Jumat, 30 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 222) Sabtu, 31 Maret 2018, Lukas 23:50-56a

MINYAK MUR TERMAHAL
Oleh: Reinhard Samah Kansil


IA diangkat ke hadirat Allah, Dalam hadirat Allah
IA akan dilingkupi oleh kemuliaan Allah.
Ia diangkat ke tempat di mana kemuliaan Allah
benar-benar tinggal


Sebuah penghormatan
Bacaan kita hari ini menceritakan tentang penguburan Yesus. Semua yang mengenal Yesus berdiri jauh-jauh. Mereka tidak memiliki uang untuk membiayai penguburan-Nya ataupun keberanian untuk menentang kebencian mereka yang tidak ingin Dia dikuburkan dengan layak. Namun, Allah menggerakkan seorang yang memiliki keduanya, yaitu seorang yang bernama Yusuf (ay. 50). Ia adalah seorang yang baik, lagi benar dan memiliki reputasi bersih karena kebajikan dan kesalehannya. Ia berasal dari Arimatea. Meskipun ia termasuk anggota majelis yang telah menjatuhkan hukuman mati kepada Kristus, ia tidak setuju dengan putusan dan tindakan Majelis itu (ay. 51).

Kapan Yesus dikuburkan? Pada hari persiapan saat Sabat hampir mulai! (ay. 54). Itulah yang menjadi alasan mengapa mereka begitu terburu-buru melakukan penguburan itu, sebab hari Sabat hampir mulai, dan mereka harus melakukan banyak hal untuk mempersiapkan dan menyambutnya.

Siapa yang menghadiri penguburan itu? Tidak satu pun dari murid-murid-Nya hadir di sana! Hanya perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea (ay. 55). Mereka telah setia berada di dekat-Nya saat Ia menderita di atas kayu salib, dan kini mereka pun masih terus mengikuti Dia. Dan setelah pulang, mereka menyediakan rempah-rempah dan minyak mur, yang lebih menunjukkan kasih mereka daripada iman mereka (ay. 56).

Kemulian-Nya
Bacaan ini, mengajarkan kepada kita, dukacita tidak boleh menghambat pelaksanaan tugas penting kita yang lain. Walaupun kita sedang bersedih, kita tetap harus melakukan tugas kita dalam menguduskan hari Ibadah, sehingga ketika saat itu hampir mulai, persiapanpun harus segera dilakukan.

Urusan pekerjaan kita di dunia harus diatur dengan cermat sehingga hal itu tidak menghambat kita dalam mengerjakan ibadah. Kasih kita dalam melakukan ibadah harus dipenuhi dengan gairah yang besar, sehingga kita mau terus melakukannya dengan senang hati.

Ibadah yang kita lakukan lakukan bukan untuk memenuhi rasa ingin tahu, melainkan karena kita mengasihi Tuhan Yesus dengan cinta yang kuat seperti maut dan yang tidak bisa dipadamkan dengan banyak air sekalipun. Ingat dan percayalah, Ia akan bangkit lagi pada hari ketiga. Kemuliaan kebangkitan-Nya jauh lebih agung, bahkan daripada minyak mur termahal yang kita miliki.

IA AKAN BANGKIT…!

#Salam_WOW