Selasa, 02 Juni 2020

Sabda Bina Diri #726 | Rabu 3 Juni 20 | Reinhard S Kansil, M.Th | HAI MU...

Sabda Bina Diri #726
Rabu, 3 Juni 2020,
Imamat 18:1-5

HAI MUSAFIR KEMANA ARAH LANGKAHMU?
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah TUHAN, Allahmu. (ay. 4)

Banyak di antara kita yang rindu membaca tuntas Alkitab dari Kejadian sampai Wahyu, dalam setahun, misalnya. Setelah terpesona oleh kisah sejarah awal peradaban manusia pada kitab Kejadian dan pembebasan yang dramatis pada kitab Keluaran, kita terhenti di pertengahan Kitab Imamat.

Kita menganggap kitab Imamat hanyalah pegangan teknis beribadah bagi para imam. Padahal tidak. Imamat ini adalah kitab wajib bagi kita para musafir, pegangan hidup bagi kita yang melakukan perjalanan hidup yang telah dilepaskan dari hidup lama kita, dan sedang menuju masa depan yang penuh kemenangan, seperti yang dirancangkan Allah.

Perjalanan hidup yang seperti apa? Kemana arah langkah hidup kita? Simak syair Kidung Jemaat No. 269 ini:

Hai musafir, mau kemana kau arahkan langkahmu?
Kami ikut titah Raja dan berjalan tak lesu:
Lewat gunung dan dataran arah kami ke istana,
Arah kami ke istana kota Raja yang kudus.
Arah kami ke istana kota Raja yang kudus.

Sebagai musafir, kita harus melakukan perjalanan hidup seperti yang diperintahkan Nas kita, ayat empat. "Kamu harus lakukan peraturan-Ku dan harus berpegang pada ketetapan-Ku dengan hidup menurut semuanya itu; Akulah Tuhan, Allahmu."

Ikan Salmon

Alkisah, ada seorang anak muda asal Idaho bernama John Nash yang senang mengamati dan terpesona pada ikan Salmon. John kerap mengamati perjalanan panjang yang melelahkan ikan Salmon untuk pulang ke gundukan pasir di sepanjang Danau Creek.

Beberapa bulan sebelumnya, kawanan ikan salmon itu meninggalkan Samudra Pasifik dan memulai perjalanan melewati Kolombia menuju Sungai Snake, kemudian berenang di sepanjang cabang Sungai Salmon menuju East Fork, lalu mengarungi arus Sungai Secesh menuju Danau Creek. Mereka menempuh jarak lebih dari 1.126 km.

Didorong naluri, ikan-ikan salmon itu berenang menentang arus, melintasi air terjun, dan mengitari dam-dam pembangkit listrik. Meski menghadapi ancaman elang, beruang, dan banyak predator lainnya, mereka berjuang mencapai tempat yang biasa digunakan para leluhur mereka untuk menaruh telur-telur.

Perjalanan  itu mengingatkan pada perjalanan panjang kita sebagai musafir. Kita pun punya naluri untuk pulang persis seperti ikan salmon itu. Kata Calvin, "Sebenarnya dalam pikiran manusia ada naluri alamiah untuk mencari Tuhan."

Arah perjalanan panjang hidup kita untuk tujuan yang jelas, yaitu mengenal dan mengasihi Tuhan. Dia adalah Tuhan Allah kita. Datanglah kepada-Nya hari ini juga dan temukan tujuan hakiki perjalanan panjang hidup kita sebagai musafir.

ARAH LANGKAH PERJALANAN HIDUP KITA ADALAH MENCARI, MENGENAL DAN MENGASIHI TUHAN, JUGA SESAMA

#Salam_Sehat

Note:
Jangan lupa subscribe Channel YouTube ini ya?