Senin, 09 November 2015

KHOTBAH EKSPOSITORI: Ibrani 9:11-12


Judul: PEREMPUAN 3D (Datang sebagai-Datang melintasi-Datang membawa)

Nas: Ibrani 9:11-12 

9:11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar  untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah  yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus  bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal

Saudara-saudara Kekasih Kristus, mari kita renungkan 'D' yang pertama:

Datang Sebagai (ay. 1A)
“Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar  untuk hal-hal yang baik yang akan datang”

Kristus memulai waktu pembaharuan ini dengan masuk sebagai Imam Besar ke dalam Kemah Suci surgawi atau kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, sambil mempersembahkan darah-Nya sendiri di atas tutup pendamaian surgawi sebagai pendamaian. Dengan demikian kelepasan yang kekal telah diperoleh satu kali untuk selama-lamanya melalui kurban abadi Anak Allah. Tindakan ini tidak perlu dan tidak mungkin diulang lagi. Perbedaan antara darah kambing dan lembu jantan yang harus dipersembahkan setiap tahun serta lambang seremonial lainnya dalam sistem imamat Lewi dengan kematian Kristus yang mendamaikan kembali dijelaskan. Betapa jauh lebih pentingnya darah Kristus yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya (dia pneumutos aioniou).

Yerusalem adalah kota suci dunia. Ditengah-tengah kota ada bangunan suci bernama Bait Suci. Bait Suci terbagi tiga ruangan. Ruang pertama untuk umat. Ruang kedua, Ruang Suci untuk para Imam. Ruang terakhir, Ruang Maha Suci hanya khusus untuk satu orang Imam. Namanya  Imam Besar. Imam besar adalah satu-satunya penghubung orang untuk datang kepada Tuhan. Kalau Nabi tugasnya bernubuat. Maka Raja adalah bertugas memerintah. Sementara Imam adalah penyelenggara Ibadah. Tiga fungsi ini: Raja-Imam-Nabi disandang sekaligus oleh Yesus Kristus. Datang sebagai Imam artinya Yesus datang sebagai penyelanggara Ibadah. Yang dimaksud dengan Ibadah disini adalah: ‘Perjumpaan dengan Tuhan melalui proses mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita’. Itu berarti bukan hanya Ibadah ritual saja, melainkan juga ibadah aktual dan ibadah kontekstual. Kalau ibadah ritual adalah: : ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan melalui proses mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita melalui tata tertentu, melalui tata liturgi tertentu. Maka, Ibadah aktual adalah: ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita melalui kehidupan aktual hari lepas hari.’ Sementara ibadah kontekstual adalah: ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup melalui perjumpaan kita dengan sesama di masyarakat dan lingkungan hidup di alam semesta. Contoh ibadah ritual: Ibadah Hari Minggu, Ibadah Rumah Tangga, Ibadah Pelkat, dll. Contoh Ibadah Aktual: Adalah ketika kita hampir saja kecelakaan maka saat kita mengingatnya sebagai pemeliharaan Tuhan maka itu adalah ibadah aktual. Contoh ibadah kontekstual: buang sampah pada tempatnya, menjaga kelestarian alam, memberikan santunan kepada anakyatim piatu, dll.

Nasihat: Jadikanlah Tuhan sebagai Imam Besar kehidupan kita.Jadikan Tuhan sebagai penyelenggara dan pemimpin ibadah hidup dan kehidupan kita.

Saudara-saudara Kekasih Kristus, sekarang kita renungkan 'D' yang kedua: 

Datang Melintasi (ay. 1B)
“Ia telah melintasi kemah  yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini”

