Kamis, 31 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Kamis, 31 Agustus (Yehezkiel 9:6-11)


PEMELIHARAAN-NYA MELUPUTKAN KITA DARI PENGHUKUMAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Tuhan punya 1001 macam cara untuk memelihara anak-anakNya. IA sanggup memelihara, meski di saat yang sulit sekalipun.

Bencana adalah hukuman.

Bacaan kita menjelaskan, Yehezkiel sering menekankan ajaran tentang tanggung jawab pribadi atas dosa. Pembantaian itu akan menghancurkan semua lapisan, termasuk anak-anak kecil (ay. 6) tetapi tidak akan menyentuh semua orang yang ditandai dengan huruf T itu. Pada teks Apakah Engkau memusnahkan seluruh sisa Israel (ay. 8), Yehezkiel begitu menyatukan dirinya sendiri dengan murka Tuhan atas dosa sehingga kita jarang menemukan ekspresi belas kasihan padanya.

Kesalahan bangsa Israel terletak pada penumpahan darah dan ketidakadilan. Bangsa itu merasa bahwa mereka bisa berdosa dengan bebas, dengan menyatakan, TUHAN sudah meninggalkan tanah ini dan TUHAN tidak melihatnya (ay. 9). Semua nabi mengingatkan bangsa Israel bahwa Allah yang benar menginginkan umat yang benar, dan bahwa bencana bangsa adalah sebuah hukuman atas dosa bangsa.

Tuhan memelihara.

Nas bacaan kita ini memperlihatkan, setiap ketidakadilan yang terjadi dalam sebuah negara tidak akan berlangsung selamanya. Akan tiba saatnya, Tuhan akan bertindak untuk menghentikan ketidakadilan dengan penghukuman. Pergumulan dan perjuangan orang-orang benar yang hidup dalam negara yang tidak menegakkan keadilan, tidak akan pernah sia-sia. Tuhan akan memelihara umat-Nya ketika sekitarnya mengalami kehancuran. Tuhan akan menuntut pertanggungjawaban dari setiap orang tanpa dispensasi maupun diskriminasi, bahkan tuntutan Tuhan akan dimulai dari tempat kudus-Nya, dari gereja.

Kebenaran-kebenaran di atas mengandung dua kebenaran utama yang merupakan dua sisi dari sebuah mata uang yang sama. Pertama, kekristenan selalu mempunyai pengharapan dan penghiburan dalam situasi dan kondisi seburuk apa pun, sebab Tuhan adalah hakim yang adil. Kedua, kekristenan tidak boleh digunakan sebagai jubah untuk menutupi dosa-dosa kita.

Menyalahgunakan keyakinan keselamatan di dalam Yesus Kristus demi keuntungan pribadi niscaya mendatangkan hukuman. Karenanya, Tuhan menuntut pertanggungjawaban. Mari kita gunakan kedua sisi mata uang itu untuk menguatkan sekaligus mengingatkan kita, agar kita dapat senantiasa hidup menurut kehendak-Nya.

HIDUPLAH SETURUT DENGAN KEHENDAK-NYA, NISCAYA, PENGHUKUMAN ITU AKAN BERLALU.

#Salam_WOW (Pkh. 12:10)

Sabda Bina Diri - Rabu, 30 Agustus (Yehezkiel 8:14-18)

ILAH LAIN BUKAN MASALAH KECIL
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Saya Percaya Bahwa Bila Manusia yang Memikirkan Kepentingannya Sendiri Sudah Dihancurkan, Maka Manusia yang Memikirkan Kepentingan Orang Lain Akan Muncul.
(Martin Luther King Jr)

Ilah lain yang tersembunyi dalam ibadah.

Bacaan kita menunjukkan kepada Yehezkiel, empat penglihatan tentang penyembahan bangsa Israel kepada ilah lain secara sembunyi-sembunyi, sambil tetap menyembah Allah. Pertama, bangsa Israel meletakkan berhala cemburuan di dekat jalan masuk gerbang mezbah. Kedua, 70 tua-tua Israel secara sembunyi- sembunyi menyembah gambar-gambar berhala menjijikkan yang terukir pada tembok. Ketiga, para perempuan pun terlibat dalam penyembahan berhala bahkan mereka sampai menangisi Tamus, dewi alam yang dilambangkan dengan taman dan cinta romantis (ay. 14-15). Keempat, para imam pun menyembah matahari dengan membelakangi Allah (ay. 16).

Apa yang mereka lakukan bukanlah perkara kecil di hadapan Allah (ay. 17) sebab tindakan mereka telah membuat kemuliaan Allah tidak ada lagi di dalam Bait Allah. Yehezkiel melihat kemuliaan Allah telah berada di tempat lain. Dari perjalanan penglihatan Yehezkiel, ada peringatan keras bagi umat Tuhan. Allah mengetahui setiap bentuk ilah lain dalam kehidupan rohani umat-Nya sekalipun tersembunyi atau bahkan ditutupi dengan ibadah mereka di Bait Allah. Ini juga menyebabkan Allah undur dari kehidupan umat-Nya secara diam-diam sehingga ketika mereka menyadarinya semuanya sudah terlambat. Akibat puncak dari memiliki ilah lain adalah kehancuran atas diri sendiri karena penghukuman Allah (ay. 18).

