Minggu, 22 April 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 245) Senin, 23 April 2018, 1 Petrus 4:12-19


PENDERITAAN ORANG BENAR
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Memang benar, bahwa setiap orang yang mau
hidup beribadah di dalam Kristus Yesus akan menderita aniaya.

Bacaan kita hari ini berisikan nasihat dan penghiburan bagi jemaat yang sedang mengalami penderitaan. Di sini Rasul Petrus menasihati tentang pentingnya bersabar di bawah penderitaan. Roh kedagingan yang belum dimatikan sangat tidak sesuai untuk menanggung pencobaan.

Orang fasik
Dengan ramah Rasul Petrus menyapa orang-orang Kristen malang yang dibenci ini: mereka adalah saudara-saudara yang kekasih (ay. 12). Setelah berbicara tentang pencobaan berat, Rasul Petrus beralih ke tingkat penderitaan yang lebih rendah, yakni perihal lidah yang memfitnah dan menista (ay. 14). Agar mereka berhati-hati untuk tidak mengalami penderitaan karena alasan yang tidak benar, sebagai pelaku kejahatan (ay. 15).

Selain peringatan tersebut, Rasul Petrus juga menambahkan petunjuk, jika seseorang menderita sebagai orang Kristen karena perkara Injil, dan dengan penuh kesabaran, maka janganlah ia menganggapnya sebagai sesuatu yang memalukan, tetapi menerimanya sebagai suatu kehormatan. Dan ia patut memuliakan Allah yang telah menghargainya dengan jalan menderita seperti itu (ay. 16). 

Selanjutnya, Rasul Petrus mengisyaratkan malapetaka orang fasik yang tidak dapat diperbaiki: jika orang benar hampir-hampir tidak diselamatkan, apakah yang akan terjadi dengan orang fasik dan orang berdosa? (ay. 18). Kalau orang benar menerima balasan di atas bumi, lebih-lebih orang fasik dan orang berdosa! Ketahuilah, bahwa semua penderitaan yang menimpa orang-orang benar, terjadi karena kehendak Allah.

Orang benar
Sebagai anak-anak Tuhan, kita patut bersyukur karena Dia sangat mengasihi kita sehingga Dia mau mendidik kita. Bagaimanapun cara Tuhan mengarahkan dan menentukan jalan hidup kita, semata-mata "untuk kebaikan kita, supaya kita beroleh bagian dalam kekudusan-Nya".

Dalam bukunya yang berjudul Flashes of Truth (Cahaya Kebenaran), James Duff mengungkapkan bahwa, "Warna yang dipoleskan pada benda-benda tembikar harus melalui proses pembakaran terlebih dahulu. Jika tidak, warna-warna itu akan mudah luntur. Sebelum dibakar warna keemasan yang terdapat pada benda-benda tembikar hanya berupa cairan hitam belaka. Dua atau tiga kali pembakaran yang pertama akan menghapus warna-warna tersebut sehingga pembakaran itu harus dilakukan berulangkali.

Demikian pula hubungan Tuhan dengan kita. Tuhan belum selesai bekerja di dalam kita ketika Dia memasukkan kita ke dalam perapian penderitaan dan dukacita yang menyala-nyala. Untuk apa? Agar melalui api itu, keindahan karakter yang dikerjakan oleh sang Penjunan, dapat tinggal tetap di dalam diri kita."

Apakah kita sedang berada dalam tungku penderitaan? Ingatlah, Bapa surgawi mengasihi kita. Sejarah gereja mula-mula membuktikan bahwa justru melalui penderitaan nama Tuhan semakin dikenal di Yerusalem. Penderitaan sesaat bagi orang Kristen sejati, justru menghasilkan iman kepada Tuhan yang makin diteguhkan.


ANAK-ANAK TUHAN  BAGAIKAN PERMATA INDAH.
DIBENTUK OLEH TEKANAN, DIPOLES OLEH KESUKARAN!

