Sabtu, 27 Juni 2015

5 Cara Membuka KHOTBAH Dengan Baik dan Menarik Perhatian JEMAAT


Reinhard Samah Kansil, M.Th 
0818 0888 2611



1. Membuka KHOTBAH Dengan Menyampaikan Maksud dan Tujuan
Cara paling mudah dan dapat Anda terapkan untuk berbagai situasi adalah membuka KHOTBAH dengan menyampaikan maksud dan tujuan. Dengan cara ini, jemaat akan mengerti apa yang akan mereka dapatkan dari KHOTBAH Anda. Anda juga bisa menetapkan harapan (ekspektasi) jemaat tentang berapa lama KHOTBAH akan berlangsung dan apa saja yang akan dibahas.

CONTOH:
“Bapak dan Ibu yang  TUHAN KASIHI, selamat malam. Saya sangat senang hari ini mendapatkan kesempatan untuk ber KHOTBAH di hadapan Bapak/Ibu sekalian.

Dalam waktu tiga puluh menit ke depan, saya akan mengajak merenung kepada Bapak dan Ibu tema kita malam ini tentang ‘BERDOA’.

Di akhir KHOTBAH nanti, Bapak dan Ibu akan bisa memahami, menghayati dan dapat melakukan apa yang NEHEMIA  maksudkan dengan ‘BERDOA’.

Sampaikan apa yang akan Anda bahas, berapa lama waktu yang dibutuhkan, dan apa renungan yang bisa diambil JEMAAT setelah KHOTBAH selesai.

2. Membuka KHOTBAH Dengan Sebuah Pertanyaan
Apa yang akan Anda lakukan ketika seseorang mengajukan sebuah pertanyaan?
Secara otomatis Anda akan berusaha menjawabnya. Demikian pula ketika Anda mengajukan pertanyaan ketika membuka sebuah KHOTBAH. Jemaat akan berusaha berpikir dan mencari jawabannya meskipun mereka tidak menjawab langsung pertanyaan Anda.
Menggunakan pertanyaan akan mengajak jemaat fokus pada tema yang sedang dibahas dan membuat mereka memusatkan perhatian untuk menemukan jawabannya.
Ketika berkhotbah di Gereja, saya mendapati bacaannya adalah tentang Rut dan mertuanya Naomi. kebetulan hari itu adalah Hari Ulang Tahun Persekutuan Kaum Perempuan (PKP/kaum Ibu):
“Saya ingin mengajukan pertanyaan kepada Anda. Siapa wanita yang paling berbahagia didalam Alkitab?”
Pertanyaan sederhana ini cukup ampuh untuk mengajak jemaat berpikir sejenak dan berkonsentrasi untuk mencari jawaban. Jawabannya adalah Hawa. Karena Hawa tidak punya Mertua.