Perjanjian ini lebih baik karena Kemah Sucinya bukanlah sebuah kemah di muka bumi, tetapi Kemah Sucinya adalah seluruh ciptaan Allah! Perjanjian ini lebih baik karena persembahannya lebih baik; Yesus sudah dikorbankan "satu kali untuk selama-lamanya." Perjanjian ini lebih baik karena dahulu mereka "disucikan secara lahiriah," tetapi dengan Perjanjian ini "hati nurani kita" disucikan. Dapat dikatakan bahwa Perjanjian ini lebih baik karena dengan hati nurani yang sudah disucikan, kita sudah bebas untuk memperhatikan "warisan kekal yang disediakan bagi "mereka yang telah terpanggil". Jelas sekali bahwa yang dimaksudkan dengan "warisan kekal" di sini adalah sama dengan apa yang dikatakan dalam pasal. Warisan ini diperoleh dengan "iman dan kesabaran." Kita yang sudah ditebus oleh darah Imam Besar kita, Yesus Kristus, berkesempatan untuk meninggalkan "perbuatan yang sia-sia," dan mengejar warisan kekal itu dengan hati nurani yang sudah disucikan.
Kemah suci adalah buatantangan manusia. Tapi, alam semesta bukanlah buatan tangan manusia. Alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan Tuhan Sang Maha.Yesus sebagaiI mam Besar penyelenggara ibadah, penyelenggara kehidupan telah melintasi kemah suci menuju kemah hidup dan kehidupan yang lebih luas. Melintasi kemah suci di Yerusalem menuju kemah alam semesta menembus ruang dan waktu. Melintasi Timur Tengah menuju peradaban dunia. Melintasi sekat waktu ribuan tahun lalu menuju kekinian. Ibadah kita tidak terbatas pada kemah suci. Tidak terbatas pada Bait Allah. Tidak terbatas pada dinding-dinding Gereja. Ibadah kita seluas alam semesta ini. Ibadah kita adalah melampaui sekat-sekat gedung gereja. Ibadah kita adalah hidup dan kehidupan itu sendiri. Sama seperti Kristus yang datang melintasi kemah suci menuju dunia yang  penuh rawa paya ini, kita juga harus hidup dan menghidupi kehidupan ini dengan melintasi sekat-sekat Gereja.

Nasihat: Membawa misi Allah keluar dari dinding-dinding Gereja adalah Ibadah yang sejati. 

Saudara-saudara Kekasih Kristus, akhirnya kita renungkan 'D' yang ketiga:

Datang Membawa (ay. 2)
Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus  bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

Darah mempunyai makna yang unik. Darah dicurahkan untuk menyediakan kulit binatang yang menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Darah dicurahkan untuk korban persembahan seperti yang ditetapkan Hukum Taurat. Darah sangat bermakna, sehingga bangsa Israel dilarang untuk makan atau pun minum darah. Darah tidak hanya sebagai lambang kehidupan, namun dicurahkan dalam persembahan korban.

Darah di dalam persembahan korban Perjanjian Lama merupakan lambang persembahan korban utama yang akan datang kelak. Darah yang memungkinkan bangsa Israel menghampiri hadirat Allah, merupakan lambang yang jelas dari darah yang dicurahkan di bukit Kalvari. Darah Kristus merupakan sumber dan janji atas penebusan kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Selain itu darah Kristus juga menyucikan hati nurani kita. Semua kesalahan, rasa malu dan semua cela yang disebabkan karena dosa terhapus sudah oleh karena pengampunan-Nya yang dicurahkan bersama tercurahnya darah Anak Domba Allah. Di dalam darah-Nya kita akan mendengar: "Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka".

Ketika kita mendapatkan pengampunan karena iman, hati nurani juga dibersihkan dan disucikan. Dengan demikian kita dapat hidup beribadah kepada Dia, Allah yang hidup. Tanpa penyucian dari darah domba Allah, manusia adalah seperti sebuah mainan mobil dengan baterei yang kemudinya sudah dipatok, agar jalannya terus berputar-putar. Demikian jugalah kita sebelum darah-Nya menyucikan kita. Dosa sudah mematok arah hidup kita sehingga kita mau tidak mau mengikuti kemana dosa membawa kita.

Nasihat: Jadikan Darah Kristus pedoman untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya.


Kita telah sampai pada akhir khotbah, karenanya, camkanlah dan renungkanlah hal ini: 1) Jadikanlah Tuhan sebagai Imam Besar kehidupan kita.Jadikan Tuhan sebagai penyelenggara dan pemimpin ibadah hidup dan kehidupan kita; 2) Membawa misi Allah keluar dari dinding-dinding Gereja adalah Ibadah yang sejati; 3) Jadikan Darah Kristus pedoman untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya.
AMIN.
 
