Senin, 09 November 2015

KHOTBAH EKSPOSITORI: 1 Samuel 10:1-9


Judul: SUKSESI 3D

Nas: 1 Samuel 10:1-9


Saudara-saudara Kekasih Kristus,
Nas saya bagi kedalam tiga bagian besar, saya menyebutnya 3D: 1. Diurapi (ayat 1); 2. Ditugaskan (ayat 2-8); 3. Diubah (ayat 9). Dimana masing-masing bagian akan dijelaskan latar belakangnya (#bk1). Kemudian digambarkan kondisi masa kininya (#bk2) dan bagaimana penerapannya dalam kehidupan beriman berupa nasehat untuk melakukan dan bertindak (#bk3).

Saudara-saudara Kekasih Kristus, Mari kita renungkan ‘D’ yang pertama: Diurapi.

#bb1. ‘D’ pertama, DIURAPI (ayat 1)

#bk1: Bahasa ibraninya maw-shakh'. Artinya Samuel melumasi/mengolesi minyak zaitun ke badan atau kepala Saul. Inilah perisiwa pertama Bangsa Israel memperoleh seorang Raja. Samuel mengurapi Saul maka Saul telah resmi menjadi seorang Raja. Raja Israel.
Maksud dari pengurapan Saul ialah: 1) Untuk mempersembahkannya kepada Allah guna tugas khusus yang untuknya ia dipanggil; 2) Untuk menyalurkan kepadanya kasih karunia dan karunia yang memungkinkan dia melaksanakan tugas yang dibebankan Allah kepadanya. "Orang yang diurapi Tuhan" menjadi istilah umum untuk raja Israel. Raja tertinggi yang diurapi Allah adalah Yesus, sang Mesias (Ibr. Mashiah,  artinya "Dia yang Diurapi"), yang diurapi Allah dengan Roh Kudus. Karena itu, semua pengikut Yesus harus diurapi dengan Roh Kudus yang sama  sebagai imam dan raja perjanjian yang baru. SUKSESI ADALAH PROSES PERGANTIAN KEPEMIMPINAN. Nas mengajarkan kepada kita bahwa proses pergantian kepemimpinan yang dilakukan Samuel sebagai Hakim terakhir kepada Saul, Raja pertama bangsa Israel haruslah melalui proses mempersembahkan kepada Allah dan menyalurkan kasih karunia kepada pemimpin baru untuk menjalankan tugas yang dibebankan kepadanya. Singkatnya, Samuel menugurapi dan Saul meresponnya dengan mempersembahkan diri dan memperlengkapi diri.

#bk2: Hari-hari ini di GPIB, sebagian besar sudah melakukan SUKSESI pada Unit-unit missioner (baca: Pelkat dan Komisi). Sebagian kecil lainnya menyusul. Beberapa hari kedepan GPIB secara Sinodal juga akan melakukan SUKSESI. Apa yang dapat kita petik sebagai renungan dari ‘D’ pertama, DIURAPI ini? Seyogyanya, Unit-unit missioner ditingkat jemaat dan Majelis Sinode di tingkat Sinodal yang sudah dan akan melakukan SUKSESI ini, dapat dan harus mengalami proses diurapi seperti yang dialami Saul. Dalam proses diurapi ini terkandung makna ritual, aktual dan kontekstual. Makna ritual pengurapan adalah mau menunjukkan diperlukannya sebuah campur tangan Tuhan dalam proses mempersembahkan diri pemimpin yang  terpilih dalam sebuah ibadah yang khusus diadakan untuk itu. Makna aktualnya adalah memperlengkapi pemimpin yang terpilih dengan memberikan karunia kepemimpinan yang didapat dari pembinaan-pembinaan berkelanjutan. Makna kontekstual nya adalah penugasan-penugasan berupa dijalankannya program-program kegiatan organisasi dengan baik dan benar seturut kehendakNYA.

#bk3: Karenanya, kepada pemimpin-pemimpin Jemaat dan Sinodal yang sudah dan akan mengalami SUKSESI  ingat, renungkan dan lakukanlah ini: ”Persembahkan dirimu secara total. Perlengkapi dirimu dengan karunia memimpin. Jalankan tugas dan tanggungjawab kepemimpinanmu hanya untuk  hormat dan kemuliaan namaNYA.

Saudara-saudara Kekasih Kristus,, Sekarang kita masuk pada ‘D’ yang kedua: Ditugaskan.

#bb2: ‘D’ kedua, DITUGASKAN (ayat 2-8)

#bk1: Ada sedikitnya sembilan tugas yang harus dilakukan setelah Saul diurapi. Mulai dari memegang tampuk pemerintahan, menyelamatkan Israel dari musuh sampai perintah menemui beberapa orang di beberapa tempat, seterusnya sampai pada bertemu para Nabi. Samuel memberikan kepada Saul sebuah tanda yang penggenapannya akan menegaskan sifat Ilahi dari panggilannya untuk menjadi raja. Saul ditugaskan terutama adalah menjalankan perintah Allah atas Israel, bukan sebaliknya. Posisi Saul adalah sebagai raja bagi Israel dan sebagai hamba di hadapan Allah.

