Rabu, 11 Oktober 2017

Sabda Bina Diri (hari ke 114), Kamis, 12 Oktober, 2Raja-Raja 6:8-23


GAGAH HADAPI PENCOBAAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Dikasihi seseorang memberi kekuatan.
Mengasihi seseorang memberi keberanian.

Taktik Eliza.
Bacaan kita melukiskan Raja negeri Aram sedang berperang melawan Israel (ay. 8). Orang Aram telah menyediakan perangkap (ay. 9). Sementara itu, Raja Israel berhasil melindungi dirinya beberapa kali karena peringatan Elisa (ay. 10). Tuhan memberitahukan kepada Elisa apa yang akan terjadi. Pengetahuan sebelumnya secara gaib yang dimiliki Elisa ini diketahui oleh orang Aram melalui para pengintai mereka. Tetapi, raja Aram yang ingin menghentikan segala perbuatan Elisa menyuruh orang mengejar dan menangkapnya di Dotan (ay. 14).

Dalam pada itu, Kata-kata Elisa: Aku akan mengantarkan kamu kepada orang yang kamu cari (ay. 19-20), menunjukkan bahwa pasukan Aram telah mengajukan pertanyaan, "Di manakah Elisa?" Yang dijawab oleh Elisa dengan mengatakan, "Bukan ini jalannya dan bukan ini kotanya," dengan tujuan untuk mempertahankan Dotan dan menuntun pasukan tersebut ke Samaria di mana Elisa memulihkan kembali kemampuan mereka untuk mengenali dirinya. Elisa ingin mengacaukan serangan-serangan lebih jauh. Raja Israel yang menyadari bahwa situasi itu tidak wajar, tidak memerintahkan hukuman sebagaimana seharusnya (ay. 21). Sesungguhnya, mereka ini adalah tawanan-tawanan perang Tuhan. Tetapi mereka ini bukan tawanan perang yang sesungguhnya. Aram harus tahu bahwa mereka tidak bisa melakukan apa-apa terhadap Israel yang dilindungi oleh Allah (ay. 22). Untuk sesaat Aram tidak lagi berusaha untuk menyerbu ke Israel (ay. 23).

Berani

Model kepemimpinan berkarakter berani Elisa, tergambar jelas ketika negeri Aram menyerang Israel. Sebagai pemimpin ia mampu menguasai dan menggunakan data-informasi yang ia dapatkan untuk menyelamatkan bangsa Israel. Dalam menghadapi risiko ia tidak gentar, karena ia mempunyai keyakinan yang lebih besar dari yang lain, karena ia mampu melihat kuasa Allah yang bekerja walaupun tidak kasat mata (ay. 16-17). Elisa juga mampu mengimplementasikan strategi yang cerdik dan taktis untuk membebaskan Israel dari ancaman Aram tanpa kekerasan yang akan merugikan kedua belah pihak. Di atas semua itu sebagai pemimpin ia merupakan pemimpin yang berdoa dan dilengkapi dengan kuasa yang dari Allah sendiri. Ini rahasia utamanya sebagai seorang pemimpin.

Model kepemimpinan dengan karakter berani yang diterapkan Elisa terbukti efektif untuk mengatasi kesulitan maupun tantangan yang ada. Walaupun paradigma masa sekarang berbeda dengan zaman Elisa, namun model ini masih sangat relevan. Begitupun kita, hendaknya kita sebagai seorang pemimpin harus mempunyai karakter berani. Seorang yang berkarakter pemberani mantap hatinya, tidak takut bahaya dan tidak takut menghadapi kesulitan. Dalam memimpin, memiliki rasa percaya diri dan tidak tanggung-tanggung. Pemimpin berkarakter pemberani tidak gentar dalam mempertahankan kebenaran. Gagah dan tidak takut dalam menghadapi pencobaan.

NILAI SESEORANG DI TENTUKAN DARI KEBERANIANNYA MEMIKUL TANGGUNGJAWAB, MENCINTAI HIDUP DAN PEKERJAANNYA.

#Salam_WOW 

Rp. 55.000,- (+Ongkir)