Rabu, 12 Oktober 2016

ANIES (lagi)

Lagi, teman saya bertanya tentang Anies. Teman saya ini sesama alumni UGM. Ia mempertanyakan kenapa ga mendukung Anies sebagai sesama alumni. Sambil ngopi di mall, ini sepotong percakapan di sepotong sore itu:


Teman (T): “Kenapa sih ente ga dukung Anies? Kita kan sama alumni UGM? Udah gitu, dia santun dan ganteng lagi”.
Saya (S): “Halah, kurang santun dan kurang ganteng apa Sanusi dan Irman Gusman? Sampeyan jangan silau dengan santun dan gantengnya kandidat. Ini Pilkada DKI, emangnye acara ‘Take Me Out”? Lagian, kata istri saya, jauh kemana-mana gantengan saya dari Anies, hahahaha…”

T: “Ane ga becanda nih. Sebagai sesama aktifis kampus, apa ente ga nyesel, alumni UGM ga mimpin Jakarta? Sekarang kan era UGM, itu Presiden kita kan alumni juga”.
S: “Betul, sebagai alumni UGM saya ga akan dukung alumni Trisakti, apalagi alumni Akabri. Saya akan dukung Alumni UGM. Namanya Djarot...!”
T: “Hah…! Djarot alumni UGM”?
S: “Nah, udah saatnya sampeyan perbanyak piknik. Jarot itu lulusan Fisipol UGM th 1991”.


Teman saya terdiam agak lama. Sepertinya kehabisan pertanyaan. Kopi dicangkirnya diteguk, pertanyaan2nya dilanjutkan, ternyata:


T: “Sebagai mantan menteri, Anies sukses disektor yang dia pimpin lho? Apa ga bisa jadi pertimbangan ente”?
S: “Eh bro, pendidikan hanya 1 sektor saja di Pemda DKI. Bisa apa Anies ngurusin APBD yang dijebol maling, kali kotor, penyerobotan tanah Negara, kinerja layanan public yg jeblok, birokrat korup & malas, trotoar amburadul, infrastruktur transportasi coreng moreng, absennya taman kota, perumahan bagi rakyat kecil, dll, dll”?

T: “Iya tapi, kepuasan public atasnya no 2 setelah menteri Susi lho”?
S: “Aduh bro, emangnya Jokowi linglung? Nyopot menteri bagus? Nggak lah. Anies itu ga bisa mimpin. Kinerjanya jeblok di Kemdikbud. Anies menteri gagal, makanya dicopot”.

T: “Salah ente, Anies menakutkan jokowi di tahun 2019, makanya dicopot. Lihat aja kalau dia udah ngomong narasi2 besar yang memotivasi rakyat Indonesia. Tutur katanya menghipnotis rakyat”.
S: “Hahahaha bro…bro, sampeyan udah tertular virus delusinya Anies. Ga ada seujung upilpun, jokowi mikirin Anies akan berlaga di 2019. Kinerja, sekali lagi kinerja yang dilihat Jokowi dari Anies di Kemdikbud. Anies jeblok di Kemdikbud, bro. Lagian, kita mau pilih gubernur atau motivator sih? Cukup Mario Teguh sajalah yang jadi motivator. Oh, apa sampeyan mau mengantikan Mario Teguh dengan Anies? Secara Mario Teguh ga punya DNA motivator”?


Sekelebatan saya lihat teman saya cepat meneguk kopi dari cangkirnya.Ternyata habis.


S: “Tambah kopinya bro”?
T: “Ah, ga usah. Kita pulang aja. Ente bayarin ya? Nyesek ane, Anies disamakan Mario Teguh”.
S: “Ah ok”.

...000...


Udah segitu aja…

Kontestasi Pilkada DKI

ANIES

Ada teman bertanya ke saya,kenal ga sama cagub yang satu ini? Saya jawab saya tahu. Ketika saya jadi salah satu ketua panitia pengarah penerimaan mahasiswa baru UGM, dia ketua panitia pelaksananya.

Soal pencalonannya gimana? Teman saya bertanya lagi.
Ya, kita harus berempatilah. Kan dia dicopot jadi menteri.
Faktanya dia pengangguran. Kalau dia berikhtiar mencari pekerjaan untuk menghidupi anak istrinya, ya kita berempatilah.

Programnya gimana? Ada yang genuine ga? Lagi, teman saya bertanya. Di media, Anies bilangnya akan melanjutkan program Ahok. Dengan kata lain, dia ga punya program. Kalau di Kemdikbud sih, ga ada yang genuine. Kurikulum 2013, nyontek punya M. Nuh. Distribusi KIP, dia gagal. Sertifikasi guru, jadi kontroversial. Rekrut Eselon 1, teman sendiri yang bukan PNS.

Eh, maaf, lupa, ada ding program dia yang genuine waktu jadi menteri.

"Orang tua wajib ngantar anaknya di hari pertama sekolah"