Tak kan batal kebenaran Firman Tuhan.

Di kekinian, ilah lain ini dapat berbentuk uang, jabatan (duniawi maupun gerejawi), karier, ilmu pengetahuan, gaya hidup hedonis, dan lain sebagainya. Ilah lain ini seringkali tertutup dengan kehidupan persekutuan, kesaksian dan pelayanan kita di gereja, sehingga tidak ada yang tahu. Ingatlah bahwa ilah lain bukan masalah kecil di hadapan-Nya dan Ia akan menjatuhkan hukuman atas kita. Mintalah pada Tuhan untuk menyatakan kepada kita ilah lain apa yang kita miliki dan segera tinggalkan. Hanya satu kata yang pantas disematkan kepada mereka yang menyembah ilah lain sambil menutupinya dengan persekutuan, pelayanan dan kesaksian di gereja, munafik!

Saya punya teman yang tidak tahan terhadap orang-orang munafik. Ia mengatakan kepada saya bahwa ia tidak lagi mengikuti kebaktian di gereja karena melihat begitu banyak orang munafik di sana. Ia tidak sendiri. Itu adalah salah satu alasan yang paling populer mengapa orang menolak kekristenan. Teman saya benar, banyak sekali orang munafik di gereja. Namun, kemunafikan sebetulnya tidak perlu dijadikan alasan untuk menolak Firman Tuhan.

Kuncinya adalah kebenaran Firman Tuhan. Apakah kehadiran orang-orang munafik di gereja membatalkan kebenaran Firman Tuhan?

Dalam bacaan kita, Israel perjanjian lama dituduh munafik oleh Yehezkiel. Namun, apakah hal itu menghilangkan kebenaran Firman Tuhan? Sebagian orang bisa berpendapat demikian, mungkin karena mereka mengharapkan orang-orang kristiani hidup sempurna. Namun, yang mungkin mengejutkan mereka adalah bahwa Yesus sendiri menegur dan mengutuk. DIA membencinya lebih daripada orang lain.

Hal ini membawa kita pada sebuah perenungan: Kebenaran kekristenan tidak boleh didasarkan pada orang-orang kristiani yang tidak sempurna, tetapi pada Kristus yang sempurna. Oleh sebab itu, jika seseorang bisa menunjukkan bahwa Yesus munafik, maka barulah ia memang memiliki alasan yang sah. Namun itu mustahil terjadi. Yesus itu tidak berdosa maupun bersalah. Yesus adalah jawaban bagi dalih kemunafikan.

DARIPADA MEMANDANG ISRAEL PERJANJIAN LAMA YANG MUNAFIK, PANDANGLAH YESUS.
 
#Salam_WOW (Pkh. 12:10)

Senin, 28 Agustus 2017

Sabda Bina Umat - Selasa, 29 Agustus (Yehezkiel 7:24-27)

KASIH, PENGAJARAN DAN HIKMAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Pemimpin kuat bukanlah pemimpin yang tidak mengenal rasa takut. Ia memiliki rasa takut, tapi berani menghadapinya.

Pemimpin tak berdaya.

Nas kita menggambarkan kecongkakan Israel (ay. 24). Kecongkakan karena kekuatan mereka. Keangkuhan orang-orang yang kuat. Tempat-tempat kudus mereka, tempat ibadah lokal akan dinajiskan. Pada mulanya dosa mungkin tampak menyenangkan dan nikmat (ay. 25). Tetapi, apabila telah mencapai puncaknya dosa mendatangkan kebinasaan, penderitaan dan putus asa. Satu-satunya harapan akan kelepasan ialah berbalik kepada Tuhan dalam pertobatan dan iman dan mengandalkan Tuhan yang mendamaikan.

Bencana demi bencana akan datang (ay. 26). Nabi dengan nubuat-nubuatnya dari Tuhan, imam dengan petunjuk dari Hukum Taurat, dan tua-tua dengan nasihat mereka tentang masalah-masalah umum, semuanya sama-sama membisu. Raja ... pemimpin ... dan seluruh penduduk (ay. 27) juga tidak berdaya. Yehezkiel menunjuk pada Yoyakhin, pada raja-raja yang terdahulu, dan pada penguasa yang akan datang sebagai raja, tetapi dia tidak memakai gelar tersebut.

Kasih, pengajaran dan Hikmat.

Bacaan kita berseru nyaring, gereja akan berusaha keras untuk mendapatkan kedamaian namun sudah terlambat. Tantangan gereja akan membesar, sebab sekarang tiga sumber kekuatan rohani bagi gereja, yaitu kasih, pengajaran hukum Tuhan, dan nasihat para orang-tua akan lenyap. Hilangnya ketiga sumber itu merupakan pukulan yang lebih dahsyat dibandingkan malapetaka yang didatangkan Tuhan atas Israel.

Apa yang akan terjadi pada umat Tuhan jika sumber-sumber kekuatan rohaninya lenyap? Lenyapnya penghiburan, tidak ada lagi bimbingan, dan tidak ada lagi pengarahan akan membuat jemaat terus terpuruk ke dalam kehancuran yang lebih dalam. Semuanya serba gelap, tanpa arah, dan tidak ada pengharapan. Betapa mengerikannya jika saat ini tiba.

Apakah umat Tuhan masa kini mungkin mengalami penghukuman berupa lenyapnya sumber-sumber kekuatan rohani? Ya, sebab kasih, pengajaran, dan hikmat merupakan karunia Tuhan sehingga Ia berhak memberikan ataupun menahannya ketika umat-Nya tidak lagi percaya kepada-Nya. Betapa tragisnya bila Tuhan berhenti berfirman.

TUHAN TIDAK MEMBERI KITA KITAB SUCI UNTUK MENINGKATKAN PENGETAHUAN KITA, MELAINKAN UNTUK MENGUBAH KEHIDUPAN KITA.

#Salam_WOW (Pkh. 12:10)

Minggu, 27 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Senin, 28 Agustus (Yehezkiel 6:11-14)

BUKAN MENGUBAH TAPI MENERIMA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Tidak ada kata menyerah untuk terus tumbuh, tidak ada alasan untuk terpendam dalam keterbatasan, karena bagaimanapun pertumbuhan demi pertumbuhan harus diawali dari kemampuan untuk mempertahankan diri dalam kondisi yang paling sulit sekalipun.

Akulah Tuhan.

Bacaan kita benderang memaparkan, bangsa Israel yang hidup sezaman dengan Yehezkiel adalah bangsa yang religius. Namun itu adalah masalah utama mereka. Selama berabad-abad mereka senantisa tertarik kepada bentuk penyembahan asing yang mereka temukan di dataran tinggi tanah Israel. Karena itulah firman Tuhan yang disampaikan dalam pasal ini berpusat kepada gunung-gunung Israel, dataran tinggi dimana sumber perzinahan rohani bangsa Israel terletak. Berita penghukuman atas Israel beserta seluruh bukit pengorbanan dan berhala-berhala menggunakan kata-kata menegaskan tidak ada kompromi sama sekali bagi mereka yang berzinah rohani (ay. 11, 12, 14). Kebenaran ini menegaskan bahwa Allah sangat menuntut kemurnian dan kekudusan umat yang menyembah-Nya.

Menarik untuk diperhatikan bahwa setiap pemberitaan penghukuman yang mengerikan selalu diakhiri dengan kata-kata `mereka akan mengetahui, bahwa Akulah TUHAN' (ay. 13-14). Penghukuman Allah atas dosa bukan akhir dari segala-galanya. Namun penghukuman dimaksudkan untuk memberikan kesaksian akan keadilan dan kekudusan Allah. Penghukuman dimaksudkan untuk memimpin umat-Nya kembali kepada pengenalan dan pengakuan bahwa Allahlah yang utama dalam hidupnya.

Pada akar (bukan) pada batang.

Tahukah anda bahwa pohon bambu tidak akan menunjukkan pertumbuhan berarti selama 5 tahun pertama. Walaupun setiap hari disiram dan dipupuk, tumbuhnya hanya beberapa puluh centimeter saja.Namun setelah 5 tahun, pertumbuhan pohon bambu sangat dahsyat dan ukurannya tidak lagi dalam hitungan centimeter melainkan meter.

Lantas, apa sebetulnya yang terjadi pada sebuah pohon bambu?

Ternyata selama 5 tahun pertama, ia mengalami pertumbuhan dahsyat pada akar (bukan) pada batang, yang mana daripada itu, pohon bambu sedang mempersiapkan pondasi yang sangat kuat, agar ia bisa menopang ketinggian nya yang berpuluh puluh meter kelak dikemudian hari.

KESELAMATAN DIPEROLEH BUKAN DENGAN MENGUBAH KEHIDUPAN, MELAINKAN DENGAN MENERIMA KEHIDUPAN YANG BARU.

#Salam_WOW/Pkh. 12:10

Jumat, 25 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Sabtu, 26 Agustus (Amos 5:7-13)

MEMBENCI KEJAHATAN MENGASIHI KEBAIKAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Ketika seseorang menyakiti kita, bencilah apa yang telah dia lakukan, jangan benci dirinya.

Penegur ketidakadilan tidak disukai.

Kerohanian sejati tidak ada jikalau tidak disertai keinginan akan kebenaran (ay. 7). Kita semua harus menaruh perhatian sungguh-sungguh akan kebenaran dalam hidup kita dan masyarakat di mana kita hidup. Kebenaran diungkapkan dengan mengikuti pimpinan Roh Kudus, membenci kejahatan, dan mengasihi kebaikan. Memanggil air Taut (ay. 8), ayat ini tidak saja mengacu kepada kuasa pengendalian Allah atas kekuatan-kekuatan alam, tetapi mungkin kepada air bah zaman Nuh. Yang memberi teguran di pintu gerbang (ay. 10), pintu gerbang kota adalah tempat keadilan dilaksanakan. Seorang hakim atau nabi yang menegur ketidakadilan, pasti tidak disukai.

