Senin, 09 November 2015

KHOTBAH EKSPOSITORI: Ibrani 9:11-12


Judul: PEREMPUAN 3D (Datang sebagai-Datang melintasi-Datang membawa)

Nas: Ibrani 9:11-12 

9:11 Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar  untuk hal-hal yang baik yang akan datang: Ia telah melintasi kemah  yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini, --

9:12 dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus  bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal

Saudara-saudara Kekasih Kristus, mari kita renungkan 'D' yang pertama:

Datang Sebagai (ay. 1A)
“Tetapi Kristus telah datang sebagai Imam Besar  untuk hal-hal yang baik yang akan datang”

Kristus memulai waktu pembaharuan ini dengan masuk sebagai Imam Besar ke dalam Kemah Suci surgawi atau kemah yang lebih besar dan yang lebih sempurna, sambil mempersembahkan darah-Nya sendiri di atas tutup pendamaian surgawi sebagai pendamaian. Dengan demikian kelepasan yang kekal telah diperoleh satu kali untuk selama-lamanya melalui kurban abadi Anak Allah. Tindakan ini tidak perlu dan tidak mungkin diulang lagi. Perbedaan antara darah kambing dan lembu jantan yang harus dipersembahkan setiap tahun serta lambang seremonial lainnya dalam sistem imamat Lewi dengan kematian Kristus yang mendamaikan kembali dijelaskan. Betapa jauh lebih pentingnya darah Kristus yang oleh Roh yang kekal telah mempersembahkan diri-Nya (dia pneumutos aioniou).

Yerusalem adalah kota suci dunia. Ditengah-tengah kota ada bangunan suci bernama Bait Suci. Bait Suci terbagi tiga ruangan. Ruang pertama untuk umat. Ruang kedua, Ruang Suci untuk para Imam. Ruang terakhir, Ruang Maha Suci hanya khusus untuk satu orang Imam. Namanya  Imam Besar. Imam besar adalah satu-satunya penghubung orang untuk datang kepada Tuhan. Kalau Nabi tugasnya bernubuat. Maka Raja adalah bertugas memerintah. Sementara Imam adalah penyelenggara Ibadah. Tiga fungsi ini: Raja-Imam-Nabi disandang sekaligus oleh Yesus Kristus. Datang sebagai Imam artinya Yesus datang sebagai penyelanggara Ibadah. Yang dimaksud dengan Ibadah disini adalah: ‘Perjumpaan dengan Tuhan melalui proses mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita’. Itu berarti bukan hanya Ibadah ritual saja, melainkan juga ibadah aktual dan ibadah kontekstual. Kalau ibadah ritual adalah: : ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan melalui proses mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita melalui tata tertentu, melalui tata liturgi tertentu. Maka, Ibadah aktual adalah: ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup kita melalui kehidupan aktual hari lepas hari.’ Sementara ibadah kontekstual adalah: ‘Perjumpaan kita dengan Tuhan dalam mengingat rayakan Pemeliharaan Tuhan dalam hidup melalui perjumpaan kita dengan sesama di masyarakat dan lingkungan hidup di alam semesta. Contoh ibadah ritual: Ibadah Hari Minggu, Ibadah Rumah Tangga, Ibadah Pelkat, dll. Contoh Ibadah Aktual: Adalah ketika kita hampir saja kecelakaan maka saat kita mengingatnya sebagai pemeliharaan Tuhan maka itu adalah ibadah aktual. Contoh ibadah kontekstual: buang sampah pada tempatnya, menjaga kelestarian alam, memberikan santunan kepada anakyatim piatu, dll.

Nasihat: Jadikanlah Tuhan sebagai Imam Besar kehidupan kita.Jadikan Tuhan sebagai penyelenggara dan pemimpin ibadah hidup dan kehidupan kita.

Saudara-saudara Kekasih Kristus, sekarang kita renungkan 'D' yang kedua: 

Datang Melintasi (ay. 1B)
“Ia telah melintasi kemah  yang lebih besar dan yang lebih sempurna, yang bukan dibuat oleh tangan manusia, artinya yang tidak termasuk ciptaan ini”

