Sabtu, 02 September 2017

Sabda Bina Diri - Minggu, 3 September (Hakim-Hakim 11:1-11)

FROM ZERO TO HERO
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Di tengah dunia yang berubah ini, kita punya Tuhan yang tak berubah. Andalkan kuasa-Nya.

Pahlawan gagah perkasa.

Nas yang kita baca sangat jelas menggambarkan kata-kata: “Adapun Yefta, orang Gilead itu, adalah seorang pahlawan yang gagah perkasa” (ay. 1), yang melukiskan Yefta sebagai seorang pejuang besar. Sekalipun demikian, Yefta adalah anak seorang perempuan sundal, sehingga Yefta memperoleh kedudukan yang rendah di dalam keluarganya. Mereka mengusir Yefta. Putra-putra Gilead yang sah menyebut Yefta anak dari perempuan lain, dan mereka berusaha mencabut hak warisnya (ay. 2). Maka larilah Yefta dan diam di tanah Tob (ay. 3).

Dalam pada itu, pada ayat 8, tertulis, “Engkau akan menjadi kepala atas kami, atas seluruh penduduk Gilead”. Para utusan tersebut tidak menanggapi keluhan Yefta, tetapi mereka bersedia memberikan kuasa mutlak atas seluruh Gilead kepadanya apabila dia mau menolong mereka mengatasi kesulitan itu. Mereka telah salah menempatkan Yefta sebagai pesakitan. Ternyata kemudian, Yefta dipulihkan menjadi pimpinan atas mereka. ‘From Zero To Hero’. Dari pesakitan menjadi pahlawan.

Tuhan mengubah Yefta dari pesakitan, perampok, petualang, menjadi pahlawan gagah perkasa. Tuhan mengubah dia, yang semula disepelekan, dilucuti hak-hak nya menjadi tumpuan pengharapan yang bergengsi dan disegani. Pribadi itu bahkan menjadi ahli strategi perang, perunding terampil yang berwawasan luas dan penuh pertimbangan. Lagipula ia membawa seluruh perkaranya, ini yang hebat, ke hadapan Tuhan (ay. 10-11). Tuhan yang sama dapat mengubah kita, saya, dan saudara dari yang bukan siapa-siapa, menjadi hebat dalam hidup persekutuan, pelayanan dan kesaksian kita.

Kejahatan dalam pelayanan.

Mengapa ketika malaikat melintasi Yerusalem, pusat kegiatan keagamaan di Israel, Ia tidak pergi ke Herodium, vila Herodes yang ada di dekat Betlehem? Ia justru menampakkan diri kepada para gembala yang sedang menjaga kawanan ternak mereka?

Padahal, para gembala waktu itu terkenal sebagai orang-orang yang tidak religius. Oleh para rabi mereka disejajarkan dengan pelacur dan "kaum pendosa" lainnya. Mereka adalah sampah masyarakat yang dikucilkan oleh rohaniwan dan masyarakat yang terhormat. Namun, ternyata, Tuhan berbicara kepada mereka. Sebenarnya para gembala, orang-orang dari struktur masyarakat terendah ini, diam-diam merindukan Allah. Meskipun, tampaknya, mereka seperti kebanyakan orang yang tak peduli terhadap hal-hal rohani. From Zero To Hero.

Dikekinian pelayanan kita, kadang kita melakukan kejahatan yang sama sebangun dengan saudara-saudara Yefta dan penduduk Gilead. Menyingkirkan orang-orang yang hebat karena kita tidak suka dia hebat. Orang-orang yang baik dalam pelayanan kita singkirkan karena mengancam pelayanan kita. Atas nama peraturan organisasi, kadang kita menyepelekan dan menempatkan seseorang sebagai pesakitan dalam pelayanan. Pada gilirannya, orang baik tersebut kita buang.

Renungkanlah ini: “Jangan lakukan kejahatan dalam pelayanan. Ketahuilah, Tuhan akan membuat orang yang kita sepelekan dan kita buang itu sebagai pelayan yang hebat yang patuh dan dengar-dengaran pada-Nya. Tuhan dapat melakukan apa saja. IA dapat menjadikan seorang pelayan yang disepelekan menjadi pelayan yang terberkati. From Zero To Hero”.

DENGAN KEDAULATAN-NYA,TUHAN MAMPU MENGUBAH PERSEKUTUAN, PELAYANAN, DAN KESAKSIAN GEREJA MENJADI HEBAT. IJINKAN IA MENGUBAH KITA.

#Salam_WOW