#salamWOW (Words Of Wonderful)
 

KHOTBAH EKSPOSITORI: Mazmur 132:13-18


JANJI 3K
Nas: Mazmur 132:13-18

Saudara-saudara kekasih Kristus,
Pilihan Allah atas Sion adalah janji-janji Allah kepada Sion. Nas ini merupakan respon liturgis bahwa Tuhan telah memilih Sion. Karena pilihan ilahi ini maka akan ada berkat-berkat rohani maupun materi bagi Sion dan keturunan Daud, sementara itu musuh-musuh Israel akan mendapat malu. Sebab itu, jika laki-laki meninggal tanpa memiliki keturunan maka garis keluarganya terputus, pelitanya padam; karenanya pelita melambangkan keturunan. Demikianlah Allah mengangkat sederetan keturunan Daud, dan mencapai puncaknya melalui Yesus Kristus, Terang Dunia.

Kita akan merenungkan janji Tuhan ini dalam persepektif 3K. Saya menyebutnya JANJI 3K. ‘K’ yang pertama adalah Kedudukan (ay. 13). ‘K’ yang kedua adalah Kekuasaan (ay. 17). ‘K’ yang ketiga adalah Keselamatan (ay. 16). 

Saudara-saudara kekasih Kristus, mari kita renungkan ‘K’ yang pertama…

KEDUDUKAN
132:13 Sebab TUHAN telah memilih Sion, mengingininya menjadi tempat kedudukan-Nya:

Tuhan bersumpah kepada Daud bahwa Ia akan membangun rumah untuknya. Tuhan memilih Sion sebagai tempat kedudukanNYA. Tuhan memilih bukit Sion sebagai bukit yang kudus, dan meneguhkan pilihan-Nya dengan bersuka atasnya. Ia memilih gunung Sion yang dikasihi-Nya. Ia memilihnya sebagai tempat kediaman bagi tabut-Nya, dan berkata tentangnya, “inilah tempat perhentian-Ku selama-lamanya,” dan bukan hanya tempat kediaman-Ku untuk sementara waktu seperti Silo. Sion adalah kota Daud. Ia memilihnya sebagai kota kerajaan karena Allah memilihnya sebagai kota suci. Tuhan berkata, “di sini Aku hendak diam,” dan oleh sebab itu Daud berkata, “di sini aku hendak diam,” sebab dalam hal ini ia berpegang teguh pada asas hidupnya, aku suka dekat pada Allah. Sion di sini harus dilihat sebagai bayangan dari jemaat Injili, yang disebut Bukit Sion, dan di dalamnya apa yang dikatakan di sini tentang Sion mendapat kegenapannya. Lama sejak saat itu Sion dibajak seperti ladang, tetapi jemaat Kristus adalah rumah dari Allah yang hidup. Jemaat-Nya menjadi tempat perhentian-Nya selama-lamanya, dan akan selalu diberkati dengan hadirat-Nya, bahkan sampai akhir zaman. Kesukaan Allah pada jemaat-Nya dan keberlanjutan hadirat-Nya bersama-sama dengan jemaat-Nya adalah penghiburan dan sukacita bagi semua anggota jemaat itu.

Bagaimana dengan kita? Apa yang dimaksud dengan kedudukan Tuhan dalam kehidupan kita? Tuhan berjanji akan menjadikan Sion sebagai tempat kedudukanNYA maka itu berarti Tuhan juga memilih kita menjadi tempat kedudukanNYA. Tuhan memilih kehidupan kita untuk ‘diduduki’. Tuhan memilih hidup dan kehidupan kita menjadi singgasanaNYA. Bersediakah kita? Bersediakah kita menjadikan Tuhan sebagai Raja dalam kehidupan kita? Bersediakah kita menjadikan Tuhan sebagai Jurumudi kehidupan kita? Hidup dan kehidupan kita hendaknya kita serahkan kepada Tuhan. Hidup dan kehidupan kita hendaknya diarahkan oleh Jurumudi Agung itu. Hidup dan kehidupan kita adalah cermin penyerahan diri kita. Berserah dirilah. Jadikan kehidupan kita sebagai KEDUDUKAN-NYA.

Nasihat: Serahkan hidup dan kehidupanmu untuk KEDUDUKAN Tuhan.

Saudara-saudara kekasih Kristus, sekarang kita renungkan ‘K’ yang kedua…
KEKUASAAN
132:17 Di sanalah Aku akan menumbuhkan  sebuah tanduk bagi Daud , Aku akan menyediakan sebuah pelita bagi orang yang Kuurapi.

