Sabtu, 03 Maret 2018

KHOTBAH MULA-MULA (1)

Yudaisme

Praktek khotbah berlangsung sebelum hadirnya kekristenan. Yudaisme memunculkannya dalam tradisi ibadah Yahudi.

Bermula dari krisis identitas saat peristiwa pembuangan di Babel, dimana orang-orang muda Yahudi tidak lagi mampu memahami teks-teks berbahasa Ibrani dengan baik.

Sementara para tua-tua Yahudi sebagai pemimpin bangsa kala itu tetap ingin mempertahankan penggunaan teks-teks Ibrani sebagai warisan leluhur mereka.

Berdasar hal ini, para tua-tua menerjemahkan dan menjelaskan teks-teks suci yang mereka baca (dikemudian hari kumpulan penjelasan ini disebut Targum).

Upaya menjelaskan teks-teks suci berbahasa Ibrani kepada generasi muda Yahudi inilah yang kita kenal awalnya sebagai khotbah. Dalam hal ini, khotbah diberi makna sebagai: “Upaya menjelaskan arti teks kepada jemaat”.

bersambung...

KHOTBAH

Makna Kata


Kata Khotbah adalah kata serapan dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab berbunyi Khata’bah. Makna kata ini adalah: Bicara sendiri; Pemberitaan Firman Tuhan; Penyampaian Kabar Baik; Berjumpa dengan Tuhan melalui Firmannya.

Ada frasa “Khotbah di Bukit”, pada Matius 5-7 yang baik untuk kita periksa bersama. Istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris dan Belanda. Inggris: “Sermon” (on the Mount), dari bahasa Latin: “sermones” yang maknanya adalah:  Khotbah, pidato, diskusi, pembahasan. Dalam hal ini Yesus di ayat ini mengadakan “pembahasan”, yang dapat disamakan dengan “mengajar”.

Belanda (berg)-”rede” = pidato, juga dari “sermones”. Yang kita sebut “khotbah”, diterjemahkan dari bahasa Belanda “prediking” (atau “preek”), yang diambil dari bahasa Latin “Praedicare” = “memberitakan kebenaran agama secara terbuka”.. dan “praedicatio” = memaklumkan, memberitakan, menyiarkan. Maka dari itu, khotbah Yesus di Bukit itu bukan “praedicare” atau “praedicatio”, melainkan “sermones” yang bermakna pembahasan, pengajaran.

Dengan demikian Khotbah adalah penyampaian dan atau pemberitaan kabar baik/Firman Tuhan secara terbuka sehingga orang lain mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui teks-teks Alkitab.





Daftarkan diri saudara pada Pelatihan Khotbah Yang saya ampu: 

#Angkatan 29 di GPIB Agape Cibubur, Sabtu 10 Maret 2018
#Angkatan 30 di Jatibening Estate, Sabtu, 3 dan 24 Maret 2018

Kontribusi 500 rb.
Bagi 10 pendaftar pertama mendapat potongan 50%
Fasilitas:1) Makan Siang; 2) Coffe Break (2x); 3) Sertifikat, 4) Training kit;
5) Reward.

Info & Pendaftaran:
0818 0888 2611 – 0819 3255 1765 (WA/SMS)

KHOTBAH, APAKAH ITU?

Makna Kata


Kata Khotbah adalah kata serapan dari bahasa Arab. Dalam bahasa Arab berbunyi Khata’bah. Makna kata ini adalah: Bicara sendiri; Pemberitaan Firman Tuhan; Penyampaian Kabar Baik; Berjumpa dengan Tuhan melalui Firmannya.

Ada frasa “Khotbah di Bukit”, pada Matius 5-7 yang baik untuk kita periksa bersama. Istilah yang dipakai dalam bahasa Inggris dan Belanda. Inggris: “Sermon” (on the Mount), dari bahasa Latin: “sermones” yang maknanya adalah:  Khotbah, pidato, diskusi, pembahasan. Dalam hal ini Yesus di ayat ini mengadakan “pembahasan”, yang dapat disamakan dengan “mengajar”.