#Salam_WOW



Sabda Bina Diri (Hari ke 244) Minggu, 22 April 2018, Yohanes 21:15-19


PEMULIHAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Bapa di Sorga pasti akan terus membuat
setiap anak-anakNya mengalami pemulihan 
demi pemulihan sampai mereka menjadi serupa dengan Kristus.


Tiga kali
Bacaan kita hari ini tentang menceritakan percakapan Yesus dengan Petrus setelah sarapan. Begitu banyak diceritakan mengenai Yesus di sini, yakni: Dia menguji kasih Petrus kepada-Nya, dan memberinya tugas berkenaan dengan umat-Nya (ay. 15-17).
Yesus, yang telah menetapkan Petrus dengan pekerjaannya, kemudian menunjukkan penderitaan yang harus dialaminya. Setelah menegaskan kepada Petrus akan kehormatan seorang rasul yang nanti diterimanya, sekarang Dia memberitahukan kepadanya kehormatan yang lebih tinggi yang dirancang bagi dia, yakni kehormatan untuk menjadi seorang martir (ay. 18-19).
Percakapan Yesus dengan Simon Petrus bukanlah percakapan biasa. Pertanyaan yang sama, tetapi yang dilontarkan sampai tiga kali oleh Yesus dan dengan tekanan makna yang berbeda, pasti akan menyentuh nurani Petrus secara mendalam. Pertanyaan tersebut tidak saja mengingatkan Petrus tentang tiga kali penyangkalan yang telah ia lakukan kepada Yesus, tetapi juga menuntun dia untuk menyadari bahwa Dia tidak dapat setia dan mengasihi Tuhan hanya dengan mengandalkan kekuatan kodrat dirinya.

Selain bertanya, Tuhan juga meresponi sebanyak tiga kali dalam bentuk penugasan “gembalakanlah domba- domba-Ku. Pemulihan dari Tuhan tidak saja mengampuni, tetapi membongkar akar kesalahan, memperbarui, dan memperlengkapi agar orang kembali masuk ke dalam rencana Allah yang sempurna atasnya. Petrus dilayakkan kembali menjadi pemimpin dengan menyadari bahwa ia tidak boleh memimpin mengikuti suara hatinya sebab yang dipimpinnya adalah milik sang Gembala yang baik yang telah mati bagi mereka.

Noda dosa
Tiga puluh delapan tahun lalu, tepatnya pada tanggal 18 Mei 1980, Gunung St. Helens meletus. Peristiwa ini menjadi salah satu bencana alam terbesar pada zaman modern. Puncak gunung itu menyemburkan bebatuan yang hancur setinggi 17 kilometer dan menjadi awan kelabu. Pada saat yang bersamaan, banjir batu, lumpur, dan es melanda lereng gunung itu, menghancurkan semua yang dilaluinya, menutup sungai-sungai, dan menghentikan perahu-perahu.

Selama 38 tahun lalu itu, pemerintah Amerika Serikat menghabiskan dana lebih dari 1 miliar dolar untuk pemulihan Gunung St. Helens dan perbaikan jangka panjang pada wilayah itu. Akan tetapi, berbagai pekerjaan di bidang teknik dan konstruksi yang dilakukan Korps Insinyur Tentara AS sepertinya "tidak terlihat" karena mereka membuat "banjir tidak pernah terjadi lagi, rumah dan lingkungan tidak akan hancur, dan lalu lintas perairan berjalan lancar".

Dalam proses pemulihan ini, kita mendapati, pengampunan dan pemulihan Allah akan bencana yang diakibatkan oleh pemberontakan kita. Sesudah dipulihkan Tuhan, bersikaplah sebagai Petrus yang rendah hati dan mengandalkan kekuatan-Nya. Pemulihan rohani kerap memerlukan waktu lama. Akan tetapi apabila kita mengizinkan Tuhan memulihkan kehidupan kita, Dia akan dapat menghindarkan kita dari kegagalan yang akan terjadi di kemudian hari .

KEKUATAN PEMBERSIH TUHAN DAPAT MENGHILANGKAN
NODA DOSA YANG MEMBANDEL.


#Salam_WOW



Sabda Bina Diri (Hari ke 243) Sabtu, 21 April 2018, Hakim-Hakim 4:2431


PEREMPUAN PERKASA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Perempuan perkasa bak angsa di atas air.
Anggun meski berperang, tegar meski terluka.


Bacaan kita hari ini tentang seorang perempuan perkasa. Siapakah perempuan perkasa itu? Namanya Yael, ia adalah perempuan perkasa yang dipakai Allah untuk mengalahkan musuh dengan mematok Sisera di pelipisnya menggunakan patok kemah dan palu.

Perempuan
Dari bacaan ini kita belajar, sedikitnya lima hal mengenai keperkasaan Yael. 1) Yael berperang dengan siasat. Saat musuh ada di depan mata, Yael memberi musuhnya minum dari sekirbat susu (biasanya orang sehabis minum susu menjadi ngantuk). Ia menyelimuti musuh (dalam cuaca dingin, selimut menolong seseorang dapat tertidur lebih cepat dan lebih nyenyak);

2) Yael berperang dengan diam-diam. Tampaknya Yael ini Cuma diam di kemah, tidak berangkat ke medan peperangan yang sedemikian bising dengan suara pedang, panah, ringkik kuda dan roda kereta. Tetapi walau hanya di sebuah kemah, Yael mampu membunuh panglima Sisera yang sangat ditakuti itu;

3) Yael berperang dengan cara tidak kompromi. Meskipun keluarga Heber, suami dari Yael, berhubungan baik dengan Yabin, raja Kanaan yang adalah bos dari Panglima Sisera ini; 4) Yael berperang dengan cara memiliki kerendahan  hati.  Saat Barak datang, tidak secuil pun Yael menyebutkan bahwa ialah yang berhasil membunuh Sisera; 5) Yael berperang di area pikiran. Cara Yael menang, adalah dengan menyerang pelipis musuh, pelipis adalah tempat dimana ada otak. Pelipis ini tempat pikiran dari si musuh, bisa saja pikiran iblis, pikiran dunia yang jahat, pikiran si ego.


Perkasa

Perempuan-perempuan perkasa adalah pejuang iman. Mereka berjuang hanya dengan apa yang ada. Yael seorang ibu tidak pernah dibekali dengan pengetahuan tentang berperang. Juga tidak dipersenjatai. Namun apa yang ada padanya dimanfaatkannya. Pengertiannya bahwa Sisera adalah musuh Israel, kesempatan berada sangat dekat dengannya dan akalnya yang cerdik, tidak disia-siakan. Tuhan dapat memakai siapa saja yang sedia dipakai-Nya.

Tuhan ingin kita berperang dengan siasat. Apa artinya berperang dengan siasat? Artinya, Tuhan ingin kita selalu meminta petunjuk Tuhan dalam berperang, dan strategi yang Tuhan berikan tidak selalu sama dari waktu ke waktu, dan walaupun menghadapi musuh yang sama, cara-Nya dan strategi-Nya pun tak pernah sama. Mari hadapi para musuh kita itu dengan cara Tuhan, dengan strategi yang dari Tuhan, dengan siasat yang dari Tuhan, jangan berperang dengan cara-cara sendiri, karna sebenarnya Tuhanlah yang berperang ganti kita

Doa adalah senjata peperangan rohani yang kita dapat lakukan secara diam-diam. Membunuh musuh, salah satunya adalah dengan cara doa yang dilakukan diam-diam di kamar doa kita bersama dengan Tuhan. Jangan berkompromi dengan dosa, berkompromi dengan kelemahan, sakit penyakit, kekuatiran, pengaruh dunia yang jahat.

Ada baiknya kita tidak mengambil pujian dari kemenangan atas peperangan. Melainkan segala pujian kita kembalikan kepada Tuhan saja. Kita hanyalah sebagai alat di tangan-Nya, kemenangan adalah pemberian daripada Tuhan saja. Firman Tuhan mengajar kita untuk menentang cara berpikir yang menentang pengenalan akan Tuhan. Itulah sebenarnya, medan peperangan kita adalah di area pikiran.

