Selasa, 20 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 214) Rabu, 21 Maret 2018, Mazmur 77:12-21

PUJILAH TUHAN HAI SEGALA YANG BERNAFAS
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Janganlah gelisah dan gentar hatimu.
Pujilah DIA dengan segala perkataan dan perbuatan
kita yang dipenuhi dengan Roh Kebenaran!

Samudera raya gemetar
Bacaan kita hari ini, menegaskan bahwa pemazmur hendak mengingat apa yang telah diperbuat Tuhan bagi umat-Nya. Pemazmur menyimpulkan bahwa keadaan yang gelap pada saat itu akan berakhir dengan bahagia (ay. 12-13). Bahwa jalan Allah adalah kudus (ay. 14), maka baiklah kita merasa yakin saja bahwa Allah itu kudus dalam segala perbuatan-Nya, bahwa semua perbuatan-Nya itu layak dikerjakan-Nya dan sesuai dengan kemurnian serta kelurusan sifat-Nya yang kekal.

Dibagian lain, pemazmur berseru: “Engkaulah Allah yang melakukan sendiri keajaiban, yang mengatasi kekuatan makhluk mana pun. Engkau telah menyatakan, secara kasat mata, dan tanpa bisa dibantah, kuasa-Mu di antara bangsa-bangsa.” Apa yang telah diperbuat Tuhan bagi jemaat-Nya merupakan penyataan umum akan kemahakuasaan-Nya, sebab dalam hal itu Ia dengan jelas telah menunjukkan lengan-Nya yang kekal.

Kemudian daripada itu, Tuhan menunjukkan kebesaran-Nya dengan membelah Laut Teberau di hadapan mereka. Airmemberi jalan, dan sebuah lorong pun segera terbentuk bagi rombongan itu, seolah-olah mereka melihat Allah sendiri sebagai kepala pasukan Israel, dan mundur karena takut pada-Nya. Bukan hanya permukaan air tetapi juga bahkan samudera raya gemetar (ay. 17), dan melebar ke kanan dan ke kiri, dalam kepatuhan terhadap perintah-Nya.

Pujilah Tuhan hai jiwaku
Suatu hari seorang ayah dan anaknya sedang duduk berbincang-bincang di tepi sungai. Kata ayah kepada anaknya, "Lihatlah anakku, air begitu penting dalam kehidupan ini, tanpa air kita semua akan mati."

Pada saat yang bersamaan, seekor ikan kecil mendengar percakapan itu dari bawah permukaan air. Ia mendadak gelisah. Ikan kecil itu ingin tahu apakah air itu, yang katanya begitu penting dalam kehidupan ini. Ikan kecil itu berenang dari hulu sampai ke hilir sungai sambil bertanya kepada setiap ikan yang ditemuinya, "Hai, tahukah kamu di mana air itu? Aku telah mendengar percakapan manusia bahwa tanpa air kehidupan akan mati."

Ternyata semua ikan tidak mengetahui di mana air itu. Si ikan kecil makin gelisah, ia terus berenang menuju mata air untuk bertemu dengan ikan sepuh yang sudah berpengalaman. Kepada ikan sepuh itu ikan kecil ini menanyakan hal serupa, "Di manakah air?" Jawab ikan sepuh, "Tak usah gelisah anakku, air itu telah mengelilingimu, sehingga kamu bahkan tidak menyadari kehadirannya."

Kita, kadang mengalami situasi seperti si ikan kecil. Mencari kebahagiaan kesana kemari, padahal kita sedang menjalaninya, bahkan kebahagiaan mungkin sedang melingkupi kita sampai-sampai kita tak menyadarinya.

Saat kita menghitung hal-hal buruk, kita hanya akan melihat hal-hal yang buruk di sekeliling kita. Tapi ketika kita menghitung berkat, kita akan melihat berkat-berkatNya itu nyata dan ada di sekeliling kita. Karenanya, atas berkat yang telah kita terima, pujilah Tuhan hai segala yang bernafas. Disini, kini dan selamanya.

