Minggu, 06 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Senin, 7 Agustus 2017 (Hosea 2:1-7)

KUBERBAHAGIA SETIA TEGUH
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Mudah menjadi setia ketika keadaan senang. Menjadi ujian kesetiaan ketika keadaan memburuk. Ada beberapa ujian bagi kesetiaan. “Waktu” adalah ujian terberatnya. Apakah kita mampu setia selamanya?

Ketidakbahagiaan dalam ketidaksetiaan.

Bacaan kita dengan gambling memaparkan, Hosea harus menegur Gomer dengan kata-kata, dia bukan istri-Ku, dan Aku ini bukan suaminya (ay. 1). Istri sang nabi itu telah memisahkan diri darinya, dan dengan hati patah sang nabi mengakui bahwa ikatan perkawinan mereka telah putus. Tuhan kecewa dan marah terhadap ketidaksetiaan Israel. Israel telah berselingkuh dengan Baal (ay. 4).

Apa yang dilakukan-Nya sebagai suami yang dikhianati? Pertama, Tuhan memutuskan semua jalan sehingga Israel tidak berhubungan dengan Baal (ay. 5). Israel akan kehilangan semua berkat Tuhan yang selama ini dinikmatinya (ay. 7). Setelah mengalami kekecewaan Gomer, seperti Israel, akan berkata, Aku akan pulang kembali kepada suamiku yang pertama (ay. 6). Baik Gomer, maupun Israel, tidak mendapatkan kebahagiaan dalam ketidaksetiaan. Di sini Tuhan menyatakan bahwa ia akan membawa Israel ke tempat mana Israel akan menyadari bahwa ia membutuhkan suaminya.

Terima kasih Tuhan, ketidaksetiaan kami diampuni.

Cara efektif agar seseorang bertobat adalah dengan "membiarkannya" menderita sehingga ia berpaling kepada Tuhan untuk mendapatkan kelepasan. Lalu setia. Tatkala hal-hal duniawi telah menarik perhatian kita untuk berpaling dari kesetiaan kepada Tuhan, insyaflah bahwa hanya di dalam Kristus tersedia berkat sejati untuk hidup kita. Setia itu sampai akhir. Jika tidak sampai akhir maka tidak setia namanya.

Jika kita sedang mengalami jalan panjang penghukuman Tuhan seperti yang dialami Israel sebagai akibat ketidaksetiaan kita, berbaliklah untuk bertobat kepada-Nya. Ia tak ingin kita binasa, tetapi ingin kita pulih mesra dengan-Nya. Karenanya, setialah. Pribadi yang hebat bukanlah yang mampu mengalahkan orang lain, tapi yang mampu menundukkan dirinya sendiri untuk menjadi setia.

Oleh dan karena itu, berdoalah: “Terima kasih Tuhan, kasih-Mu membuat ketidaksetiaan kami diampuni. Kami bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kasih-Mu itu”. Kami akan setia teguh.

TUHAN MEMILIH KITA BUKAN KARENA KITA YANG TERBAIK. TAPI KARENA TUHAN TAHU KITA MAMPU SETIA DALAM MENJALANI TUGAS YANG TERJAL DAN BERLIKU INI.
 
#Salam_WOW

Sabda Bina Diri - Minggu, 6 Agustus 2017 (Hosea 1:1-9)


YANG BERSELINGKUH YANG TAK DIAMPUNI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Apabila manusia gagal mencintai Tuhan, maka IA tidak.

Bacaan ini merupakan sebagian biografi Hosea. Nas ini menggambarkan tentang perselingkuhan Israel (ay. 2). Perintah untuk mengawini perempuan sundal  dan tindakan Hosea mengawini Gomer, serta kelahiran anak-anaknya (ay. 3-6, 8-9) merupakan gambaran yang mengungkapkan sikap dan rencana Tuhan terhadap umat-Nya. Perempuan sundal merupakan gambaran tentang sikap Israel yang telah menyimpang dari Tuhan. Kata ‘sundal’ menggambarkan penyimpangan yang meliputi seluruh aspek kehidupan.
Itulah sebabnya Hosea juga mengungkapkan hal itu dengan ungkapan yang lebih signifikan lagi, yaitu bahwa roh perzinahan telah menyesatkan Israel Nama anak- anak Hosea seperti Yizreel, Lo-Ruhama: tidak dikasihi, dan Lo-Ami" bukan umat-Ku, merupakan nama-nama yang menggambarkan penolakan Tuhan terhadap umat Israel, khususnya Israel Utara. Bahkan Tuhan tak akan mengampuni mereka. Terjemahan yang lebih pas dari kalimat, ‘tidak mengampuni lagi’ adalah ‘seluruh kasih-Ku akan kuambil dari mereka’.

Sebuah kisah tentang cinta yang tak berbalas.

Cinta tanpa pamrih yang diberikan Hosea kepada Gomer yang tidak setia. Gomer berulang kali menyeleweng sehingga menghancurkan hati Hosea. Namun, Hosea tidak pernah berhenti mencintainya.

