Selasa, 08 Mei 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 265) Minggu, 13 Mei 2018, Roma 5:1-5





MEGAH DALAM SENGSARA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Kita bermegah dalam kesengsaraan kita,
karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan.

Rasul Paulus menjelaskan maksudnya dengan baik dan membuktikan sepenuhnya pembenaran oleh iman. Dalam pembacaan kita hari ini ia memberikan penjelasan, penggambaran, dan penerapan kebenaran itu. Rasul Paulus menunjukkan buah-buah dari pembenaran itu.

Pengharapan
Dosalah yang menimbulkan permusuhan antara kita dengan Allah. Dosa tidak saja menciptakan keterasingan, tetapi juga perseteruan. Allah yang kudus dan benar tidak mungkin dapat berdamai dengan seorang berdosa sementara orang itu terus berada di bawah kesalahan dosa. Pembenaran melenyapkan kesalahan itu dan dengan demikian membuat jalan bagi pendamaian (ay. 1). Kita beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia ini, dan di dalam kasih karunia ini kita berdiri (ay. 2). Ini adalah hak istimewa kita selanjutnya. Kita tidak saja memperoleh damai sejahtera, tetapi juga mendapat kasih karunia, yaitu kemurahan Tuhan.

Dapat saja orang berpikir bahwa damai sejahtera seperti itu, kasih karunia seperti itu, kemuliaan seperti itu, dan sukacita dalam pengharapan akan kemuliaan seperti itu, terlalu muluk untuk diterima oleh makhluk-makhluk malang seperti kita yang tidak layak ini. Namun, bukan hanya itu saja, malah ada lebih banyak hal lagi dari kebahagiaan yang bisa kita dapatkan, yaitu kita malah bermegah juga dalam kesengsaraan kita (ay. 3). Khususnya kesengsaraan karena kebenaran. Memang tampaknya kesengsaraan itu merupakan penghalang utama bagi kebahagiaan orang-orang kudus, namun sesungguhnya kebahagiaan mereka tidak saja terdiri dari kesengsaraan itu, tetapi juga berasal dari situ.   

Dalam pada itu, ketekunan menimbulkan tahan uji (ay. 4). Orang-orang yang memiliki ketekunan di dalam kesengsaraan akan mengalami penghiburan ilahi yang sangat. Tahan uji menimbulkan pengharapan (ay. 5)Oleh karena itu orang yang diuji akan muncul seperti emas, sehingga mereka akan didorong untuk berharap. Tahan uji ini atau pujian yang diberikan, bukan hanya menjadi dasar tetapi juga menjadi bukti dari pengharapan kita. Tahan uji yang berasal dari Allah menjadi penyangga dari pengharapan kita. Ia yang telah melepaskan akan sanggup dan mau menolong. Tahan uji yang berasal dari diri kita sendiri akan membantu membuktikan kesungguhan hati kita.

Tekun
Pada tahun 1953, sebuah perusahaan yang belum berpengalaman, Rocket Chemical Company, dengan tiga pekerjanya mulai membuat bahan pelarut dan minyak pelumas pencegah karat yang bisa digunakan dalam industri pesawat luar angkasa. Dibutuhkan 40 kali percobaan untuk menyempurnakan ramuannya. Ramuan rahasia yang asli untuk WD-40—singkatan dari Water Displacement, 40th attempt—masih digunakan sampai sekarang. Sungguh suatu ketekunan yang mengagumkan!

Seorang pemuda kristiani menemui seorang jemaat yang lebih tua dan bertanya, "Bersediakah Anda berdoa supaya saya lebih sabar?" Lalu mereka pun berlutut bersama, dan pria itu mulai berdoa, "Tuhan, kirimkan kesulitan kepada anak muda ini di pagi hari; kirimkan padanya kesulitan di siang hari; kirimkan padanya ...." Sampai di sini, pemuda itu memotong, "Bukan, bukan kesulitan! Saya meminta kesabaran." "Saya tahu," jawab orang tua bijaksana itu, "tetapi melalui kesulitanlah kita belajar untuk bersabar."

Kata ketekunan dalam bacaan Kitab Suci hari ini dapat berarti kemampuan untuk tetap tegar di dalam tekanan kesulitan tanpa menyerah. Hanya orang percaya yang telah menghadapi penderitaanlah yang mampu membangun ketegaran. Dan pada akhirnya juga membangun karakternya.

Ketika Rasul Paulus mengajar jemaat di Roma bahwa "kesengsaraan itu menimbulkan ketekunan", ia berbicara berdasarkan pengalaman pribadinya. Ia telah menderita karena dipukul, dicambuk, dirajam, karam kapal, dan penganiayaan. Namun, ia tetap tegar dalam imannya dan tidak mundur dari tanggung jawabnya untuk mengabarkan Injil.

Jika saat ini saudara sedang menghadapi ujian berat, muliakanlah Tuhan! Di bawah kendali-Nya yang penuh hikmat, maka segala sesuatu yang terjadi pada kita, entah menyenangkan atau menyakitkan, dirancang untuk membangun karakter yang serupa dengan Kristus. Oleh sebab itu, kita dapat bermegah dalam penderitaan.

 PENDERITAAN CENDERUNG MENGHASILKAN KARAKTER HEBAT!

#Salam_WOW



NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya diatas, berisi 260 halaman.
Pemesanan dapat melalui No. 0818 0888 2611

Harga 65.000,- (+ Ongkir)