Minggu, 13 Oktober 2019

Sabda Bina Diri (Hari ke 567) Minggu, 13 Oktober 2019, Yosua 23:1-13

DIA BERPERANG BAGI KITA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Satu orang saja dari pada kamu dapat mengejar seribu orang, sebab TUHAN Allahmu, Dialah yang berperang bagi kamu, seperti yang dijanjikan-Nya kepadamu. (ay. 10)

Dari bacaan kita hari ini kita melihat bahwa, jika kita membaca kehidupan dari Yosua yang kini telah berusia lanjut, tampak bahwa tidak banyak hal yang menggelisahkannya dan juga tidak banyak keterangan tentang hal ini yang dicatat Alkitab (ay. 1).

Namun, bacaan ini mengajarkan kita bahwa apa yang kita kerjakan pada masa muda kita menentukan masa tua kita. Semua pesan yang ditinggalkan Yosua kepada para penerusnya adalah pesan Tuhan kepada Yosua ketika dia masih muda dan penakut (ay. 6-9).

Pesan itu berkuasa karena didukung oleh hidup Yosua sendiri. Yosua telah lebih dahulu menyelami apa yang ia sekarang nasihatkan kepada penerusnya. Yosua berbicara sebagai seseorang yang telah menaati firman Tuhan, yang telah membuktikan sendiri bahwa semua perintah, janji, dan penyertaan Tuhan dalam firman-Nya itu benar adanya (ay. 3-5, 10). Kemuliaan Yosua yang telah lanjut usia itu tampak dari pancaran integritas imannya yang tidak hanya bicara saja, melainkan juga bertindak.

Dari Yosua kita belajar bahwa kemuliaan dan usia tua tidak datang bersamaan seiring dengan waktu, tapi seiring dengan pertumbuhan iman. Apa yang kita tabur, itulah yang akan kita tuai! Dengan apa dan bagaimana kita mengisi hidup kita, itulah juga yang akan jadi buah yang kita petik di masa tua kita. Marilah menyiapkan bab terakhir hidup kita mulai dari sekarang, yakni dengan hidup berpaut senantiasa pada Tuhan dengan sepenuh hati (ay. 11).

Jadilah penerus iman yang hidup dari para pendahulu kita untuk diteruskan kepada generasi-generasi sesudah kita.

Kupu-kupu

Pernah suatu ketika seekor kupu-kupu raja berhadapan dengan seekor burung. Kupu-kupu itu berhasil mengusir sang burung! Memang suatu pemandangan yang aneh, tetapi tidak juga. Sebenarnya dapat dimengerti.

Spesies ini dilindungi oleh sang Khalik dengan aroma tubuh yang membuat seekor burung merasa mual. Kupu-kupu raja adalah yang paling berani mengejar burung, sementara jenis kupu-kupu yang lain malah dikejar.

Tuhan juga telah memperlengkapi anak-anak-Nya sehingga kita pun menjadi berani di tengah dunia yang tidak bersahabat ini. Meskipun musuh yang kita hadapi tampaknya lebih kuat, kita dapat melawan mereka karena pemeliharaan Allah yang istimewa.

Ini tidak berarti Dia selalu melindungi anak-anak-Nya dari luka-luka secara fisik atau bahkan kematian. Namun ketika seorang anak Tuhan bekerja sama dengan Allah dan melakukan kehendak-Nya, ia takkan terkalahkan sampai pekerjaannya di dunia ini selesai.
Bagaimana kita dapat memperoleh perlindungan yang dapat menolong kita "mengejar" musuh? Dengan mempercayai dan menaati Allah. Yosua berkata kepada umat Allah bahwa jika mereka mau taat kepada Tuhan, tak seorang pun dapat bertahan melawan mereka (ay. 10).

Allah yang berperang bagi mereka adalah Allah yang juga akan berperang bagi kita. Dia akan menguatkan kita untuk menghadapi segala tantangan saat kita melakukan apa yang Dia ingin kita lakukan dengan cara yang dikehendaki-Nya.

PERCAYALAH MAKA KITA AKAN MENANG
KARENA TUHAN AKAN BERPERANG BAGI KITA

#Salam_WOW

 
Harga Buku 70.000 + Ongkir
Pesan: 0818 0888 2611


Senin, 07 Oktober 2019

Sabda Bina Diri (Hari ke 563) Selasa, 8 Oktober 2019, Yosua 6:20-27

BENAR ADANYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Lalu bersoraklah bangsa itu, sedang sangkakala ditiup; segera sesudah bangsa itu mendengar bunyi sangkakala, bersoraklah mereka dengan sorak yang nyaring. Maka runtuhlah tembok itu, lalu mereka memanjat masuk ke dalam kota, masing-masing langsung ke depan, dan merebut kota itu. (ay. 20)

Bacaan kita mengisahkan bagaimana runtuhnya tembok Yerikho. Secara harfiah, tembok itu runtuh di tempatnya. Kecuali bagian di rumah Rahab. Entah Allah ketika itu memakai gempa bumi atau tidak, peristiwa tersebut merupakan mukjizat dari segi waktu dan kesempurnaannya.