Lalu Gomer dibuang ke tempat yang sangat gelap. Kita dapat membayangkan keadaannya yang letih, perasaan tak berguna, berpenyakitan, dibebani oleh kesedihan, dan tidak punya apa-apa. Yang tersisa hanyalah cinta Hosea.

Hubungan antara Hosea dan Gomer menggambarkan hubungan antara Tuhan dan bangsa Israel. Meskipun Israel tidak setia dan menderita karenanya, Tuhan tetap mengejarnya dan berbicara kepadanya dengan lembut.

Apabila seorang pelayan Tuhan mendalami kisah cinta tak berbalas ini, saya membayangkan ia akan berkata, "Apakah ini yang disebut cinta yang tidak rasional?" Dan pelayan Tuhan lain akan menjawab, "Saya tahu! Hosea mengasihi Gomer seperti Tuhan mengasihi kita!"
Inilah Tuhannya Hosea. Sambutlah kasih-Nya dan ketahuilah bahwa Dia bukanlah Tuhan yang murka dan menakutkan. Seluruh umat manusia pantas dihukum karena dosa-dosanya, tetapi karena kasih Tuhan, keselamatan itu telah datang ke dunia melalui Yesus Kristus. Karena itu hiduplah dalam kasih-Nya.

PERBAHARUILAH KASIH KITA KEPADA TUHAN DENGAN MENGINGAT KASIH TUHAN KEPADA KITA.

#Salam_WOW

Sabda Bina Diri - Sabtu, 5 Agustus 2017 (Filemon 1:1-7)


DI DOA SAHABATKU ADA NAMAKU DISEBUT
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Apapun yang kita rencanakan, apapun yang ingin kita lakukan, awalilah dengan doa. Kekuatan doa tak kan pernah meninggalkan kita. Doa adalah senjata terbesar yang tak seorangpun mampu mengambilnya dari kita.    

Doa bagi orang lain jangan hanya bagi diri sendiri.

Dalam dua ayat pertama dari bagian pengantar bacaan, kita mendapati siapa yang menulis dan kepada siapa surat itu ditulis, dengan beberapa keterangan dan sebutan tambahan, yang sedikit banyak menyiratkan tujuan surat ini ditulis (ay. 1-2). Selanjutnya, Salam Rasul Paulus kepada orang-orang yang dia sebut (ay. 3). Rasul Paulus mengungkapkan kasih sayangnya seutuhnya kepada Filemon, dengan mengucap syukur dan berdoa kepada Allah atas namanya, dan sangat bersukacita atas banyak kebaikan pada diri Filemon yang ia tahu dan dengar (ay. 4-7).

Doa-doa dan puji-pujian kita harus dipersembahkan kepada Allah, bukan hanya bagi diri sendiri, melainkan juga bagi orang lain. Menyampaikan permohonan secara pribadi tidak boleh dilakukan dengan jiwa mementingkan diri sendiri, dengan hanya memikirkan urusan-urusan kita, tetapi orang lain juga harus kita ingat. Kita harus tersentuh dengan sukacita dan ucapan syukur atas kebaikan apa saja yang ada pada mereka, atau dilakukan oleh mereka, atau dianugerahkan kepada mereka, sejauh itu kita ketahui, dan mengusahakan apa yang mereka butuhkan. Ini merupakan bagian penting yang harus ada dalam persekutuan orang-orang kudus. Paulus, dalam ucapan syukur dan doa pribadinya, sering kali mengingat teman-temannya secara khusus: Aku mengucap syukur kepada Allahku, setiap kali aku mengingat engkau dalam doaku. Kadang-kadang ia menyebutkan nama, atau paling tidak mengingat mereka secara khusus dalam pikirannya. Dan Allah tahu siapa yang dimaksudkan, meskipun namanya tidak disebutkan. Ini adalah sarana untuk menerapkan kasih dan mendapatkan kebaikan bagi orang lain.

Aku dan kamu menjadi kita. Doa kita. Seperti sahabat mendoakan sahabatnya.

Jangan hanya mendoakan diri sendiri dan keluarga. Sahabat bahkan orang lainpun seharusnyalah kita doakan. Seperti Paulus yang mendoakan sahabat-sahabatnya, begitupun kita. Sebut sahabat kita dalam doa-doa kita. Itulah doa sejati.

Ingatlah sahabat-sahabat kita dalam doa kita. Jangan lupakan mereka. Persahabatan sejati adalah persahabatan yang saling mendoakan.

JANGAN BERDOA HANYA MENGHARAP KEMUDAHAN. TAPI BERDOALAH MENGHARAP PENYERTAAN TUHAN DALAM SETIAP KESULITAN HIDUP KITA, KELUARGA DAN SAHABAT-SAHABAT KITA.