#bk2: Ditugaskan adalah melakukan sesuatu yang wajib dikerjakan atau yg ditentukan untuk dilakukan. Ditugaskan berarti juga: ‘diperintah untuk melakukan sesuatu’. Pemimpin yang sudah, baru saja atau akan terpilih nanti harus siap ditugaskan. Harus siap diperintah, disuruh-suruh. Pemimpin adalah yang menjalankan tugas atau yang ditugaskan. Pemimpin adalah petugas. Jangan pernah beranggapan bahwa Pemimpinlah yang memberi perintah. Pemimpin adalah orang yang diperintah atau disuruh melakukan sesuatu, bukan sebaliknya. Posisi pemimpin adalah Hamba dihadapan Allah. Pemimpin adalah pelayan yang kerjanya melayani bukan dilayani.

#bk3: Oleh karenanya, camkanlah ini: ‘Pemimpin Jemaat/Gereja adalah PETUGAS, pesuruh. Pemimpin Jemaat/Gereja bukan bos tapi HAMBA’.

Saudara-saudara Kekasih Kristus, akhirnya kita merenungkan ‘D’ yang ketiga: DIUBAH.


#bb3: ‘D’ ketiga, DIUBAH (ayat 9)

#bk1: Bahasa aslinya Ibrani: haw-fak' atau dalam bahasa inggris bermakna: to transform atau to change. Diubah artinya menjadi berbeda dibanding semula. Diubah atau berubah dapat juga bermakna: bertukar/berganti/beralih menjadi sesuatu yang lain. Saul diubahkan. Dari seorang yang bukan siapa-siapa di suku terkecil diantara dua belas suku Israel menjadi orang nomor satu di Kerajaan Israel. Setelah Saul diurapi seketika itu juga Allah mengubah hatinya bahkan sebelum Saul menjalankan tugas-tugasnya. Mengubah hati sebelum menjalankan tugas sebagai Raja adalah poin utama perenungan bagian ini. Allah mengubah hati Saul menjadi lain. Roh Allah telah mengubah sifatnya menjadi seorang yang kuat teguh dan membekalinya dengan kemampuan-kemampuan yang diperlukan oleh seorang raja.

#bk2: Pemimpin hasil SUKSESI haruslah diubah. Setelah diurapi, bahkan sebelum menjalankan tugas-tugas kepemimpinannya, Ia harus dubahkan. Dari yang semula berkarakter tidak bertanggungjawab menjadi bertanggungjawab. Dari sebelumnya mementingkan diri sendiri menjadi mementingkan jemaat terlebih dahulu. Beralih dari berkarakter buruk menjadi memiliki karakter unggul: Mengasihi, murah hati, damai, sukacita, sabar, setia, lemah lembut, menguasai diri. Unggul artinya ‘lebih baik dari’. Dari apa? Lebih baik dari dirinya sendiri dimasa lampau. Menjadi pemimpin jemaat/Gereja yang diubahkan adalah Ia yang mengatakan sesuatu sekaligus melakukannya. Pemimpin berkarakter unggul adalah pemimpin yang memegang teguh prinsip: Satunya kata dan perbuatan.
#bk3: Oleh karenanya, berubahlah. Bersedia untuk DIUBAH oleh Roh Allah. Berbedalah, dari sebelumnya berkarakter buruk menjadi memiliki Karakter Unggul.

Saya sudah sampai pada akhir khotbah. Sebagai pemimpin yang sudah, baru saja dan akan mengantikan pemimpin sebelumnya, ingat, renungkan dan lakukanlah: Persembahkan dirimu secara total, berikan dirimu untuk diperlengkapi, jalankan tugas kepemimpinanmu dengan penuh tanggungjawab dan ubah dirimu menjadi memiliki karakter kepemimpinan unggul.
DIURAPI-DITUGASKAN-DIUBAH.
Amin.
#salamWOW

 

1 komentar:

  1. Proses Yang Super Cepat, Aman Dan Terpercaya !

    TIDAK DI RAGUKAN LAGI SITUS AGEN ZEUSBOLA, BERAPAPUN KEMENANGAN ANDA AKAN DI BAYAR TUNTAS!

    DAFTAR AKUN TARUHAN ONLINE SEKARANG JUGA DISINI!



    INFO SELANJUTNYA SEGERA HUBUNGI KAMI DI :
    WHATSAPP :+62 822-7710-4607
    TELEGRAM :@zeusbola


    BalasHapus