Tembok itu runtuh oleh karena tindakan Allah yang langsung. Kota itu dapat direbut karena ketaatan Israel kepada firman Allah dan iman mereka akan kuasa-Nya yang ajaib. Karena kota itu tidak dibangun kembali selama beberapa ratus tahun, sedikit sekali sisa-sisa kota yang dihancurkan yang ditemukan pada lapisan tanah masa itu; sebagian besar yang tersisa musnah karena dimakan cuaca.

Jelas sekali peperangan menghancurkan Yerikho adalah peperangan Tuhan. Andil pasukan Israel hanya sebatas mengelilingi kota itu sesuai dengan perintah Tuhan dan dengan urut-urutan tertentu yang menunjukkan bahwa peperangan ini sama sekali tidak memakai taktik militer.

Tidak selalu Tuhan bertindak dengan menyertakan mukjizat-Nya yang kasat mata, ada bagian umat Tuhan harus bertindak dalam iman dengan mengangkat senjata mereka.

Hal itu kelak makin nyata dalam peperangan- peperangan berikutnya. Namun, yang penting kita sadari adalah mukjizat Allah tidak pernah berhenti, meskipun tindakan pelaksanaannya seringkali tidak terlihat.

Ketakutan para musuh bahkan sebelum berperang serta pertobatan musuh menjadi sekutu sering terjadi karena mukjizat operasi Roh Kudus dalam diri seseorang.

Syarat untuk berhasil memahami rencana Allah adalah ikuti tiap petunjuk dan kebenaran firman-Nya!

Runtuh

Cerita Alkitab tentang runtuhnya Kota Yerikho diragukan kebenarannya. Sampai suatu ketika sebuah surat kabar harian di Amerika Utara menulis artikel dengan judul: “Penelitian Terakhir Mendukung Kisah Alkitab Tentang Runtuhnya Yerikho.”

Artikel di surat kabar The Associated Press itu diawali dengan kalimat, "Sebuah penelitian arkeologi membuktikan bahwa tembok Yerikho memang roboh sebagaimana yang diceritakan dalam Alkitab."

Arkeolog Bryant G. Wood dari University of Toronto berkata begini: "Ketika kami membandingkan penemuan arkeologis di Yerikho dengan kisah di dalam Alkitab yang menggambarkan penghancuran bangsa Israel atas Yerikho, kami akhirnya sampai pada kesepakatan yang luar biasa."

Wood menulis bahwa Alkitab mengisahkan penghancuran itu terjadi setelah masa panen musim semi, dan menunjukkan bahwa bangsa Israel memang membakar kota tersebut. Kedua fakta tersebut didukung oleh sisa-sisa peninggalan arkeologis yang ditemukan. Sekali lagi, ilmu arkeologi menyampaikan kesaksian tentang kebenaran Kitab Suci.

Keyakinan kita tentang keabsahan Alkitab tidak tergantung pada penelitian ilmiah, tetapi pada pernyataannya sebagai firman Allah. Dikatakan: "Segala tulisan diilhamkan Allah". Oleh karena itu, kita dapat meyakini sepenuhnya apa yang dikatakan Alkitab.

Ini adalah fakta. Tembok Yerikho benar-benar telah runtuh. Alkitab terbukti benar!

BAGI ORANG BIJAK ALKITAB ITU MEMADAI

#Salam_WOW
 
 
 
Pesan Buku ke WA 0818 0888 2611
 
 
Harga Buku Rp. 60.000 + Ongkir
 

Minggu, 06 Oktober 2019

BERAKAR-BERTUMBUH-BERBUAH (Yeremia 17:7-8)

Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik, yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering,  dan yang tidak berhenti menghasilkan buah. (Ay. 8)

Menurut bacaan kita, Yeremia menegaskan bahwa mereka yang di berkati hidupnya adalah mereka yang hidupnya mengandalkan TUHAN dan yang menaruh harapannya pada TUHAN! (ay. 7)

Hidup dalam poros berkat TUHAN adalah hidup yang berakar pada firman-Nya. Ia akan seperti pohon yang ditanam di tepi air, yang merambatkan akar-akarnya ke tepi batang air, dan yang tidak mengalami datangnya panas terik (ay. 8a). Berakar artinya hidup dalam persekutuan dengan-Nya.

Hidup dalam poros berkat TUHAN adalah hidup yang bertumbuh dalam pelayanan-Nya. Mereka yang daunnya tetap hijau, yang tidak kuatir dalam tahun kering (ay. 8b) adalah mereka yang hidupnya bertumbuh dalam pelayanan.

Hidup dalam poros berkat TUHAN adalah hidup yang berbuah. Hidup dalam kesaksian dan menjadi berkat bagi sesama adalah hidup yang tidak berhenti menghasilkan buah (ay. 8c).

Berakar dalam persekutuan. Bertumbuh dalam pelayanan. Berbuah dalam kesaksian. Itulah yang diminta dari kita.

Tol Cipali

Seandainya dari Jakarta kita menuju Jawa Tengah lewat jalan Tol Cikampek dan Cipali, akan ada sebagian ruas jalan di Tol Cikampek dan sebagian besar ruas Tol Cipali yang seolah-olah jalannya lurus.

Padahal tidak.

Kita akan mengetahui jalan tersebut lurus atau tidak apabila kita meletakkan kompas di dashboard mobil kita. Jarum pada dashboard akan menunjukkan kepada kita bahwa sebenarnya kita tidak sedang berjalan lurus.
Itulah hidup kita. Merasa nyaman dan lurus saja hidup kita. Tetapi setelah kita melihatnya berdasarkan kompas firman-Nya, tahulah kita bahwa kita sedang bengkok jalan.

Berakar dalam persekutuan adalah membaca dan mendengarkan firman-Nya. Itulah hidup yang berakar dalam persekutuan. Hiduplah seperti akar memberi tapi tak pernah meminta kembali. Menjadi peran utama tapi tak pernah mendapat penghargaan.

Ada dua aturan mendasar dalam iman Kristen: 1) Jangan pernah berhenti bertumbuh; 2) Selalu ingat peraturan pertama. Hidup kerohanian kita akah bertumbuh dimana kita ditanam. Berhenti bertumbuh, mati. Bertumbuhlah dalam pelayanan.

Tanamlah buahnya sekarang. Meskipun kita mungkin tidak  Akan pernah menikmatinya. Toh, banyak buah yang kita nikmati Saat ini adalah hasil yang Ditanam orang lain. Berbuah adalah hidup dalam buah-buah Roh. Menjadi berkat bagi sesama adalah berbuah. Hidup dalam kesaksian yang benar adalah berbuah.

Berbuahlah dalam kesaksian hidupmu.

Tidak cukup menjadi seperti pohon beringin. Berakar kuat menjalar dan bertumbuh daun-daunnya dalam kerimbunan tapi tak pernah berbuah. Jadilah seperti pohon anggur yang berakar dan bertumbuh serta berbuah manis!

HIDUP YANG DIBERKATI-NYA ADALAH HIDUP YANG BERAKAR DALAM PERSEKUTUAN BERTUMBUH DALAM PELAYANAN DAN YANG BERBUAH DALAM KESAKSIAN HIDUP YANG MANIS

#Salam_WOW




Renungan ini dikutip dari halaman 11 buku karangan saya dengan judul yang sama. 

Buku ini 531 + xx halaman. Dicetak ukuran besar 
(21 x 28 cm) dengan Edisi Lux Hard Cover. 

Buku ini berisi 515 Renungan, 515 Bacaan, 
515 kisah inspiratif dan 515 kata-kata hikmat.

Pesan segera sebelum habis.
Rp. 290.000 (Free Ongkir Jabodetabek)

Pesan Via WA 0818 0888 2611

Sabtu, 05 Oktober 2019

Sabda Bina Diri (Hari ke 561) Minggu, 6 Oktober 2019, Rut 2:1-14

KEKRISTENAN DALAM PERBUATAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th

Lalu sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya: "Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing? (ay. 10)

Bacaan kita mengisahkan tentang Naomi yang mempunyai seorang sanak bernama Boas. Sanak atau kerabat Naomi ini dilukiskan sebagai orang yang kaya raya, yang biasanya berarti seorang perkasa yang berani. Seorang kesatria yang mengandung pengertian sifat kejantanan yang paling luhur.

Setelah kembali dari Moab dan menetap di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. Naomi menyuruh Rut mengumpulkan sisa-sisa gandum yang tertinggal di ladang milik Boas.