Perjanjian ini lebih baik karena Kemah Sucinya bukanlah sebuah kemah di muka bumi, tetapi Kemah Sucinya adalah seluruh ciptaan Allah! Perjanjian ini lebih baik karena persembahannya lebih baik; Yesus sudah dikorbankan "satu kali untuk selama-lamanya." Perjanjian ini lebih baik karena dahulu mereka "disucikan secara lahiriah," tetapi dengan Perjanjian ini "hati nurani kita" disucikan. Dapat dikatakan bahwa Perjanjian ini lebih baik karena dengan hati nurani yang sudah disucikan, kita sudah bebas untuk memperhatikan "warisan kekal yang disediakan bagi "mereka yang telah terpanggil". Jelas sekali bahwa yang dimaksudkan dengan "warisan kekal" di sini adalah sama dengan apa yang dikatakan dalam pasal. Warisan ini diperoleh dengan "iman dan kesabaran." Kita yang sudah ditebus oleh darah Imam Besar kita, Yesus Kristus, berkesempatan untuk meninggalkan "perbuatan yang sia-sia," dan mengejar warisan kekal itu dengan hati nurani yang sudah disucikan.
Kemah suci adalah buatantangan manusia. Tapi, alam semesta bukanlah buatan tangan manusia. Alam semesta dan segala isinya adalah ciptaan Tuhan Sang Maha.Yesus sebagaiI mam Besar penyelenggara ibadah, penyelenggara kehidupan telah melintasi kemah suci menuju kemah hidup dan kehidupan yang lebih luas. Melintasi kemah suci di Yerusalem menuju kemah alam semesta menembus ruang dan waktu. Melintasi Timur Tengah menuju peradaban dunia. Melintasi sekat waktu ribuan tahun lalu menuju kekinian. Ibadah kita tidak terbatas pada kemah suci. Tidak terbatas pada Bait Allah. Tidak terbatas pada dinding-dinding Gereja. Ibadah kita seluas alam semesta ini. Ibadah kita adalah melampaui sekat-sekat gedung gereja. Ibadah kita adalah hidup dan kehidupan itu sendiri. Sama seperti Kristus yang datang melintasi kemah suci menuju dunia yang  penuh rawa paya ini, kita juga harus hidup dan menghidupi kehidupan ini dengan melintasi sekat-sekat Gereja.

Nasihat: Membawa misi Allah keluar dari dinding-dinding Gereja adalah Ibadah yang sejati. 

Saudara-saudara Kekasih Kristus, akhirnya kita renungkan 'D' yang ketiga:

Datang Membawa (ay. 2)
Dan Ia telah masuk satu kali untuk selama-lamanya ke dalam tempat yang kudus  bukan dengan membawa darah domba jantan dan darah anak lembu, tetapi dengan membawa darah-Nya sendiri. Dan dengan itu Ia telah mendapat kelepasan yang kekal.

Darah mempunyai makna yang unik. Darah dicurahkan untuk menyediakan kulit binatang yang menutupi ketelanjangan Adam dan Hawa. Darah dicurahkan untuk korban persembahan seperti yang ditetapkan Hukum Taurat. Darah sangat bermakna, sehingga bangsa Israel dilarang untuk makan atau pun minum darah. Darah tidak hanya sebagai lambang kehidupan, namun dicurahkan dalam persembahan korban.

Darah di dalam persembahan korban Perjanjian Lama merupakan lambang persembahan korban utama yang akan datang kelak. Darah yang memungkinkan bangsa Israel menghampiri hadirat Allah, merupakan lambang yang jelas dari darah yang dicurahkan di bukit Kalvari. Darah Kristus merupakan sumber dan janji atas penebusan kekal yang diberikan oleh Yesus Kristus kepada kita. Selain itu darah Kristus juga menyucikan hati nurani kita. Semua kesalahan, rasa malu dan semua cela yang disebabkan karena dosa terhapus sudah oleh karena pengampunan-Nya yang dicurahkan bersama tercurahnya darah Anak Domba Allah. Di dalam darah-Nya kita akan mendengar: "Aku akan menaruh belas kasihan terhadap kesalahan mereka dan tidak lagi mengingat dosa-dosa mereka".

Ketika kita mendapatkan pengampunan karena iman, hati nurani juga dibersihkan dan disucikan. Dengan demikian kita dapat hidup beribadah kepada Dia, Allah yang hidup. Tanpa penyucian dari darah domba Allah, manusia adalah seperti sebuah mainan mobil dengan baterei yang kemudinya sudah dipatok, agar jalannya terus berputar-putar. Demikian jugalah kita sebelum darah-Nya menyucikan kita. Dosa sudah mematok arah hidup kita sehingga kita mau tidak mau mengikuti kemana dosa membawa kita.

Nasihat: Jadikan Darah Kristus pedoman untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya.


Kita telah sampai pada akhir khotbah, karenanya, camkanlah dan renungkanlah hal ini: 1) Jadikanlah Tuhan sebagai Imam Besar kehidupan kita.Jadikan Tuhan sebagai penyelenggara dan pemimpin ibadah hidup dan kehidupan kita; 2) Membawa misi Allah keluar dari dinding-dinding Gereja adalah Ibadah yang sejati; 3) Jadikan Darah Kristus pedoman untuk mengubah arah hidup kita, sehingga kita mulai berjalan menuju kepada kebenaran-Nya.
AMIN.
 
#salamWOW (Words Of Wonderful)
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar