Jumat, 23 Juni 2017

Sabda Bina Diri - Sabtu, 24 Juni 2017

(Roma 7:21-25)

PAHLAWAN DIGDAYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Perang terakbar dalam sejarah umat manusia bukanlah perang dunia ke 2. Perang paling heroik adalah perang melawan diri sendiri. Dan kemenangan terakbar adalah menang terhadap peperangan melawan diri sendiri.

Paulus mengalaminya.

Paulus berkesimpulan bahwa ketika ingin berbuat apa yang baik, yang jahat itu ada padanya. Keinginan Paulus untuk melakukan hal yang baik memperoleh perlawanan sengit dari apa yang ia namakan hukum lain (ay. 21).

Dalam pada itu, pada sisi lain yang lebih menyenangkan, Paulus menyatakan: di dalam batinku aku suka akan hukum Allah (ay. 22). Inilah tanggapan batin Paulus terhadap hukum Allah dan tanggapan ini ia berikan sebagai seorang anak Allah.

Pada saat yang bersamaan Paulus melihat dan berkata, "Di dalam anggota-anggota tubuhku aku melihat hukum lain." Dirinya yang sejati, manusia batiniahnya, dengan hukum Allah. Tetapi ada hukum lain (hukum dosa) yang menawan "aku"-nya, menjadikan dia tawanan. Tetapi sebelum menawan Paulus, hukum dosa terlebih dahulu berjuang melawan hukum akal budi-nya. Yang dimaksudkan dengan hukum akal budi dan manusia batiniah, adalah diri Paulus sesungguhnya yang dikuasai oleh Allah (ay. 23)

Kitalah pemenangnya.

Syukur kepada Allah. Pembebasan datang melalui Yesus Kristus, Tuhan kita (ay. 25). Yesus Kristus sang pembebas membebaskan Paulus. Dengan akal budi Paulus terus melayani hukum Allah.

Bukan hanya untuk pembenaran kita harus sepenuhnya bersandar pada anugerah Allah, dalam pergumulan melawan dosa untuk hidup kudus pun kita harus terus mengandalkan Kristus. Kemampuan Untuk Bertahan Bukanlah Sekadar Kemampuan Untuk Menanggung Perkara yang Sukar, Namun Kemampuan Untuk Mengubahnya Menjadi Kemuliaan.

Jangan pernah surut dalam perang melawan dosa. Berperanglah terus. Kita pasti akan menang, apabila kita mengikuti Kristus, Pahlawan digdaya itu!