Kamis, 22 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 216) Jumat, 23 Maret 2018, Mazmur 136:7-13

KASIH SETIA-NYA BERLANGSUNG SELAMA-LAMANYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Menyanyilah selagi bisa.
Menyanyilah selagi masih bernafas.
Menyanyilah selama-lamanya.


Khas berulang
Dari tujuh ayat bacaan kita hari ini ada sesuatu yang khas. Setengah bagian terakhir dari setiap ayat selalu diulang di sepanjang mazmur ini, yaitu, “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.” Walau demikian, pengulangan itu bukannya nir makna. Bagian yang diulang tersebut merupakan inti, dan pengulangannya menambah keindahan mazmur ini dan membuatnya semakin hidup dan menggugah hati.

Ada sedikitnya tiga hal yang kita garis bawahi dari bacaan kita ini: 1) Bahwa kasih setia Allah terhadap umat-Nya selalu diulang-ulang, terus berlangsung dari awal sampai akhir, selalu maju dan berlanjut tanpa batas;

2) Bahwa di dalam setiap kebaikan, kita harus mengamati kasih setia Allah. Begitu pula ketika kita menerima kebaikan itu, kita harus mengamati kasih setia Allah dan menyadari bahwa kasih setia-Nya itu selalu ada dan tidak berubah untuk selama-lamanya, melainkan selalu tetap sama.

3) Bahwa keberlangsungan kasih setia Allah untuk selama-lamanya itu adalah kehormatan-Nya sendiri dan atas kasih setia-Nya itulah Ia memuliakan diri-Nya. Itulah juga yang menjadi penghiburan para orang kudus, dan atasnyalah mereka bersuka.


Gemar bernyanyi
Hati kita haruslah dipenuhi oleh kasih setia itu dan tergerak olehnya, sehingga ketika kita mengulang-ulang kalimat itu akan menggugah hati kita dan bukannya membuat kita muak. Sebab kasih setia itu akan menjadi dasar pujian kita untuk selama-lamanya.

Kalimat yang indah ini, yaitu “bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia Allah”, ditinggikan di atas segala kebenaran lain mengenai Tuhan, bukan hanya karena pengulangannya saja, tetapi juga karena tanda-tanda penerimaan ilahi yang menunjukkan perkenan Tuhan akan nyanyian itu. Hal itu haruslah membuat kita gemar menyanyikan, “Kasih setia-Nya masih tetap berlangsung, untuk selama-lamanya.” Kita harus memuji Tuhan.

SEMOGA MULUTKU BERNYANYI DAN MEMUJI ENGKAU,
DAN BIBIRKU BERSORAK BERMADAH KEPADA-MU.

#Salam_WOW





NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya di atas.
Buku ini tidak dijual bebas. Sila pesan via WA/SMS 0818 0888 2611

Penerbit 'AMARILIS' yang menerbitkan buku ini.
Tebal buku ini 160 halaman dengan ukuran 20 x 15 cm.
Harga buku Rp. 55.000 (+Ongkir).