Jumat, 08 September 2017

SABDA BINA DIRI ( 83) - Sabtu, 9 September, Hakim-Hakim 16:23-31

HUMORIS NAN CERMAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Pemenang tidak pernah Takut. Penakut tidak pernah menang.

Simson.yang humoris.

Bacaan kita adalah bagian akhir dari episode seorang Hakim bernama Simson. Dimulai dari Pasal 13 berakhir pada pasal 16 ayat 31, persis pada Nas ini. Ayat 25 tertulis: “Panggillah Simson untuk melawak bagi kita”. Ketika orang-orang Filistin sedang berpesta pora, Simson sedang mengilang di kilangan penjara. Tetapi, di tengah-tengah keriangan mereka, para raja kota tersebut meminta agar Simson dibawa ke kuil itu untuk menghibur mereka. Terlepas dari niat ingin mempermalukan, tak mungkin mereka memanggil Simson untuk menghibur mereka, kalau Simson tidak memiliki sisi jenaka dalm hidupnya.

Seorang Pelayan hendaknya memiiki rasa humor. Seorang Pelayan harus bisa memecahkan suasana kebuntuan dalam pelayanan, dengan jenaka. Dalam suasana yang menemui jalan buntu, seorang Pelayan dapat menciptakan kegembiraan melalui sikap jenaka. Seorang Pelayan dituntut untuk mencairkan keadaan yang panas dengan gurauan dan kelakar yang lucu. Dengan kata lain, dituntut dari seorang Pelayan sebuah cara pemecahan masalah melalui kegembiraan dan suasana sukacita akibat gurauan dan kejenakaannya.

Simson.yang cermat.

Pada bagian lain bacaan kita, tertulis, Kemudian Simson merangkul kedua tiang yang paling tengah, penyangga rumah itu, lalu bertopang kepada tiang yang satu dengan tangan kanannya dan kepada tiang yang lain dengan tangan kirinya (ay. 29). Lalu membungkuklah ia sekuat-kuatnya, maka rubuhlah rumah itu menimpa raja-raja kota itu dan seluruh orang banyak yang ada di dalamnya. Yang mati dibunuhnya pada waktu matinya itu lebih banyak dari pada yang dibunuhnya pada waktu hidupnya (ay. 30).

Dalam keadaan mata buta, dituntun oleh seorang anak, Simson berhasil membunuh lawan-lawannya, dengan sekali tarikan kedua tangannya, robohlah bangunan besar Kuil itu. Bangunan itu tidak akan roboh kalau Simson tidak cermat menghitung kekuatan diri dan kekuatan kuil tersebut, serta bagian utama tiang penyangga Kuil. Simson Menunjukkan kecermatannya, menghitung kekuatan dirinya, menghitung berat bangunan yang disanggah tiang dan menghitung pula dengan cermat langkah kaki dan jangkauan tangannya.

Karakter Cermat wajib dimiliki seorang pelayan. Seperti Simson, perilaku seorang pelayan selayaknya mencerminkan karakter yang cermat. Seorang pelayan memberikan perhatian yang penuh minat dalam pelayanannya..Seksama dan teliti dalam segala hal. Mengamati dan memperhatikan jemaatnya dengan sungguh-sungguh. Dan, ini satu hal yang penting juga menurut saya: Berhemat dalam pengeluaran uang.

UANG ADALAH HAMBA YANG BAIK,
NAMUN IA ADALAH TUAN YANG BURUK.

#Salam_WOW