3. Membuka KHOTBAH Dengan Cerita
Banyak pengkhotbah kelas dunia membuka KHOTBAH dengan cerita atau kisah. Mengapa cerita?
Cerita mudah diingat. Kita semua senang mendengarkan cerita. Masih ingat cerita masa kecil yang dikisahkan oleh kakek, nenek, ayah atau ibu Anda dulu? Saya yakin Anda masih mengingatnya sampai sekarang. Membuka KHOTBAH dengan sebuah cerita atau kisah akan mengajak JEMAAT membayangkan kisah tersebut. Secara mental mereka mulai terhubung dengan Anda sebagai PengKHOTBAH dan siap untuk mendengarkan KHOTBAH Anda dengan lengkap.Misalkan Anda ingin menyampaikan KHOTBAH tentang bahaya menyetir sambil menggunakan ponsel.
“Saya memiliki seorang tetangga yang sangat baik dan ramah. Dia disukai oleh semua warga di kompleks kami. Dia juga dikenal sebagai orang yang suka membantu orang lain. Tidak hanya itu, dia juga selalu taat pada aturan.
Suatu hari, tetangga saya ini terburu-buru berangkat ke kantor di pagi hari. Ada rapat penting yang harus dia hadiri sementara dia terlambat bangun karena semalaman kurang tidur mempersiapkan rapat penting tersebut. Di tengah-tengah ketergesaan tersebut, tetangga yang baik ini menghidupkan mesin mobil sambil mengirim pesan SMS ke atasannya bahwa dia mungkin datang sedikit terlambat.
Karena terburu-buru dan tidak konsentrasi, dia menginjak pedal gas tanpa menyadari seorang anak kecil bersepeda tepat di depan mobilnya. Ketika dia menyadari hal tersebut, semuanya sudah terlambat. Dia menabrak anak kecil tersebut. Nyawa sang anak tak tertolong. Dan anak tersebut adalah anak kandungnya sendiri.
Betapa perih hati tetangga saya tersebut. Dia begitu menyesal karena kecerobohannya telah membawa petaka buat buah hatinya sendiri. Hari ini, saya ingin mengetuk hati Anda semua bagaimana kita berkendara dengan baik dan penuh konsentrasi agar tidak mengulang kejadian tragis yang dialami tetangga saya tersebut.”
Sebuah cerita yang relevan mampu menggugah emosi jemaat. Mengajak mereka merenung dan menghayati cerita sebelum mendengarkan KHOTBAH Anda. Coba pikirkan sebuah cerita yang relevan dengan KHOTBAH Anda. Tidak harus cerita yang benar-benar terjadi. Anda juga bisa menggunakan cerita rekaan sebagai ilustrasi. Selama cerita tersebut disampaikan dengan penuh penghayatan, secara emosional jemaat akan ikut dalam cerita Anda. Memang butuh persiapan lebih dan keterampilan menyampaikan cerita dengan baik agar pembukaan Anda berkesan. Namun jika Anda bisa melakukannya, Anda tidak hanya menggugah aspek logika jemaat, melainkan pula aspek emosional mereka.

4. Membuka KHOTBAH Dengan Data atau Fakta
Jika KHOTBAH Anda memiliki data dan fakta yang menarik, Anda bisa menggunakan informasi tersebut untuk membuka KHOTBAH. Data bisa mengajak orang untuk berpikir. Tidak hanya itu, data dan fakta mampu menciptakan efek dramatis tanpa harus didramatisir.
Misalkan Anda menyampaikan sebuah KHOTBAH Yesus menampakkan diri kepada dua Murid di Emaus, maka Anda bisa membuka KHOTBAH menggunakan data sebagai berikut:
“Tahukah Bapak/Ibu sekalian, Jarak antara Emaus ke Yerusalem adalah 7 mil atau 11 Kilometer atau 2 Jam berjalan kaki? Ketika Kleopas (Paman dari Yesus/saudara lelaki Yusuf ayah Yesus) berjalan dari Emaus menuju Yerusalem, dia tidak mengenal Yesus dan kemudian bergegas menemui sebelas murid yang lain di Yerusalem menceritakan pengalamannya berjumpa dengan Yesus? Sementara Yesus juga telah menampakkan diri kepada sebelas Murid tersebut pada tempat dan waktu yang sama?”
Menggunakan data yang relevan akan membuat jemaat tersentak. Apalagi jika data tersebut belum pernah mereka dengar sebelumnya dan mengungkap fakta yang dramatis.

5. Membuka KHOTBAH Dengan Kutipan atau Pernyataan

Anda juga bisa membuka KHOTBAH dengan mengutip perkataan tokoh terkenal.
Pembukaan seperti ini akan menarik jika kutipan yang dipilih relevan dengan tema KHOTBAH Anda. Namun, jangan memaksakan menggunakan kutipan jika tidak relevan dengan materi KHOTBAH Anda.

Selain mengutip perkataan tokoh lain, Anda juga dapat menggunakan pernyataan pribadi untuk membuka sebuah KHOTBAH. Jika Anda memiliki pandangan yang kuat terhadap suatu hal, mengapa tidak menggunakannya untuk pembukaan?





Salam ‘WOW"
Drs. Reinhard Samah Kansil, M.Th
Founder & Master Trainer Next Level Training

pt. Amarilis Kriya Cipta
Jl. Madrasah Raya No 5d, Cilandak Timur, Pasar Minggu,
JakSel Tel/Fax: (021) 7883 8721
email: traininginteraktif@ymail.com,
Hotline: 0819 3255 1765