Seandainya Naomi mau berterus terang tentang siapa Boas, pasti Rut tidak akan berlelah-lelah mengumpulkan sisa gandum di ladangnya. Namun itu tidak dilakukannya. Sama sekali tak terbersit keinginannya memanfaatkan hubungan saudara untuk memperoleh kemudahan dan fasilitas.

Dalam pada itu, berkat Tuhan diterima Rut dengan penuh syukur. Rut adalah seorang yang ulet berusaha dan penuh semangat dalam bekerja. Sikap ini meyakinkan kita bahwa seandainya Naomi menceritakanpun itu tidak mempengaruhinya. Bagi Rut, ketika keputusan diambil, ketika itu pula ia siap menghadapi segala kemungkinan, tanpa jaminan keamanan dan kenyamanan, yang akan dihadapinya di negeri orang. Bahkan ia tidak canggung ketika harus mengumpulkan sisa-sisa gandum.

Semua itu dilakukan Rut dengan penuh syukur. Seseorang yang menyaksikan kebesaran, kedaulatan dan kehadiran Allah melalui sebuah keluarga, tanpa merasakan langsung, ternyata mampu memiliki semangat bersyukur yang luar biasa.

Sikap Rut menyodorkan pelajaran berarti bagi hidup kekristenan kita. Selama ini kita menganggap bahwa hanya orang yang telah lama mengikut Kristus yang paling lurus meresponi kasih Allah sedangkan Kristen baru harus lebih banyak belajar.

Melalui Rut, anggapan itu tumpas! Dia yang baru mengenal Allah telah mampu meresponi penuh syukur kebaikan Allah dalam hidupnya.

Kebaikan

Di salah satu ujung pangkalan truk tempat seorang Bapak bekerja, terdapat perusahaan batu bara. Di dekat pangkalan itu terdapat rel kereta api, dan setiap hari beberapa kereta barang lewat.

Bapak tersebut sering memerhatikan bahwa pemilik perusahaan batu bara itu, seorang kristen, suka melemparkan gumpalan-gumpalan batu bara di beberapa tempat melewati pagar pembatas sepanjang rel. Suatu hari ia bertanya kepada pemilik perusahaan batu bara itu mengapa ia melakukannya?

Pemilik perusahaan itu menjawab, "Ada seorang wanita tua yang tinggal di seberang jalan ini, dan saya tahu uang pensiunnya tidak cukup untuk membeli batu bara. Setelah kereta-kereta lewat, ia akan menyusuri rel dan memunguti butiran-butiran yang ia kira telah jatuh dari kereta batu bara.

Ia tidak tahu bahwa lokomotif uap telah digantikan oleh mesin disel. Saya tidak ingin mengecewakan dia, maka saya melemparkan beberapa butir batu bara melewati pagar."

Itulah kekristenan yang ditunjukkan dalam perbuatan!

Kitab Rut dengan jelas melukiskan prinsip memberi ini. Saat Boas melihat Rut mengumpulkan butiran gandum di belakang para penuai di ladang gandum miliknya, ia memerintahkan para penuai itu meninggalkan beberapa genggam gandum baginya.

Bagi Rut, ini berkat Tuhan.

Begitu pula, orang-orang sekitar kita, hidupnya perlu kita sentuh untuk mengalami kasih Allah melalui belas kasihan dan kemurahan hati kita. Oleh karena, itu kita perlu memohon kepada Tuhan agar Dia membuat kita peka terhadap kesempatan-kesempatan untuk menunjukkan kebaikan.

KEBAIKAN BAK OLI YANG MELUMASI HIDUP

#Salam_WOW




Harga Buku 60.000 + Ongkir

Jumat, 04 Oktober 2019

BUKU KUMPULAN 515 RENUNGAN TERMUAT DI FB

Buku ke 30 saya telah terbit. Buku kontemplasi yang termuat di Facebook hampir setiap hari selama dua tahun ini berisi 515 Sabda Bina Diri, 515 renungan, 515 bacaan, 515 kisah inspiratif, 515 kata-kata hikmat.

Dengan judul: “BERAKAR-BERTUMBUH-BERBUAH’, buku ini Dicetak dengan edisi Lux Hard Cover dan memiliki ukuran besar (20 x 28 cm), bandingkan buku biasanya yang berukuran 14 x 20 cm (lihat gambar Buku WOW). Dengan jumlah halaman 530 + xix, buku ini sangat berbobot.

Buku ini tepat dimiliki hamba Tuhan dan mereka yang gemar merenungkan firman-Nya

Buku ini tidak dijual toko buku.

Pemesanan via WA: 0818 0888 2611
(cantumkan alamat kirim yang lengkap).

Harga: Rp. 290.000 Free Ongkir Jabodetabek

Terima kasih.
 
#Salam_WOW