Sabtu, 17 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 211) Minggu, 18 Maret 2018, Mazmur 66:1-7



MENGHIBUR BERMANFAAT BERKUASA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th
Karena kuasa-nya yang besar,
Tuhan sangat layak menerima pujian syukur kita.
Bernyanyi dengan gembira
Bacaan kita hari ini menegaskan sang pemazmur yang berseru kepada semua orang untuk memuji Allah, kepada seluruh negeri, seluruh bumi, seluruh penduduk dunia yang mempunyai kemampuan untuk memuji Allah (ay. 1). Umatnya diminta untuk bernyanyi dengan gembira, dan memazmurkan kemuliaan nama-Nya, demi membangun orang lain. Kemuliaan ini adalah kemuliaan segala hal yang dipakai-Nya untuk menyatakan diri-Nya. Apa yang mendatangkan kehormatan bagi nama Allah haruslah menjadi pokok pujian kita (ay. 2).
Sementara itu, pada ayat 3, Pemazmur kembali berseru: “Katakanlah kepada Allah, betapa dahsyatnya segala pekerjaan-Mu! Pekerjaan-pekerjaan Allah itu memang ajaib, dan merupakan pekerjaan yang, apabila dipandang dengan benar, sudah sewajarnya membuat kita terkagum-kagum. Allah itu dahsyat dalam pekerjaan-pekerjaan-Nya, melalui kebesaran kuasa-Nya yang sedemikian rupa, dan bersinar dengan begitu terang, begitu kuat, dalam semua perbuatan-Nya, sehingga tepatlah untuk mengatakan bahwa tidak ada pekerjaan lain seperti apa yang dikerjakan-Nya.
Pekerjaan-pekerjaan-Nya itu menghibur dan bermanfaat bagi umat-Nya. Ketika Israel keluar dari Mesir, Ia mengubah laut menjadi tanah kering di hadapan mereka, yang mendorong mereka untuk mengikuti bimbingan Allah melalui padang gurun. Dan, ketika mereka hendak memasuki tanah Kanaan, untuk mendorong semangat mereka dalam berperang, air sungai Yordan terbelah di hadapan mereka, dan mereka berjalan kaki menyeberangi sungai (ay. 6). Pekerjaan-pekerjaan-Nya itu berkuasa atas semua. Allah dengan pekerjaan-pekerjaan-Nya mempertahankan kekuasaan-Nya di dunia. Dia memerintah dengan perkasa untuk selama-lamanya, dan mata-Nya mengawasi bangsa-bangsa (ay. 7).
Pujian syukur
Hari-hari belakangan ini, pekerjaan dan pelayanan kita seakan menjadi rutinitas yang hambar. Bagaimana mau memuji Tuhan kalau segalanya terasa sumpek. Bahkan Pelayanan, kesaksian dan persekutuan kita penuh dengan intrik, cobaan, kepura-puraan dan manipulasi. Seakan berjalan dalam gelap.
Saya teringat pada burung Bulbul. Burung ini mengherankan saya. Burung ini terus bernyanyi setelah matahari terbenam. Sementara burung-burung lain satu per satu mulai terdiam, irama kicauan burung Bulbul masih saja terdengar. Kegelapan tidak meredam nyanyiannya. Burung Bulbul bernyanyi di waktu malam karena Tuhan telah merancangnya sedemikian rupa.
Cerita nyanyian tengah malam dalam kegelapan yang dikumandangkan oleh burung Bulbul ini, mengingatkan saya pada para pelayan Tuhan yang tidak mendapatkan gaji. Mereka tetap memuji Tuhan walau sering dituding tak becus dalam pelayanannya. Mereka tetap memuji Tuhan walau ‘dibully’ oleh Pelayan Tuhan lain, yang justru mendapat gaji. Para pelayan Tuhan yang tak mendapat gaji tetap memuji Tuhan dalam gelap, karena mereka sedang melakukan apa yang dikehendaki Tuhan.
Apabila kita berjalan bersama Tuhan, kita akan dapat memuji-Nya walau di tengah-tengah permasalahan sekalipun. Kita tidak akan dilemahkan oleh keadaan di sekitar kita. Kita akan mengalami sukacita dalam melakukan apa yang dikehendaki Tuhan. Dan sukacita kita yang terbesar adalah mengenal Tuhan dan menyanyikan pujian syukur tentang-Nya. Bahkan dalam gelap sekalipun.
Perhatikan sekeliling kita. Perhatikan bagaimana kuasa Tuhan sangat besar berpengaruh dalam hidup kita. Lihatlah tangan Tuhan menopang kehidupan kita. Pekerjaan besar Tuhan atas hidup kita sudah dilakukan. Pekerjaan kita untuk memuji-Nya, baru dimulai.
PUJILAH TUHAN DALAM SETIAP HELA NAFASMU.
MAKA PEKERJAAN PEKERJAAN BESAR TUHAN ATASMU
AKAN MENGHIBUR, BERMANFAAT DAN BERKUASA PADAMU.




NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya di atas.
Buku ini tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS 0818 0888 2611

Penerbit 'AMARILIS' yang menerbitkan buku ini.
Tebal buku ini 160 halaman dengan ukuran 20 x 15 cm.
Harga buku Rp. 65.000 (+Ongkir).