Mari dihari Kartini ini, sebagai perempuan-Nya Tuhan, kita memerangi tiap musuh dengan hasil lebih dari pemenang.


SELAMAT BERPERANG.


#Salam_WOW








Sabda Bina Diri (Hari ke 242) Jumat, 20 April 2018, Hakim-Hakim 4:11-24


JANGAN REMEHKAN PEREMPUAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Pria diciptakan dengan kekuatan fisik
Perempuan diciptakan dengan kekuatan hati.

Bacaan kita hari ini tentang Debora, satu-satunya hakim perempuan atas orang Israel, telah menyampaikan perintah Tuhan kepada Barak. Dari jawaban Barak terlihat bahwa ia kurang mengandalkan penyertaan Tuhan, merasa lebih mantap bila Debora ikut serta. Nubuat Debora, ternyata kelak digenapi.


Mengandalkan
Penulis kitab Hakim-Hakim memberikan latar belakang tentang orang Keni. Rupanya mereka adalah pandai besi pengembara yang pertama kali dijumpai Musa pada. saat dia tinggal di padang gurun sebelum menjadi pemimpin Eksodus. Heber telah memisahkan diri dari rombongan utama sukunya dan menetap di dekat Kedesy (ay. 11). Setelah Sisera mengetahui gerakan Barak, dia mengumpulkan pasukannya, termasuk sembilan ratus kereta besi, lalu bergerak maju dari Haroset menuju ke Sungai Kison (ay. 12).

Setelah dipastikan oleh Debora bahwa Allah akan mendatangkan kemenangan besar kepada orang Israel, Barak dan sepuluh ribu anggota pasukannya bergerak maju menemui pasukan Kanaan tersebut di lembah (ay. 14). Pasukan Kanaan menjadi panik. Serangan mendadak pasukan Israel dan badai yang menyebabkan Sungai Kison meluap, membuat pasukan Kanaan lari meninggalkan kereta mereka yang dibiarkan terperosok di lembah itu (ay. 15).

Dalam pada itu, Sisera memiliki alasan yang kuat untuk menduga bahwa pasukan Israel sedang mengejarnya. Dia meminta kepada Yael untuk mengatakan kepada pasukan tersebut bahwa dirinya tidak ada di situ. Tindakan Yael yang ramah itu membuat Sisera berpikir bahwa dia bisa mengandalkan perempuan tersebut (ay. 20).


Perempuan
Penyertaan Tuhan memang tak dapat dilihat dengan mata jasmani. Itu dihayati dengan iman. Dengan iman seseorang percaya akan penyertaan Tuhan. Iman yang demikian akan melihat fakta penyertaan Tuhan itu. Karena ragu-ragu, Barak tidak menerima kehormatan sebab Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tangan Yael, isteri Heber.

Sisera yang melarikan diri kalut dan bingung. Seluruh tentaranya tewas oleh mata pedang. Tuhan menyerahkan dia kepada Yael sehingga di kemah Yael ia dapat tidur nyenyak. Untuk sementara seolah ia berhasil luput dari pengejaran. Namun cara Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada umat-Nya di luar perhitungan. Unik dan menakjubkan.
Debora dan istri Heber, dua perempuan yang berani bertindak dalam Tuhan menjadi pahlawan. Jangan sepelekan perempuan. Ternyata perempuan bukan makhluk lemah. Ketidaksetaraan jenis kelamin dalam pandangan kita, disebut masalah gender. Masalah gender harus kita tinggalkan. Memandang remeh perempuan tak baik.

Kebiasaan menilai orang dari jenis kelaminnya adalah tidak benar bila kita memperhitungkan bahwa Tuhan berkuasa membuat mereka melakukan hal besar.


PENAMPAKAN FISIK PEREMPUAN YANG LEMAH
HANYALAH MENANDAKAN KALAU IA
MEMILIKI KEKUATAN DI BIDANG YANG LAIN.


