banyak hal yang sulit kita pahami dalam hidup ini. Oleh dan karena itu berdoalah pada-Nya, minta tolong, supaya kita mengerti, dan dapat melewati pergumulan hidup ini seturut kehendak-Nya..

Seberapa berat segelas air? 200 gram atau 500 gram? Atau lebih berat lagi? Ini bukan soal berat absolutnya. Ini soal berapa lama kita memegang gelas air itu. Jika kita memegangnya selama 1 menit, tak masalah. Jika kita memegangnya selama 1 jam, lengan kanan kita akan sakit. Dan jika, kita memegangnya selama 1 hari penuh, mungkin perlu ambulans untuk membawa kita ke rumah sakit.

Beratnya sebenarnya sama, tapi semakin lama kita memegangnya, maka bebannya akan semakin berat. ”Jika kita membawa beban kita terus-menerus, lambat laun kita tidak akan mampu membawanya lagi. Beban itu akan meningkat beratnya. Yang harus kita lakukan adalah meletakkan gelas tersebut, istirahat sejenak sebelum mengangkatnya lagi. Dan, ini yang penting, serahkan bebanmu itu pada Tuhan sambil memohon kekuatan daripada-Nya untuk menjalani hidup dan kehidupan yang penuh pergumulan ini dengan kuat dan sukacita.

Serahkanlah, serahkanlah pada Tuhan, segala beban hidupmu. DIA kan ganti segala duka menjadi suka. Tak pernah DIA janji selalu kan panas, dan tak pernah DIA janji selalu ada hujan. Tapi DIA berjanji akan memberi kita kekuatan untuk melalui panas dan melalui hujan dengan kuat kuasa-Nya.

JANJI TUHAN TAK PERNAH TERLAMBAT.
JANJI-NYA SELALU TEPAT DISAAT YANG TEPAT.

#Salam_WOW
Pkh. 12:10

Tidak ada komentar:

Posting Komentar