Kamis, 18 Januari 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 160) Rabu, 24 Januari 2018, Yesaya 45:20-25

SUARAMU KUDENGAR
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Tuhan menganugerahkan dua telinga dan satu lidah. 
Hendaknya kita mendengar dua kali lipat lebih banyak dari berbicara.

Allah sejati
Perikop  ini ditulis selama tahun-tahun akhir hidup Yesaya. Allah menyatakan nubuat-nubuat ini supaya memberikan pengharapan dan penghiburan kepada umat-Nya selama mereka tertawan di Babel 150 tahun sesudah zaman Yesaya Secara umum, pasal 45  menekankan pelepasan.

Nas kita hari ini menggambarkan tentang bangsa-bangsa lain itu yang akan bertahan melewati hukuman yang akan menimpa bangsa mereka masing-masing, di sini diajak untuk meninggalkan penyembahan bodoh mereka kepada allah-allah khayalan yang sia-sia, dan beriman kepada Allah esa yang sejati, satu-satunya yang dapat menggenapi nubuat-nubuat yang Dia sampaikan, serta satu-satunya yang dapat menyelamatkan manusia dari dosa dan maut. Semua bangsa tercakup dalam ajakan ini, bahkan bangsa-bangsa yang paling terpencil sekalipun. Mereka akan diselamatkan semata-mata karena memandang dengan iman kepada Tuhan, sebagai satu-satunya Allah dan Juruselamat.


Yang mendengar, yang selamat
Tiada allah lain selain Allah Israel, yang tidak putus-putus memanggil orang-orang untuk berhimpun dan datang kepada-Nya. Bangsa-bangsa yang meletakkan harapannya pada patung kayu dan berdoa kepada allah yang tidak dapat menyelamatkan adalah bangsa yang tidak berpengetahuan (ay. 20). Semua orang yang bangkit terhadap Dia mendapat malu (ay. 24). Pada akhirnya semua orang akan bertekuk lutut di hadapan-Nya dan bersumpah setia dalam segala bahasa sambil berkata: keadilan dan kekuatan hanya ada di dalam Tuhan (ay. 23) Allah mengajak kita kembali kepada-Nya.

Keselamatan bagi bangsa-bangsa adalah rencana indah Allah bagi dunia. Semua orang yang mendengar, berpaling dan mengakui Allah yang benar, ada di dalam Yesus Kristus. Firman Tuhan, selain telah menyatakannya dengan jelas, juga memiliki kekuatan yang pasti. Pada akhir zaman nanti, di hadapan takhta kemuliaan Allah semua makhluk akan mengakui bahwa Allahlah satu-satunya Tuhan dan Penebus. Alangkah sedihnya bila pengakuan itu keluar karena terpaksa padahal belum selamat. Alangkah bahagianya bila Anda termasuk yang mengaku dalam kesukaan keselamatan-Nya.

JADILAH PEMBERITA KEBENARAN.  
SUPAYA BANYAK ORANG BOLEH MENDENGAR DAN DISELAMATKAN.


#Salam_WOW


NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku saya dibawah ini.
Tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS: 0818 0888 2611








Sabda Bina Diri (Hari ke 156) Jumat, 19 Januari 2018, Yohanes 8:30-36

MERDEKA
Oleh: Reinhard Samah Kansil


Hidup itu adalah pilihan, apapun yang kita pilih ya itulah hidup kita. 
Menjadi orang merdeka adalah juga pilihan.


Merasa Unggul 
Nas kita hari ini menggambarkan, betapa lemah lembutnya Tuhan Yesus memandang mereka yang gentar kepada firman-Nya, dan yang bersedia untuk menerimanya. Dia mempunyai sesuatu untuk disampaikan kepada mereka yang mempunyai telinga untuk mendengar, dan Dia tidak akan melewatkan begitu saja orang-orang yang sengaja berdiri di jalan-Nya tanpa berbicara kepada mereka (ay. 30-31).

Dalam pada itu, orang-orang itu tidak tetap di dalam firman-Nya - yang diperlukan bagi pemuridan sejati, dan yang membuka jalan menuju kepada pemahaman yang lebih lengkap tentang kebenaran - hingga mencapai tingkat dimerdekakan oleh firman itu (ay. 32). Orang-orang Yahudi itu tidak senang terhadap kesimpulan bahwa mereka tidak merdeka. Sebagai keturunan Abraham mereka memiliki kedudukan yang lebih unggul dibandingkan bangsa-bangsa lainnya (ay. 33). Mereka adalah anak-anak Raja surgawi.

Tetapi
Belenggu mereka lebih mendalam daripada berbagai hubungan kehidupan yang lahiriah. Dengan berbuat dosa seseorang berada di dalam kedudukan sebagai hamba dosa (ay. 34). Sang Anak (Kristus) tetap tinggal dalam rumah Bapa untuk selamanya (ay. 35).Kebenaran yang memerdekakan itu kini tampak sebagai pribadi. Sang Anak yang adalah kebenaran itu menjadikan manusia merdeka (ay. 36).

Kemerdekaan 
Menghadapi kita hari ini, Yesus melanjutkan pengajaran mengenai "kemerdekaan". Pengajaran ini ditujukan kepada kita yang mengaku anak-anak Tuhan. Ditekankan bahwa kemerdekaan yang di maksud menyangkut kemerdekaan jiwa, kebebasan dari belenggu dosa yang mengikat. Dan, hanya mereka yang sudah merdeka dan beriman kepada Anak Allah, Tuhan Yesus Kristus, yang sungguh-sungguh memperoleh kemerdekaan sejati.

Walaupun secara fisik orang Kristen mengalami penindasan, hambatan, dan lain sebagainya, tidak berarti bahwa secara jiwa pun mereka tertindas; namun secara praktis Kristen memiliki kemerdekaan jiwa yang sejati untuk beribadah dan berhubungan dengan Tuhan secara pribadi.

Kemerdekaan Kristen diperoleh hanya bila seseorang tetap hidup sesuai firman Tuhan dan melakukan kebenaran Allah, walau di tengah penindasan, tekanan dan ancaman.Karenanya, renungkanlah hal ini:” Sudahkah kita berterima kasih untuk kemerdekaan yang Tuhan anugerahkan buat kita, sehingga kita bebas dari dosa; dan kita juga beroleh kemerdekaan untuk melakukan segala hal di dalam kehendak-Nya? 

KEMAMPUAN UNTUK BERTAHAN BUKANLAH SEKADAR KEMAMPUAN UNTUK MENANGGUNG PERKARA YANG SUKAR, NAMUN KEMAMPUAN UNTUK MENGUBAHNYA MENJADI KEMERDEKAAN.


#Salam_WOW


NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku saya dibawah ini.
Ttidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS: 0818 0888 2611