Selasa, 27 Juni 2017

Sabda Bina Diri - Senin, 26 Juni 2017

(Kisah Para Rasul 5:1-11)

BERCABANG HATI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Sama seperti bulan, ada sisi gelap dalam kehidupan kita yang orang lain tidak dapat melihatnya. Tapi Tuhan dapat.

Tuhan melihat gelapnya hati Ananias dan Safira.

Ananias dan Safira adalah sepasang suami istri yang cemburu akan penghargaan yang diterima Barnabas. Mereka menjual tanah dan menyumbangkan hasilnya untuk orang miskin. Tetapi mereka bersekongkol untuk berpura-pura telah memberikan semua hasil penjualan tanah itu, padahal menyimpan sebagian dari hasil penjualan. Akibat tipuan itu mereka berdua ditimpa kematian mendadak. Kejadian ini menakutkan seluruh jemaat dan semua orang yang mendengar kejadian itu (ay. 11).

Hati mereka bercabang, oleh sebab itu mereka harus menanggung akibat kesalahannya. Mereka bercabang hati. Jika mereka sepenuhnya orang yang duniawi, mereka tidak akan menjual tanah mereka. Dan, jika mereka sepenuhnya orang Kristen, mereka tidak akan menahan sebagian uang hasil penjualan (ay. 2).

Dusta dan tamak dimurnikan oleh nurani dan disiplin.

Empat  pelajaran utama. Pertama, Ananias dan Safira tidak berdosa kepada para rasul, tetapi kepada Allah. Allah membenci kemunafikan. Dosa yang menghancurkan dan meracuni persekutuan Kristen ini diungkapkan agar gereja menjauhkan kemunafikan. Kedua, bahwa mereka tamak terhadap kekayaan dunia, dan tidak percaya pada Allah dan pemeliharaan-Nya. Ketiga, Ananias dan Safira telah gagal menjaga kesucian hati nuraninya. Kesucian hati nurani sangat penting bagi kelangsungan hidup umat tebusan-Nya. Keempat, pentingnya menegakkan disiplin gereja. Gereja harus waspada terhadap pelanggaran yang dilakukan jemaat, sebab hal-hal itu bisa menjadi senjata Iblis untuk menghancurkan persekutuan Kristen.

Jangan berdusta, jangan tamak, jaga kesucian nurani dan tegakkan disiplin Gereja. 
Itu yang Tuhan minta kita lakukan.

Bagaimana menurut saudara…?


Sabda Bina Diri - Selasa, 27 Juni 2017

(Kisah Para Rasul 5:17-25)

KEMENANGAN SEJATI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Semakin sulit memperolehnya, semakin besar kemenangannya. Semakin tebal tembok penjara. Semakin kuat jeruji penjara. Semakin ketat gembok pintu penjara. semakin besar kemenangan Para Rasul. Mereka bebas dari penjara. Mereka menang.

Gereja perdana mengalaminya.

Saat itu banyak pemimpin Yahudi yang iri dengan keberhasilan gereja perdana, terutama dalam hal memenangkan jiwa bagi Tuhan. Salah satunya adalah kelompok Saduki yang dipelopori Imam Besar (ay. 17). Mereka melakukan tindak kekerasan dengan menangkapi para rasul. Adakah tekanan yang begitu hebat, membuat gereja perdana dan para rasul bungkam? Tidak! Mereka tetap berani dan lantang di muka umum memberitakan Injil. Mengapa demikian? Pertama, karena Tuhan sendiri yang membebaskan mereka melalui malaikat-Nya. Tangan Tuhan menyertai mereka sehingga para musuh tidak berdaya. Kedua, Tuhan juga, melalui malaikat pembebas, memerintahkan mereka agar tetap setia memberitakan Kristus, kepada orang banyak (ay. 20).

Bagaimana seharusnya Gereja bersikap?

Adalah fakta di negara kita bahwa jumlah gereja yang dibakar, dirusak, dan ditutup paksa terus bertambah setiap tahunnya. Izin mendirikan tempat ibadah juga semakin sulit. Apakah hal-hal tersebut menjadi alasan bagi gereja untuk mengambil sikap diam dan menyerah? Atau sebaliknya, maju terus memberitakan Injil karena itulah panggilan Tuhan pada gereja.

Banyak kesaksian dari anak-anak Tuhan pada masa lampau maupun masa kini yang mengisahkan bagaimana penyertaan Tuhan telah membuat mereka kuat dan berani untuk tetap mengabarkan Injil walau didera penderitaan. Tidak selalu penyertaan itu berupa mukjizat kelepasan dari tangan musuh. Kadang, anak-anak Tuhan diizinkan menghadapi penderitaan dan bahkan kematian.

Penyertaan Tuhan membuat kita sanggup menderita dan berani menghadapi maut. Yang jelas Tuhan menjanjikan mahkota kemuliaan bagi kita yang tetap setia dan tidak kendur mewartakan Kristus, Firman Hidup itu, untuk semua orang.

Kita tak pernah menyerah.

Kita dilahirkan untuk menjadi pemenang, Tapi, agar jadi pemenang, kita harus merencanakan untuk menang dan mempersiapkan diri untuk menang. Hakekat kemenangan adalah pada prosesnya bukan pada hasilnya.
Berusahalah dengan keras dan berdoalah dengan tekun

Itu adalah KEMENANGANMU YANG SEJATI.

Salam WOW