Kekuasaan yang bertumbuh: di sanalah, di Sion, Aku akan menumbuhkan sebuah tanduk bagi Daud. Martabat kerajaan akan semakin bertambah besar, dan Daud akan terus menambahkan kebesarannya sehingga martabat itu bersinar cemerlang. Kristus adalah tanduk keselamatan (yang melambangkan keselamatan yang berlimpah dan berkuasa) yang telah diangkat Allah, dan ditumbuhkan-Nya, di dalam keturunan Daud, hamba-Nya itu. Daud telah berjanji untuk menggunakan kekuasaannya demi kemuliaan Allah, untuk menghancurkan segala tanduk orang-orang fasik, dan meninggikan tanduk-tanduk orang benar . Sebagai imbalan untuk itu, Allah di sini berjanji untuk membuat tanduknya bertumbuh, sebab barangsiapa yang diberi kuasa, dan menggunakannya dengan baik, kepadanya akan diberi lebih.

Lalu apa hubungannya antara Tuhan menduduki hidup dan kehidupan kita dengan tanduk kekuasaan atau kekuasaan yang bertumbuh? Hidup dan kehidupan kita yang meletakkan Tuhan sebagai jurumudi, sebagai Raja yang menguasai kita akan memberikan kita kekuasaan untuk menaklukkan segala bentuk pergumulan hidup. Kekuasaan yang diberi oleh Tuhan yang menduduki hati kita akan membuat kita mampu menghadapi segala cobaan hidup. Apabila kita terjatuh tak sampai tergeletak sebab Tuhan memberikan kuasa kepada kita untuk bangkit. Sebab apabila kita terjatuh ada kuasa yang menopang tangan kita, menopang hidup dan kehidupan kita. Mendudukkan Tuhan dalam singasana hidup dan kehidupan kita akan membuat kita diberi kekuasaan atas hidup dan kehidupan kita lulus dari cobaan hidup yang mendera.

Nasihat: Kuasai hidup dan kehidupanmu karena engkau diberi kekuasaan atasnya.
Saudara-saudara kekasih Kristus, akhirnya kita renungkan ‘K’ yang ketiga…

KESELAMATAN
132:16 imam-imamnya  akan Kukenakan pakaian keselamatan, dan orang-orangnya yang saleh akan bersorak-sorai dengan girang.

Ini soal berkat-berkat dari kehidupan yang akan datang, hal-hal yang berkenaan dengan kesalehan. Sebelumnya ada keinginan agar imam-imam berpakaian kebenaran. Di sini dijanjikan bahwa Allah akan mengenakan pakaian keselamatan kepada mereka, bukan hanya untuk menyelamatkan mereka tetapi juga untuk membuat mereka dan pelayanan-pelayanan mereka berperan penting bagi keselamatan umat-Nya. Mereka akan menyelamatkan diri mereka sendiri dan orang-orang yang mendengarkan mereka. Perhatikanlah, barangsiapa dipakaikan kebenaran oleh Allah, pasti akan dipakaikan-Nya dengan keselamatan. Kita harus berdoa meminta kebenaran, maka bersamaan dengan itu Allah akan memberikan keselamatan.

Hidup kita yang benar haruslah mengucap syukur. Mengapa? Karena kita telah mendudukkan Tuhan dalam singasana hidup dan kehidupan kita. Dan kita telah diberi kuasa olehnya untuk mengatur hidup dan kehidupan kita. Maka keselamatan adalah milik kita. Karenanya, patutlah kita mengucap syukur. Ayat 16 menegaskan kepada kita bahwa kita telah diberi jubah atau pakaian kebenaran, maka kita pastilah selamat. Kita pasti beroleh keselamatan. Kita berbuat benar bukan UNTUK diselamatkan tetapi KARENA sudah selamat. Jadi sepanjang hidup kita didunia ini adalah pengucapan syukur semata. Apabila kita berbuat tidak benar itu karena kita tidak tahu diri. Kita tidak mengucap syukur atas keselamatan yang telah kita peroleh.
Nasihat: Hiduplah benar dihadapanNYA, niscaya keselamatan menjadi milikmu.

Saudara-saudara kekasih Kristus, kita telah sampai pada akhir khotbah…
Sebagai penutup, renungkan dan lakukanlah: 1)Serahkan hidup dan kehidupanmu untuk KEDUDUKAN Tuhan; 2) Kuasai hidup dan kehidupanmu karena engkau diberi kekuasaan atasnya; 3)  Hiduplah benar dihadapanNYA, niscaya keselamatan menjadi milikmu.