Dalam pada itu, Amos menasihati bangsa itu untuk mendengarkan ratapannya tentang Israel. Sang nabi menandaskan perlunya pertobatan dan merinci beberapa dosa yang membuat bangsa itu bersalah. Penyembahan berhala mereka yang terus-menerus telah menjadi pola hidup mereka. Karena itu hukuman dalam bentuk pembuangan tidak dapat dihindarkan. Di antara semua dosa Israel yang dikemukakan Amos, yang paling menonjol adalah dosa-dosa sosial mereka -- orang kaya yang mengambil keuntungan dari yang miskin dan memeras mereka. Allah menghendaki bahwa kita mempunyai kasih istimewa dan belas kasihan bagi mereka yang perlu bantuan.

Membenci yang jahat mencintai yang baik.

Olive Moore, penulis Inggris abad ke-19, menulis kata-kata ini: “Hati-hatilah menggunakan kebencian …. Kebencian adalah hasrat yang membutuhkan seratus kali energi cinta. Pakailah hanya untuk membenci masalah, bukan orang. Pakailah hanya untuk membenci sikap tidak toleran, ketidakadilan, kebodohan. Kebencian akan menjadi kekuatan manakala kita menggunakannya untuk membenci hal-hal di atas. Kekuatan dan kedahsyatannya tergantung pada banyaknya kita memakai kebencian itu.”

Kita cenderung menghambur-hamburkan sikap benci untuk kesalahan dan perbedaan yang remeh. Komentar rekan sesame pelayan dapat memancing rasa sengit kita. Surat bernada marah untuk pimpinan gereja sering membesar-besarkan hal-hal remeh karena penyakit kebencian kita salah sasaran. Gereja menjadi retak dan pecah ketika kebencian diarahkan kepada orang-orang, bukan pada kekuatan di sekitar kita yang menghancurkan kehidupan dan harapan.

Misionaris kuno yang melakukan perjalanan keliling digambarkan sebagai orang-orang yang tidak membenci apa pun selain dosa. Mereka adalah orang yang secara serius melakukan seruan pemazmur, “Hai orang-orang yang mengasihi Tuhan, bencilah kejahatan!”, dan Nabi Amos yang mendesak pembacanya untuk “membenci yang jahat dan mencintai yang baik”

SEBAIK-BAIKNYA PERBUATAN KITA, AKAN SELALU ADA ORANG YANG IRI DAN MEMBENCI. BUKAN ALASAN UNTUK BERHENTI MENEBAR KEBAIKAN. JANGAN PERNAH BERHENTI BERBUAT BAIK.
 
#Salam_WOW
(Pkh. 12:10)

Sabda Bina Diri - Minggu, 27 Agustus (Yehezkiel 6:1-7)



NUMBERO UNO
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Tuhan sering mengunjungi kita, tetapi kebanyakan kita sedang tidak ada di rumah. (Joseph Roux)

Nas kita mengatakan ‘Gunung-gunung Israel’ (ay. 2). Teks gunung-gunung itu membentuk karakteristik topografi utama dari tanah Israel. Sang nabi menggambarkan kesejahteraan gunung-gunung di bawah kerajaan yang baru. Gunung-gunung ... bukit-bukit ... alur-alur sungai dan lembah-lembah (ay. 3) adalah karakteristik fisik. Yang berbeda dengan dataran Babel. Tempat-tempat tersebut juga merupakan tempat penyembahan beragam berhala. Perkembangan penyembahan berhala telah dihentikan di Israel oleh pemimpin-pemimpin seperti Samuel, Daud, Asa, dan Hizkia. Manasye memperkenalkan kembali berbagai jenis penyembahan kafir. Yosia melakukan reformasi yang luas pada tahun 622 SM, tetapi para penerusnya tidak melanjutkan pekerjaannya.

Dalam pada itu, Dosa utama Israel terhadap Allah ialah penyembahan berhala (ay. 4). Berkali-kali mereka dengan angkuh menolak kebaikan Allah serta mempersembahkan ibadah dan kesetiaan mereka kepada dewa-dewa lain. Dewasa ini kesalahan yang sama dengan menyembah berhala dilakukan apabila orang mencari kepuasan, kenikmatan, makna atau pertolongan di dalam perkara-perkara dunia yang berdosa dan sekular dan bukan mengandalkan Allah saja sebagai harapan hidup mereka.

Hati yang diperbaharui.

Pada suatu ketika,, ada banyak mobil, truk, ban, kerai jendela, dan mainan tertentu telah ditarik oleh pabrik yang memproduksinya. Mereka mengeluarkan peringatan: "Produk ini cacat dan berbahaya sehingga dapat menyebabkan luka serius, bahkan kematian. Kembalikan produk ini kepada kami dan kami akan memperbaikinya." Namun terserah kepada para konsumen apakah mereka mau memperhatikan peringatan itu dan mengembalikan produk tersebut atau tidak.

Bayangkan seandainya Tuhan juga memasang peringatan dalam hati dan jiwa setiap orang yang berbunyi: "Karena terbukti sangat rentan terhadap dosa dan penyelewengan yang disengaja, maka produk ini dinyatakan cacat. Kelalaian untuk mengatasi masalah ini dapat mengakibatkan kematian rohani."

Melalui Nabi Yehezkiel, Tuhan mengatakan bahwa umat-Nya telah berzinah dan mengeraskan hati. Namun Tuhan rindu untuk melunakkan hati mereka dan membawa mereka kembali kepada- Nya. Dia meminta dengan sangat: "Bertobatlah dan berpalinglah dari segala durhakamu, supaya itu jangan bagimu menjadi batu sandungan, yang menjatuhkanmu ke dalam kesalahan .. Perbaruilah hatimu dan rohmu! Mengapakah kamu akan mati, hai kaum Israel? Sebab aku tidak berkenan kepada kematian seseorang yang harus ditanggungnya .. Oleh sebab itu, bertobatlah, supaya kamu hidup!" Dengan berpaling dari dosa kepada Allah melalui iman kepada Yesus Kristus, setiap orang akan mendapat hati yang diperbarui.

Bersyukurlah untuk pimpinan dan bimbingan Tuhan

Dalam zaman dimana banyak orang memandang peristiwa- peristiwa hanya sebagai rentetan peristiwa yang terisolasi dan terputus dari yang lain dan mereka menemukan kebebasan untuk melakukan apa pun yang menjadi kesukaannya, kesaksian tentang tatanan moral Tuhan harus dinyatakan dengan lantang yaitu TUHAN HARUS SELALU MENJADI NOMOR SATU DALAM KEHIDUPAN KITA. NUMBERO UNO. Setiap tindakan yang menomorduakan Tuhan akan mendapatkan penghukuman- Nya.

Setiap orang percaya, setiap kita,  harus mewartakan kesaksian ini tidak hanya dengan suara tapi juga dengan kehidupan sehari-hari yang menyatakan bahwa Tuhan yang nomor satu (NUMBERO UNO) dalam hidupnya. Daftarkan hal-hal yang cenderung dinomorsatukan manusia sehingga menggeser kedudukan Tuhan. Lalu periksalah dalam urutan keberapakah hal-hal tersebut dalam hidup Anda. Jika menempati urutan pertama bertobatlah, jika kedua berdoalah mohon kekuatan-Nya. Jika nomor terakhir bersyukurlah untuk pimpinan dan bimbingan Tuhan dalam hidup Anda.

Tidak ada kompromi sama sekali bagi mereka yang berzinah rohani. Kebenaran ini menegaskan bahwa Allah sangat menuntut kemurnian dan kekudusan umat yang menyembah-Nya. Tidak ada tempat bagi berhala di dalam rumah Tuhan dan di dalam keseharian hidup beriman umat-Nya.

APAPUN YANG TERJADI, JANGAN NOMORDUAKAN TUHAN.

#Salam_WOW 

Note:
Saya menulis hampir 70 renungan ini dengan mengacu dari buku-buku penjelasan Kitab-kitab PB & PL dibawah ini. Sila miliki. 

Pemesanan buku, hubungi 0819 3266 1765 (WA/SMS)


Sabda Bina Diri - Jumat, 25 Agustus (Amos 5:1-3)


IBADAH AKTUAL (BUKAN HANYA) RITUAL
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Ibadah itu menyehatkan fisik, menyehatkan pikiran, menyehatkan hati.

Di dalam ratapan ini (ay. 1), Amos menyampaikan kesedihan Tuhan karena dosa-dosa Israel. Nyanyian ini mengatakan bahwa malapetaka mereka itu sudah pasti, seakan-akan sudah terjadi; namun Amos masih mengimbau umat itu untuk berbalik kepada Allah supaya sekurang-kurangnya "sisa-sisa keturunan" dapat diselamatkan. Konsekuensi hidup bersekutu dengan Allah adalah hidup menurut jalan-Nya. Sebaliknya, konsekuensi meninggalkan Allah dengan segala jalan-Nya berarti kematian dan ratapan.

Israel disebut sebagai anak dara karena sampai waktu itu ia tetap tidak tertaklukkan. Sebutan ini menunjukkan kontras antara masa lalunya dengan masa depannya. Tidak ada yang membangkitkannya (ay. 2). Tidak ada kekuasaan yang akan sanggup menolongnya. Akan tersisa seratus orang ... akan tersisa sepuluh orang (ay. 3). Ayat ini menggambarkan suatu pembunuhan yang mengerikan dalam perang, sebanyak 90% bala tentaranya berkurang.

Tak tertolerir…

Tuhan sama sekali tidak menolelir sikap hidup kita yang membunuh kehidupan dan pengharapan mereka yang lemah. Sebagaimana Tuhan memihak kepada Israel ketika ditindas di Mesir, demikianpun Tuhan akan mendengar seruan mereka yang tertindas di antara umat Tuhan. Para penindas akan mengalami penghukuman Tuhan. Kemewahan yang mereka peroleh dari hasil penindasan akan musnah. Kebun anggur yang mereka bangun dengan indah tidak akan mereka nikmati.

Sesungguhnya hanya di dalam Tuhan ada kehidupan. Carilah Tuhan, maka kamu akan hidup. Israel keliru menyamakan Tuhan dengan tempat. Semua tempat ibadah tidak menjamin Tuhan boleh didapatkan, sebab Tuhan ada bagi hati yang bertobat.

TUHAN TIDAK MENGINGINKAN (HANYA) IBADAH RITUAL. IA (JUGA) INGIN AGAR HUBUNGAN NYATA DENGAN-NYA TERWUJUD DI DALAM IBADAH AKTUAL. DALAM KESEHARIAN HIDUP BERIMAN KITA.

#Salam_WOW

Selasa, 22 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Rabu, 23 Agustus 2017 (Amos 3:9-15)

JANGAN ADA KEJAHATAN DALAM PELAYANANMU
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Buah keheningan adalah doa. Buah doa adalah iman. Buah iman adalah cinta. Buah cinta adalah pelayanan. Buah pelayanan adalah damai (Bunda Teresa).

Bacaan kita memaparkan, Amos memanggil para tetangga Israel untuk menyaksikan kesalahan, dosa, dan hukuman Israel. Mereka akan mengakui bahwa hukuman itu memang pantas bagi mereka (ay. 9). Samaria Tidak tahu berbuat jujur (ay. 10). Telah kehilangan semua rasa mengetahui aturan moral. Musuh itu adalah Asyur (ay. 12-13), bangsa yang dipakai Allah untuk membinasakan Israel. Hanya sebagian kecil Israel akan selamat untuk mengisahkan hukuman Allah. Keturunan Yakub (ay. 13). Acuan kepada kesepuluh suku, sebagaimana ditunjukkan dengan penyebutan Betel di ayat berikut. Tuhan Allah, Allah semesta alam. Ini adalah bentuk nama Allah yang terpanjang dalam Alkitab, yang hanya terdapat dalam Perjanjian Lama. Ini menandaskan dengan cara khusus kemahakuasaan Allah untuk maksud memperbesar akibat penghakiman yang dinubuatkan. Tanduk-tanduk mezbah (ay. 14). Tanduk-tanduk mezbah melambangkan kekuasaan dan suci bagi orang-orang Israel. Tanduk-tanduk ini penting, karena ke situlah darah kurban dipercikkan. Memotongnya adalah tindakan penajisan.

Auman singa nubuat penghakiman itu memang dahsyat. Tidak saja Tuhan tidak akan membuat perkecualian terhadap umat yang dikasihi-Nya, Tuhan pun tidak akan membuat hukuman-Nya sebagai urusan privat. Sebaliknya hukuman itu akan bersifat terbuka sehingga bangsa- bangsa kafir musuh Allah tahu bahwa umat-Nya sedang dihukum oleh Tuhan. Apabila dulu Allah menghancurkan Mesir demi menciptakan Israel, kini hukuman Tuhan akan membuat Israel mengalami kehancuran. Penjarahan, kehancuran, kehinaan akan harus ditanggung oleh umat yang keras hati itu. Singa telah mengaum, seharusnyalah mereka takut dan bertobat!

Begitu Israel begitupun kita.

Jangan berlindung dibalik mezbah pelayananmu. Jangan engkau mengira dosa yang ada dibalik pelayananmu tidak dilihat Tuhan. DIA murka atas dosa-dosamu itu. Betul Tuhan itu kasih. Tetapi kasih Tuhan tidak membuat Dia mengorbankan kesucian dan keadilan- Nya. Karena itu, selaku umat pilihan yang menerima kasih-Nya kita harus hidup serasi dengan sifat-sifat-Nya. Karenanya bertobatlah. Cara terbaik bertobat adalah dengan meleburkan diri dalam pelayanan yang tulus, jangan dengan dengki dan berlumuran dosa, seperti Israel.

Sungai Brule, yang terletak di perbatasan antara Michigan dan Wisconsin, mengalirkan airnya yang jernih dan berkilau sampai berkilo-kilometer jauhnya. Sungai itu dihuni oleh suatu populasi besar ikan air tawar yang berbintik, berwarna pelangi, dan coklat. Di suatu tempat terdapat Sungai Iron, yang keruh dan penuh dengan endapan bijih dan tanah liat, yang bergabung dengan Sungai Brule.

Dengan bergabungnya kedua sungai ini, aliran air jernih dari Sungai Brule mengalir berdampingan dengan air keruh dari Sungai Iron dengan jarak yang sangat dekat. Kedua sungai itu kemudian menjadi satu. Sekarang perhatikan apa yang terjadi--air yang jernih dari Brule tidak membersihkan air dari Iron. Sebaliknya, air yang keruh dari Iron mengotori seluruh sungai kecil itu.

Seperti halnya hubungan kedua sungai di atas, pelayanan yang dekat dengan kejahatan juga dapat merusak persekutuan. Berkompromi dengan kejahatan yang terjadi dalam pelayanan, bertentangan dengan kehendak Allah. Namun menjaga diri agar tetap murni dan mengubahkan orang yang jahat dalam pelayanan sama sulitnya seperti menjaga agar air Sungai Brule dan Iron tetap terpisah dalam satu aliran yang sama. Karenanya bertobatlah. Pisahkan pelayanan dari kejahatan. Jangan lakukan kejahatan dalam pelayananmu!

PELAYAN SEJATI TIDAK BERUSAHA MEMANFAATKAN TUHAN DEMI TUJUAN DAN KEPENTINGAN PRIBADI SESAJA.
 
#Salam_WOW

Ini renungan saya ke 66. Saya mendasarkan penulisan renungan ini pada buku-buku karya saya sendiri dibawah ini. Saudara dapat memilikinya dengan cara pesan antar melalui Pos dan Giro.

Sila pesan ke 0819 3255 1765 (WA/SMS)


 

Senin, 21 Agustus 2017

SABDA BINA DIRI - Selasa, 22 Agustus 2017 (Amos 2:6-12)

PERSEMBAHKAN TUBUH, ITU IBADAH SEJATIMU
Oleh: Reinhard Samah Kansil

There is no fear in love, but perfect love casteth out fear.

Dalam bacaan kita, Amos dengan benderang dan gamblang memaparkan, setelah menegur dosa tetangga-tetangga Israel, Amos kini mencapai puncaknya dan mengarahkan perhatian pada dosa-dosa dan hukuman yang akan menimpa Israel, kerajaan utara itu. Mereka tidak taat kepada firman Allah, tetapi malah menindas orang miskin (ay. 6-7), hidup mesum dan mencemarkan penyembahan Allah (ay.8). Di bagian lain Amos menjelaskan bahwa mereka menentang pelayanan nabi-nabi Allah yang benar (ay. 12).

Jangan melupakan Allah sumber hidup.

Kemudian daripada itu, dosa pertama yang Allah bongkar menyangkut ketidakadilan para elit terhadap orang lemah (ay. 6-7). Pemimpin dan orang yang berlebih harta atau kuasa tidak memperlihatkan kesadaran bahwa mereka adalah pelayan Tuhan. Kedua, percabulan dibiarkan merajalela bahkan sampai merasuki upacara keagamaan (ay. 8). Hal ini membuat Israel sama melakukan dosa bangsa kafir yang menjadikan kesuburan menjadi objek ibadah. Ketiga, menyembah kekuatan alam berarti melupakan Allah sumber hidup dan segala keberhasilan (ay. 9-10). Keempat, semua dosa itu memuncak dalam kebebalan rohani. Tidak lagi ada keinginan untuk mendengarkan firman. Para nabi disuruh bungkam (ay. 11).

Bebal rohani.

Allah tidak akan membuat perkecualian apabila umat-Nya sendiri berbuat dosa. Allah tidak menggunakan standar ganda. Justru keberadaan sebagai umat harus membuat Israel berjuang agar sifat- sifat dan kehadiran Allah tampak dalam seluruh kehidupan mereka. Begitu pun kini, justru di tengah kondisi masyarakat yang semakin anarkis dan bebal rohani orang Kristen harus memiliki cap kehadiran dan kemuliaan Allah di dalam tingkah lakunya sehari- hari.

Apa istimewanya berbagai kebaktian penyegaran iman dan ibadah hari Minggu serta ibadah rumah tangga dan lainnya, apabila Kekristenan tidak gigih menegakkan kebenaran dan kekudusan dalam masyarakat mulai dari diri sendiri?

PERSEMBAHKAN TUBUHMU SEBAGAI PERSEMBAHAN YANG HIDUP, YANG KUDUS DAN YANG BERKENAN KEPADA ALLAH: ITU ADALAH IBADAHMU YANG SEJATI.

#Salam_WOW
 
Pesan Buku-buku ini hubungi: 0819 3255 1765
 
 

Minggu, 20 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Senin, 21 Agustus 2017 (Amos 2:1-3)

TEGAK SELAMANYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Kita tidak dirancang untuk gagal. 
Kitalah yang gagal untuk merancang hdup kita.

Moab adalah bangsa keturunan anak Lot dari putri sulungnya. Orang-orang Moab berhubungan erat dengan orang-orang Israel dan Amon. Membakar tulang-tulang raja Edom (ay. 1). Mungkin ini berhubungan dengan kejadian ketika Mesa, raja Moab, sedikitnya untuk sementara waktu berhasil dalam pemberontakannya. Keriot adalah ibu kota Moab yang disebut Kir. Pada batu prasasti Moab, Keriot disebut sebagai situs kuil Kamos, dewa orang Moab.

Tidak memiliki kebenaran.

Amos adalah. nabi untuk bangsa Israel, tetapi ia mulai pemberitaannya dengan sebuah pengumuman bahwa penghakiman akan jatuh atas bangsa-bangsa sekitar (ay. 2-3). Dengan cara ini ia dapat menunjukkan bahwa karena bangsa-bangsa lain akan dihukum, maka Israel tidak dapat berharap untuk lolos. Sebab Israel memiliki kebenaran sebagaimana dikhotbahkan oleh nabi-nabi Tuhan, maka Israel lebih dipersalahkan daripada bangsa-bangsa lain yang tidak memiliki kebenaran ini.

Di Moskow, ada New Tretyakov Gallery, museum yang memamerkan karya seni dan senjata dari zaman bekas Uni Soviet. Di sepanjang Sungai Moskow yang mengalir dekat museum itu terdapat patung-patung para pemimpin yang pernah berkuasa. Patung-patung itu sudah dirusak dan puing-puingnya berserakan di sepanjang sungai itu. Patung Stalin dan Lenin telah kehilangan hidung dan kepalanya terpisah dari tubuhnya.

Kitalah Israel Rohani.