SEPERTI RUSA MERINDUKAN SUNGAI BERAIR,
DEMIKIANLAH JIWAKU MERINDUKAN ENGKAU, YA TUHAN.






NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya di atas.
Buku ini tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS 0818 0888 2611

Penerbit 'AMARILIS' yang menerbitkan buku ini.
Tebal buku ini 160 halaman dengan ukuran 20 x 15 cm.
Harga buku Rp. 55.000 (+Ongkir).

Sabda Bina Diri (Hari ke 221) Rabu, 28 Maret 2018, Markus 14:10-11


RANCANGAN KEJAHATAN BERUJUNG PENGKHIANATAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil


Berbuat salah itu manusiawi.
Berbuat pura-pura itu khianat.


Sebuah pengkhianatan
Saat ini kita memasuki hari-hari jelang kematian-Nya. Bacaan kita hari ini hanya dua ayat, dimana mengisahkan tentang kesepakatan yang dibuat Yudas dengan imam-imam kepala untuk menyerahkan DIA.

 Yudas, yang menjadi musuh dalam selimut bagi-Nya, bersepakat dengan para imam untuk menyerahkan Yesus (ay. 10-11). Ia disebut sebagai salah satu dari dua belas murid Kristus, yang akrab dengan-Nya dan dilatih untuk melayani kerajaan sorga. Lalu pergilah ia kepada imam-imam kepala dengan maksud menawarkan jasanya untuk menyerahkan Yesus.

Apa yang diusulkan Judas adalah untuk mengkhianati Kristus kepada para imam dengan memberi tahu mereka kapan dan di mana mereka dapat menemukan dan menangkap Yesus tanpa menimbulkan keributan di antara rakyat. Hal itu mereka takutkan akan terjadi jika mereka menangkap Yesus saat Yesus tampil di depan umum, di tengah-tengah para pengikut-Nya.

Yang Yudas rencanakan bagi dirinya sendiri adalah menerima sejumlah uang melalui penawaran ini. Ia mendapatkan apa yang ia inginkan, ketika mereka berjanji akan memberikan uang kepadanya.

Tiga puluh keping perak
Sama seperti Yudas yang dituntun Iblis untuk menuntun para imam, yang berencana menangkap Yesus, di kekinianpun kita melakukan hal yang sama. Roh iblis yang bekerja di dalam diri pelayan Tuhan yang tidak patuh, tahu bagaimana caranya untuk membawa para pelayan Tuhan tersebut untuk saling membantu di dalam merancang kejahatan, dan kemudian mengeraskan hati mereka terhadap kejahatan itu dengan impian bahwa Tuhan menyertai mereka.

Bila dasar pengakuan iman seseorang bersifat material dan hanya untuk “30 keping perak” saja , maka di kemudian hari ketika arah angin berubah, ketika engkau telah pensiun menjadi hamba Tuhan, misalnya, maka dasar yang sama ini akan menjadi akar pahit bagi terciptanya moral yang rendah dan penyangkalan iman.

Betapa jahatnya tipu muslihat yang ada dalam diri orang yang mengejar-ngejar keinginan dosa mereka supaya rancangan kejahatan mereka itu bisa terwujud dengan pengkhianatan. Tetapi ketahuilah, pada akhirnya, pengkhianatan dan rancangan kejahatan ini juga yang akan menghancurkan engkau nantinya.


DAMPAK PERILAKUMU TAK SEMANIS YANG ENGKAU BAYANGKAN.
BERHENTILAH MERANCANG KEJAHATAN!
BERHENTILAH BERKHIANAT!

#Salam_WOW




NOTE:

Renungan ini bersumber dari buku karangan saya di atas.
Buku ini tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS 0818 0888 2611

Penerbit 'AMARILIS' yang menerbitkan buku ini.
Tebal buku ini 268 halaman dengan ukuran 20 x 15 cm.
Harga buku Rp. 65.000 (+Ongkir).