Jumat, 21 Juli 2017

Sabda Bina Diri - Sabtu, 22 Juli 2017 (Kejadian 27:18-40)



KAU REMEHKAN AKU DIBERKATI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Jangan pernah meremehkan berkat Tuhan. Ingatlah, berkat Tuhan datang kepada mereka yang mencarinya. Karena Tuhan tak pernah sekalipun meremehkanmu, jangan remehkan berkatNYA.

Yakub diberkati Esau terluka.

Bacaan kita memaparkan: Yakub yang jujur bisa dengan mudah membalikkan lidah untuk berkata (ay. 19), Akulah Esau, anak sulungmu. Bagaimana Yakub bisa mendapat keyakinan untuk memandang semua ini berasal dari Allah, dan memakai nama-Nya dalam kecurangan itu (ay. 20): TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku. Ishak awalnya tidak puas, dan bisa saja mengungkapkan penipuan itu seandainya ia mau mempercayai telinganya sendiri. Sebab kalau suara, suara Yakub (ay. 22).  Pada akhirnya Ishak kalah oleh kekuatan kecurangan itu, karena tangannya berbulu (ay. 23), tanpa mempertimbangkan betapa mudahnya membuat tangan seolah-olah berbulu. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub, diberkatinyalah dia, katanya: “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau padang yang diberkati TUHAN,” maksudnya, seperti bau bunga-bunga dan rempah-rempah yang paling harum semerbak. Tampak bahwa Allah telah memberkati dia, dan oleh sebab itu Ishak hendak memberkatinya juga (ay. 26-29)

Esau mempersiapkan makanan yang lezat, seperti yang diperintahkan ayahnya kepada dia, dan kemudian memohon berkat yang atas dorongan ayahnya harus diharapkannya (ay. 31). Ketika ia menyadari bahwa Yakub telah memperoleh berkat itu dengan sembunyi-sembunyi tanpa izin, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam kepedihan hatinya (ay. 34). Tidak ada orang yang merasa kecewa sampai ke lubuk hatinya seperti dia. Ia membuat kemah ayahnya berbunyi nyaring dengan kesedihannya (ay. 38), dengan suara keras menangislah Esau.

Jangan remehkan berkatmu.

Simak ini, akan tiba harinya ketika orang-orang yang sekarang meremehkan berkat-berkat Tuhan, dan menjual hak mereka atas berkat-berkat itu demi sesuatu yang kosong, akan berusaha untuk mencarinya, tetapi itu sia-sia. Orang-orang yang sekarang meminta dan mencari saja tidak mau, sebentar lagi akan mengetok-ngetok, dan berseru, Tuhan, Tuhan. Cerita Esau yang menjual hak kesulungannya, mengajarkan kepada kita bahwa hidup yang diberkati, tidak tergantung pada kehendak atau usaha kita, tetapi kepada kemurahan hati Allah.

Bahwa orang-orang yang memandang rendah hak kesulungan rohani mereka, dan sanggup menjualnya demi sesuap makanan, berarti kehilangan berkat-berkat rohani, dan dengan demikian adil bagi Allah untuk tidak memberikan kepada mereka kebaikan-kebaikan yang tidak mereka pedulikan itu. Orang-orang yang menolak hikmat dan anugerah kesulungan rohani mereka, demi kehormatan, kekayaan, atau kesenangan dunia ini, sudah menghakimi diri mereka sendiri sebagai orang-orang yang tidak layak mendapatkan berkatNYA. Itulah hukuman yang akan mereka terima.

HARGAILAH BERKAT-BERKAT YANG KITA MILIKI. JANGAN FOKUS PADA APA YANG TIDAK KITA MILIKI. KARENA AKAN MEMBUAT KITA TAK PERNAH MERASA CUKUP DALAM HAL APAPUN.

Salam WOW