Sabtu, 15 Juli 2017

Sabda Bina Diri – Minggu, 16 Juli 2017 (Kejadian 24:1-9)

PERNIKAHAN, BUKTI PEMELIHARAN ILAHI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Pernikahan yang kudus membutuhkan jatuh cinta berkali-kali, pada orang yang sama. Bukan cinta yang menciptakan pernikahan, tapi pernikahan yang kudus, sadar dan  terencanalah, yang menciptakan cinta.

Didalam Alkitab, pernikahan adalah sakral. Bersatunya sepasang pria-wanita dalam mahligai pernikahan adalah atas kehendak dan berkat Tuhan, oleh karenanya tidak boleh sembarangan. Dalam pada itu, Abraham pun tidak sembarangan mencarikan pasangan bagi Ishak. Ia mengutus hambanya yang paling senior, Eliezer untuk mencarikan teman hidup bagi Ishak bukan di Kanaan, melainkan kepada sanak Abraham sendiri yang tinggal di Haran (ayat 2-9).
Kepedulian Abraham yang saleh berkenaan dengan anaknya ini adalah: Pertama, bahwa ia tidak boleh menikahi perempuan Kanaan, melainkan harus salah seorang kerabatnya. Ia melihat bahwa orang-orang Kanaan merosot ke dalam kefasikan yang besar, dan ia tahu melalui wahyu Tuhan bahwa mereka ditentukan untuk hancur, dan oleh sebab itu ia tidak ingin menikahkan anaknya dengan salah seorang dari mereka, supaya jangan mereka menjadi jerat bagi jiwanya, atau setidak-tidaknya membawa noda pada namanya.
Kedua, Bahwa untuk sekarang anaknya tidak boleh meninggalkan negeri Kanaan, untuk pergi sendiri ke tempat sanak saudaranya, sekalipun dengan tujuan untuk memilih seorang istri, supaya jangan ia tergoda untuk tinggal menetap di sana. Peringatan ini diberikan (ay. 6), dan diulangi (ay. 8). “ Jangan kaubawa anakku itu kembali ke sana, apa pun yang terjadi. Lebih baik dia tidak punya istri daripada menjerumuskan dirinya sendiri ke dalam godaan itu.”
Pernikahan kudus adalah penetapan Tuhan.
Tanggal 3 Januari 2004 dunia selebritis heboh karena pernikahan Britney Spears dengan teman sekolahnya, Jason Alexander. Tanggal 5 Januari 2004 Britney membuat heboh lagi karena pernikahannya dibatalkan oleh hukum. Ini mungkin usia pernikahan tersingkat bahkan di kalangan Hollywood. Alasan pembatalan itu sederhana, mereka melakukannya sekadar menuruti perasaan dan besar kemungkinan dalam keadaan mabuk. Betapa rendah nilai pernikahan dalam tindakan demikian.

Pernikahan Britney bukanlah penetapan Tuhan. Pernikahannya adalah pilihan seorang Britney yang sedang mabuk. Kejahatan akan melahirkan kejahatan. Setiap kita bisa menikah, tetapi hanya Tuhan yang bisa menciptakan sebuah kehidupan pernikahan yang kudus.

Sebagian dari kita yang telah menikah cukup lama mungkin berpikir bahwa pengalaman telah membuat kita menjadi pakar dalam soal pernikahan. Namun, justru, kita harus belajar pada para pengantin baru. Pertama, jika dua orang sungguh-sungguh mencintai, mereka akan memberi perhatian yang dalam satu sama lain dan begitu menikmati kebersamaan mereka. Kedua, kasih sejati berarti hubungan pasangan itu akan ditandai dengan kebaikan yang dilakukan satu sama lain dan kesalahan yang diampuni.

KEHIDUPAN PERNIKAHAN YANG BAHAGIA ADALAH 
BERSATUNYA DUA PENGAMPUN YANG BAIK.

Salam_WOW