Belanda (berg)-”rede” = pidato, juga dari “sermones”. Yang kita sebut “khotbah”, diterjemahkan dari bahasa Belanda “prediking” (atau “preek”), yang diambil dari bahasa Latin “Praedicare” = “memberitakan kebenaran agama secara terbuka”.. dan “praedicatio” = memaklumkan, memberitakan, menyiarkan. Maka dari itu, khotbah Yesus di Bukit itu bukan “praedicare” atau “praedicatio”, melainkan “sermones” yang bermakna pembahasan, pengajaran.

Dengan demikian Khotbah adalah penyampaian dan atau pemberitaan kabar baik/Firman Tuhan secara terbuka sehingga orang lain mengalami perjumpaan dengan Tuhan melalui teks-teks Alkitab.





Daftarkan diri saudara pada Pelatihan Khotbah Yang saya ampu:

#Angkatan 29 di GPIB Agape Cibubur, Sabtu 10 Maret 2018
#Angkatan 30 di Jatibening Estate, Sabtu, 3 dan 24 Maret 2018

Kontribusi 500 rb.
Bagi 10 pendaftar pertama mendapat potongan 50%
Fasilitas:1) Makan Siang; 2) Coffe Break (2x); 3) Sertifikat, 4) Training kit;
5) Reward.

Info & Pendaftaran:
0818 0888 2611 – 0819 3255 1765 (WA/SMS)

Sabda Bina Diri (Hari ke 196), Sabtu, 3 Maret 2018, Amos 1:11-12


JANGAN ANGKUH
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Mereka yang sombong akan ditundukkan.
Mereka yang angkuh akan direndahkan.

Musuh lama
Teks kita hari ini bermaksud menelusuri permusuhan antara Edom dan Israel jauh ke masa persaingan antara Yakub dan Esau, dari siapa kedua bangsa itu diturunkan. Kata Edom berarti `merah'. 

Terdapat frasa “Ia mengejar saudaranya dengan pedang” (ay, 11), yang berarti bukan mengacu kepada suatu hal khusus, melainkan suatu gambaran tentang sikap tradisional Edom terhadap Israel. 


Dalam pada itu, pada ayat 12 terdapat kata ‘teman’, ini adalah nama lain untuk Edom. Dalam ayat ini juga ada nama kota, “Bozra”. Ini salah satu kota penting Edom.


Sejarah panjang
Bagaimana kita memaknai narasi dalam bacaan kita hari ini? Ini merupakan sejarah panjang permusuhan di antara Esau (bapak orang Edom) dan Yakub (bapak ke 12 suku Israel). Ketika Israel mengalami penderitaan, orang-orang Edom bukannya menolong dan menunjukkan sikap empati, tapi malah bersukacita di atas penderitaan saudaranya itu. Hal ini menimbulkan murka Tuhan!

Secara geografis Edom merupakan negeri yang aman, terlindung dan sulit diserang musuh karena berada di daerah pegunungan berbatu. Karena itu orang-orang Edom sangat membanggakan negerinya dan merasa diri kuat. Mereka berpikir bahwa tidak akan ada bangsa lain yang sanggup mengalahkannya. Mereka pun menjadi angkuh dan lupa bahwa Tuhan sangat membenci keangkuhan.
 
Suatu bangsa atau manusia akan mudah sekali diperdaya oleh keangkuhan, ketika merasa memiliki segala-galanya. Padahal, darimanakah kekuatan, kekayaan, kedudukan, kepintaran dan sebagainya itu berasal? Segala sesuatu datangnya hanya dari Tuhan, dan tidak ada sesuatu pun yang ada di dunia ini atau yang kita miliki yang dapat dibanggakan atau sombongkan. Kalau bukan karena Tuhan kita tidak mungkin dapat mempertahankan keadaan kita, dan apa yang kita punyai hari ini esok belum tentu ada, karena kekayaan dan kejayaan manusia dapat lenyap dalam sekejap. 
JANGAN MEMUJI DIRI KARENA HARI ESOK, S’BAB ENGKAU TIDAK TAHU APA YANG AKAN TERJADI SAAT ITU.
#Salam_WOW

Note:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya dibawah ini.
Tidak dijual di toko buku. Hanya lewat pemesanan. Saya kirim via Pos
Harga buku Rp. 55.000,- (+ Ongkos kirim)