Amin.
#salamWOW (Words Of Wonderful/Pkh. 12:10)


KHOTBAH EKSPOSITORI: 1 Samuel 10:1-9


Judul: SUKSESI 3D

Nas: 1 Samuel 10:1-9


Saudara-saudara Kekasih Kristus,
Nas saya bagi kedalam tiga bagian besar, saya menyebutnya 3D: 1. Diurapi (ayat 1); 2. Ditugaskan (ayat 2-8); 3. Diubah (ayat 9). Dimana masing-masing bagian akan dijelaskan latar belakangnya (#bk1). Kemudian digambarkan kondisi masa kininya (#bk2) dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan beriman berupa nasehat untuk melakukan dan bertindak (#bk3).

Saudara-saudara Kekasih Kristus, Mari kita renungkan ‘D’ yang pertama: Diurapi.

#bb1. ‘D’ pertama, DIURAPI (ayat 1)

#bk1: Bahasa ibraninya maw-shakh'. Artinya Samuel melumasi/mengolesi minyak zaitun ke badan atau kepala Saul. Inilah perisiwa pertama Bangsa Israel memperoleh seorang Raja. Samuel mengurapi Saul maka Saul telah resmi menjadi seorang Raja. Raja Israel.
Maksud dari pengurapan Saul ialah: 1) Untuk mempersembahkannya kepada Allah guna tugas khusus yang untuknya ia dipanggil; 2) Untuk menyalurkan kepadanya kasih karunia dan karunia yang memungkinkan dia melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepadanya. "Orang yang diurapi Tuhan" menjadi istilah umum untuk raja Israel. Raja tertinggi yang diurapi Allah adalah Yesus, sang Mesias (Ibr. Mashiah,  artinya "Dia yang Diurapi"), yang diurapi Allah dengan Roh Kudus. Karena itu, semua pengikut Yesus harus diurapi dengan Roh Kudus yang sama  sebagai imam dan raja perjanjian yang baru. SUKSESI ADALAH PROSES PERGANTIAN KEPEMIMPINAN. Nas mengajarkan kepada kita bahwa proses pergantian kepemimpinan yang dilakukan Samuel sebagai Hakim terakhir kepada Saul, Raja pertama bangsa Israel haruslah melalui proses mempersembahkan kepada Allah dan menyalurkan kasih karunia kepada pemimpin baru untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Singkatnya, Samuel menugurapi dan Saul meresponnya dengan mempersembahkan diri dan memperlengkapi diri.

#bk2: Hari-hari ini di GPIB, sebagian besar sudah melakukan SUKSESI pada Unit-unit missioner (baca: Pelkat dan Komisi). Sebagian kecil lainnya menyusul. Beberapa hari kedepan GPIB secara Sinodal juga akan melakukan SUKSESI. Apa yang dapat kita petik sebagai renungan dari ‘D’ pertama, DIURAPI ini? Seyogyanya, Unit-unit missioner ditingkat jemaat dan Majelis Sinode di tingkat Sinodal yang sudah dan akan melakukan SUKSESI ini, dapat dan harus mengalami proses diurapi seperti yang dialami Saul. Dalam proses diurapi ini terkandung makna ritual, aktual dan kontekstual. Makna ritual pengurapan adalah mau menunjukkan diperlukannya sebuah campur tangan Tuhan dalam proses mempersembahkan diri pemimpin yang  terpilih dalam sebuah ibadah yang khusus diadakan untuk itu. Makna aktualnya adalah memperlengkapi pemimpin yang terpilih dengan memberikan karunia kepemimpinan yang didapat dari pembinaan-pembinaan berkelanjutan. Makna kontekstual nya adalah penugasan-penugasan berupa dijalankannya program-program kegiatan organisasi dengan baik dan benar seturut kehendakNYA.

#bk3: Karenanya, kepada pemimpin-pemimpin Jemaat dan Sinodal yang sudah dan akan mengalami SUKSESI  ingat, renungkan dan lakukanlah ini: ”Persembahkan dirimu secara total. Perlengkapi dirimu dengan karunia memimpin. Jalankan tugas dan tanggungjawab kepemimpinanmu hanya untuk  hormat dan kemuliaan namaNYA.

Saudara-saudara Kekasih Kristus,, Sekarang kita masuk pada ‘D’ yang kedua: Ditugaskan.