Pemandangan yang menyedihkan ini mengingatkan kita pada mimpi Raja Nebukadnezar. Ia melihat sebuah patung yang amat besar berkepala emas. Dada dan lengannya dari perak, perut dan pinggangnya dari tembaga, pahanya dari besi, dan kakinya sebagian dari besi dan sebagian lagi dari tanah liat. Hal ini berturut-turut menggambarkan empat kerajaan besar di dunia. Dari sejarah kita tahu bahwa keempatnya adalah Babilonia, Persia, Yunani, dan Roma. Kemudian "tanpa perbuatan tangan manusia sebuah batu terungkit lepas dari gunung" menggelinding dan menghancurkan patung itu hingga berkeping-keping. Ini menggambarkan hukuman Allah kepada keempat kerajaan itu dan kuasa-Nya atas seluruh bumi. Amos 1-2 menggambarkan penghukuman Allah atas tujuh bangsa tetangga Israel.

Kelak Allah akan menghakimi bangsa-bangsa di dunia, dan karya-karya besar mereka akan berserakan di tanah. Seberapa pun kuatnya bangsa itu, semua akan runtuh di bawah luapan murka Allah yang kudus. Namun, kita yakin bahwa Yesus Kristus, Raja atas segala raja, pada saatnya akan memerintah dalam kebenaran, keadilan, dan perdamaian. Kitalah Israel-israel rohani masa kini itu.

BANGSA-BANGSA BANGKIT DAN RUNTUH
NAMUN KERAJAAN KRISTUS BERDIRI TEGAK SELAMANYA.
 
#Salam_WOW

Jumat, 18 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Sabtu, 19 Agustus 2017 (1 Kor. 16:16-18)


HORMAT MENGHORMATI HARGA MENGHARGAI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Karena kita saling membutuhkan, maka saling menghargailah kita.

Dalam bacaan kita, Rasul Paulus memberikan beberapa petunjuk khusus bagaimana jemaat Korintus harus bersikap terhadap sebagian orang yang secara menonjol sudah melayani kepentingan Kristus di antara mereka. Ia menyebutkan Stefanus, Fortunatus, dan Akhaikus, sebagai orang yang datang kepadanya dari jemaat Korintus. Yang digambarkannya tentang mereka adalah bahwa mereka melengkapi kekurangan jemaat bagi dia, dan dengan demikian menyegarkan rohnya dan roh mereka (ay. 17-18). Mereka memberinya gambaran yang lebih sempurna tentang keadaan jemaat dengan perkataan mulut mereka daripada yang bisa diperolehnya melalui surat mereka, dan dengan demikian itu sangat menenangkan pikirannya, dan sekembalinya mereka dari dia, akan menenangkan pikiran jemaat di Korintus juga.

Kita berhutang hormat.

Ia menasihati supaya mereka menaati orang-orang yang demikian dan setiap orang yang turut bekerja dan berjerih payah (ay. 16). Ini jangan dipahami sebagai tunduk kepada atasan seperti dalam arti yang sesungguhnya, tetapi sebagai pengakuan secara sukarela akan berharganya orang-orang itu. Mereka secara khusus berutang hormat pada orang-orang ini, dan orang-orang itu harus mereka segani. Perhatikanlah, sungguh mulia sifat mereka yang melayani orang-orang kudus dan bekerja keras untuk membantu keberhasilan Injil, yang mendukung dan mendorong hamba-hamba Kristus yang setia, dan berusaha membuat mereka semakin berguna. Orang-orang seperti itu harus dihargai dan dihormati.
Paulus menyadari bahwa dirinya bukan rasul super. Ia tidak serba bisa, juga tidak akan hidup selamanya. Itu sebabnya ia perlu melatih dan memberi kesempatan bagi Timotius dan digembirakan oleh kedatangan Stefanus. Jika kita bertanya-tanya apa rahasia kebesaran Paulus, jawabnya ialah: ia menyadari kekecilan dirinya dan karena itu membuka diri untuk bekerja sama dengan banyak rekan pelayanan dan memberi diri untuk pelayanan bagi generasi muda.

Yang tua menghargai yang muda.

Pernahkah Anda merasakan bahwa apa yang dilayankan Gereja kurang memberikan kemampuan iman bagi warganya dalam menghadapi kenyataan hidup sehari-hari? Apabila pelayanan Gereja hanya bergantung pada bentuk verbal (khotbah) saja sekitar 30 menit pada hari Minggu, maka wajar bila jangkauan pelayanan Gereja menjadi sangat terbatas. Selain berkhotbah, Paulus juga mengunjungi jemaat-jemaat, hidup bersama mereka, mengenal mereka secara akrab. Tidak heran bila surat-suratnya terasa sangat kontekstual dan mengena.

Begitupun kita, dituntut juga rasa saling menghormati dalam pelayanan. Sesama pelayan hendaknya saling menghargai. Yang tua menghargai yang muda. Yang senior menghormati yang yunior.

Di balik setiap keberhasilan pelayanan selalu ada orang-orang yang lebih muda yang mendoakan, merintis, menindaklanjuti kerja-kerja pelayanan bersama.

SEBAGAI YANG LEBIH TUA, BERILAH KESEMPATAN SELUAS-LUASNYA KEPADA YANG LEBIH MUDA, DALAM PELAYANAN. ITULAH KESEJATIAN SALING MENGHARGAI DAN MENGHORMATI.

#Salam_WOW  
 

Pemesanan buku ini, hubungi: 0819 3255 1765 (WA/SMS)