#Salam_WOW








Sabda Bina Diri (Hari ke 247) Rabu, 25 April 2018, 1Yohanes 3:16-18


MENGASIHI ADALAH TANDA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Kasih Tuhan bagi kita adalah motivasi terkuat kasih kita terhadap sesama.

Melalui berbagai macam alasan dan dorongan, Rasul Yohanes hampir tidak pernah menyebutkan kasih suci tanpa berbicara panjang lebar tentang pengamalannya, seperti yang ditulis dalam bacaan kita hari ini.


Bukan lidah tapi perbuatan
Allah yang besar telah memberikan Anak-Nya untuk mati bagi kita (ay. 16). Karenanya, mengapa kita tidak dapat menafsirkan ini sebagai Allah Firman? Inilah kasih Allah sendiri, kasih Dia yang secara pribadi adalah Allah, meskipun bukan Bapa, bahwa Ia mengenakan hidup, supaya Ia dapat menyerahkannya bagi kita! Inilah perendahan diri, keajaiban, dan rahasia kasih ilahi, bahwa Allah berkenan menebus jemaat dengan darah-Nya sendiri! Sudah pasti bahwa kita harus mengasihi mereka yang sudah dikasihi Allah, dan dikasihi seperti itu.

Dalam pada itu, kasih itu haruslah, pada tingkat berikutnya, penyayang, murah hati, dan peka terhadap kebutuhan saudara-saudara (ay. 17). Allah berkenan membiarkan sebagian saudara seiman untuk miskin, supaya orang-orang yang kaya dapat beramal dan mengasihi mereka. Allah yang sama juga berkenan memberikan harta duniawi kepada sebagian saudara seiman, supaya mereka dapat mengamalkan anugerah yang mereka miliki kepada orang-orang kudus yang miskin. Mereka yang memiliki harta duniawi harus lebih lagi mengasihi Allah yang baik, dan saudara-saudara mereka yang baik, dan harus bersedia membagikannya demi mereka.

Rasul Yohanes menginginkan supaya dalam segala hal kasih itu tidak dibuat-buat dan betul-betul bekerja, bila keadaan memungkinkan: Anak-anakkumarilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay. 18). Pujian dan sanjungan tidaklah pantas bagi orang-orang Kristen. Yang pantas adalah ungkapan-ungkapan yang tulus dari perasaan yang kudus, dan pelayanan-pelayanan atau pekerjaan-pekerjaan kasih.

Kasih
Menerima Yesus berarti menerima kasih Allah. Izinkan Dia aktif, mengungkapkan kasih itu dalam perbuatan kita!

Dalam bukunya yang berjudul The Best Is Yet To Be (Yang Terbaik Belum Datang), Henry Durbanville bercerita tentang seorang gadis kecil di London yang mendapat penghargaan dalam suatu pameran bunga. Yang diikutsertakannya adalah bunga yang ditanam di sebuah teko retak, yang selama ini ditaruh di depan jendela loteng rumahnya yang kumuh. Ketika ditanya bagaimana caranya ia merawat bunga seindah itu di lingkungan yang tampaknya tak memungkinkan sehingga bunga itu dapat tumbuh indah, ia berkata bahwa ia selalu memindah-mindahkan posisi bunga itu agar selalu terkena sinar matahari.
Bunga tersebut menjadi indah dan memenangi perlombaan karena tinggal di dalam hangatnya sinar matahari. Ini mengingatkan kita pada perkataan Yesus, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu". Dari sini kita dapat menarik pelajaran bahwa kita harus terus menjaga diri agar tetap berada dalam kehangatan kasih Kristus.

Kita tinggal dalam kasih Kristus tatkala kita menunjukkan kasih kepada sesama. Yesus memperjelas hal ini dengan kata-kata-Nya, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya".

Kita dapat merasakan kehangatan kasih Kristus bila kita menaati perintah-Nya untuk mengasihi dan melayani sesama. Begitulah caranya kita dapat tinggal dalam kehangatan kasih-Nya!



#Salam_WOW

NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya dibawah ini:
Pesan Buku ke 0818 0888 2611
Harga Rp. 65.000,- (+Ongkir)