#bb2: ‘D’ kedua, DITUGASKAN (ayat 2-8)

#bk1: Ada sedikitnya sembilan tugas yang harus dilakukan setelah Saul diurapi. Mulai dari memegang tampuk pemerintahan, menyelamatkan Israel dari musuh sampai perintah menemui beberapa orang di beberapa tempat, seterusnya sampai pada bertemu para Nabi. Samuel memberikan kepada Saul sebuah tanda yang penggenapannya akan menegaskan sifat Ilahi dari panggilannya untuk menjadi raja. Saul ditugaskan terutama adalah menjalankan perintah Allah atas Israel, bukan sebaliknya. Posisi Saul adalah sebagai raja bagi Israel dan sebagai hamba di hadapan Allah.

#bk2: Ditugaskan adalah melakukan sesuatu yang wajib dikerjakan atau yg ditentukan untuk dilakukan. Ditugaskan berarti juga: ‘diperintah untuk melakukan sesuatu’. Pemimpin yang sudah, baru saja atau akan terpilih nanti harus siap ditugaskan. Harus siap diperintah, disuruh-suruh. Pemimpin adalah yang menjalankan tugas atau yang ditugaskan. Pemimpin adalah petugas. Jangan pernah beranggapan bahwa Pemimpinlah yang memberi perintah. Pemimpin adalah orang yang diperintah atau disuruh melakukan sesuatu, bukan sebaliknya. Posisi pemimpin adalah Hamba dihadapan Allah. Pemimpin adalah pelayan yang kerjanya melayani bukan dilayani.

#bk3: Oleh karenanya, camkanlah ini: ‘Pemimpin Jemaat/Gereja adalah PETUGAS, pesuruh. Pemimpin Jemaat/Gereja bukan bos tapi HAMBA’.

Saudara-saudara Kekasih Kristus, akhirnya kita merenungkan ‘D’ yang ketiga: DIUBAH.


#bb3: ‘D’ ketiga, DIUBAH (ayat 9)

#bk1: Bahasa aslinya Ibrani: haw-fak' atau dalam bahasa inggris bermakna: to transform atau to change. Diubah artinya menjadi berbeda dibanding semula. Diubah atau berubah dapat juga bermakna: bertukar/berganti/beralih menjadi sesuatu yang lain. Saul diubahkan. Dari seorang yang bukan siapa-siapa di suku terkecil diantara dua belas suku Israel menjadi orang nomor satu di Kerajaan Israel. Setelah Saul diurapi seketika itu juga Allah mengubah hatinya bahkan sebelum Saul menjalankan tugas-tugasnya. Mengubah hati sebelum menjalankan tugas sebagai Raja adalah poin utama perenungan bagian ini. Allah mengubah hati Saul menjadi lain. Roh Allah telah mengubah sifatnya menjadi seorang yang kuat teguh dan membekalinya dengan kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh seorang raja.

#bk2: Pemimpin hasil SUKSESI haruslah diubah. Setelah diurapi, bahkan sebelum menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya, Ia harus dubahkan. Dari yang semula berkarakter tidak bertanggungjawab menjadi bertanggungjawab. Dari sebelumnya mementingkan diri sendiri menjadi mementingkan jemaat terlebih dahulu. Beralih dari berkarakter buruk menjadi memiliki karakter unggul: Mengasihi, murah hati, damai, sukacita, sabar, setia, lemah lembut, menguasai diri. Unggul artinya ‘lebih baik dari’. Dari apa? Lebih baik dari dirinya sendiri dimasa lampau. Menjadi pemimpin jemaat/Gereja yang diubahkan adalah Ia yang mengatakan sesuatu sekaligus melakukannya. Pemimpin berkarakter unggul adalah pemimpin yang memegang teguh prinsip: Satunya kata dan perbuatan.
#bk3: Oleh karenanya, berubahlah. Bersedia untuk DIUBAH oleh Roh Allah. Berbedalah, dari sebelumnya berkarakter buruk menjadi memiliki Karakter Unggul.

Saya sudah sampai pada akhir khotbah. Sebagai pemimpin yang sudah, baru saja dan akan mengantikan pemimpin sebelumnya, ingat, renungkan dan lakukanlah: Persembahkan dirimu secara total, berikan dirimu untuk diperlengkapi, jalankan tugas kepemimpinanmu dengan penuh tanggungjawab dan ubah dirimu menjadi memiliki karakter kepemimpinan unggul.
DIURAPI-DITUGASKAN-DIUBAH.
Amin.
#salamWOW