#Salam_WOW

SH:
Pasal ini merupakan biografi Hosea yang menggambarkan tentang perselingkuhan (persundalan) Israel (ayat 2). Perintah untuk mengawini perempuan sundal (ayat 2) dan tindakan Hosea mengawini Gomer, serta kelahiran anak-anaknya (ayat 3-6, 8-9) merupakan gambaran yang mengungkapkan sikap dan rencana Allah terhadap umat-Nya Israel. Perempuan sundal merupakan gambaran tentang sikap Israel yang telah menyimpang dari Allah. Kata ‘sundal’ menggambarkan penyimpangan yang meliputi seluruh aspek kehidupan. Itulah sebabnya Hosea juga mengungkapkan hal itu dengan ungkapan yang lebih signifikan lagi, yaitu bahwa roh perzinahan telah menyesatkan Israel (bdk. 4:12, 5:4).Nama anak- anak Hosea seperti Yizreel (ayat 4), Lo-Ruhama: tidak dikasihi (terjemahan lain, ayat 6), dan Lo-Ami" bukan umat-Ku (ayat 9), merupakan nama-nama yang menggambarkan penolakan Allah terhadap umat Israel, khususnya Israel Utara. Bahkan Allah tidak akan mengampuni mereka lagi (ayat 6). Terjemahan yang lebih cocok dari kalimat, ‘tidak mengampuni lagi’ adalah ‘seluruh kasih-Ku akan kuambil dari mereka’.
Jika ditimbang dari perselingkuhan Israel, memang Israel tidak lagi pantas diampuni. Tetapi akhirnya pengampunan dan penyelamatan itu datang juga kepada Israel dan Yehuda (ayat 10-12). Kabar baik itu diungkapkan juga melalui perubahan nama anak-anak Hosea. Lo-Ruhama menjadi Ruhama (yang dikasihi), dan Lo-Ami menjadi Ami (umat-Ku).
Renungkan:
Seluruh umat manusia juga pantas dihukum karena dosa-dosanya, tetapi karena kasih Allah, keselamatan itu telah datang ke dunia melalui Yesus Kristus. Karena itu hiduplah dalam kasih-Nya.




Sabda Bina Diri - Jumat, 4 Agustus 2017 (Titus 3:9-14)


YANG BERDEBAT YANG SIA-SIA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Cara terbaik untuk menang dalam perdebatan adalah jangan pernah memulainya. Lebih baik terlihat bodoh, padahal tidak. Daripada, terlihat pintar, padahal tidak.          

Elakkanlah perdebatan.

Bacaan kita menegaskan, Paulus memberi tahu Titus apa yang harus dihindarinya dalam mengajar (ay. 9). Ada pertanyaan-pertanyaan yang memang perlu didiskusikan dan dijernihkan, yang bisa meningkatkan pengetahuan yang bermanfaat, tetapi persoalan-persoalan yang dicari-cari dan yang bodoh, yang tidak memberi kemuliaan bagi Allah dan juga tidak membangun manusia, haruslah dielakkan.

Akan tetapi, karena akan ada pengajaran-pengajaran sesat dan bidat dalam jemaat, Rasul Paulus kemudian mengarahkan Titus mengenai apa yang harus dilakukannya bila hal itu terjadi, dan bagaimana harus menghadapinya (ay. 10). Seorang Pelayan Tuhan bertugas membina iman jemaat. Namun ada saja kemungkinan si pelayan harus menghadapi orang yang senang berdebat. Orang semacam ini bukan sedang mencari jawaban atas pergumulan imannya. Biasanya ia hanya senang cari-cari masalah. Menurut Paulus, ini harus dihindari (ayat 9). Meski sanggup mempertahankan iman, tak ada guna buang-buang waktu karena yang dicari bukanlah kebenaran. Jadi jangan sampai terjebak pada debat kusir. Itu tidak membuat Injil dikenal orang. Perdebatan tak akan membuat iman seseorang bertumbuh. Juga jangan sampai orang merasa diri saleh hanya karena ia sibuk mendiskusikan masalah iman. Kekristenan tak hanya berhenti sampai wacana, melainkan harus mewujud dalam tindakan. Bukan berarti tak ada tempat untuk mendiskusikan iman, tetapi iman yang tidak berakhir pada sebuah tindakan adalah sia-sia. Mendiskusikan iman bukan ditujukan untuk membuktikan pendapat atau memenangkan argumen.

Elakkanlah pertengkaran lidah.

Perdebatan adalah pertengkaran lidah. Tak ada sama sekali manfaat yang dapat dipetik dari sebuah pertengkaran lidah. Apalagi dalam pelayanan. Hindarilah. Orang yang yakin bahwa dia benar, tidak akan merasa harus menjelaskan. Hanya orang yang tidak yakin mengenai pendapatnya, yang akan sibuk menjelaskan. Maka, diamlah. Damailah dalam kebenaran yang kita yakini. Elakkanlah perdebatan.

Untuk menghindari perdebatan yang sia-sia dalam sebuah pelayanan, ada dua pilihan; Berkata-katalah dengan baik atau diamlah. Sebaiknya menghindari pembicaraan yang berujung pada kesia-siaan dan dosa semata. Begitu Nampak pembicaraan menuju kearah perdebatan yang sia-sia, segera akhiri. Sedapat mungkin menjauhi perdebatan dengan lawan bicara, meskipun boleh jadi kita berada di pihak yang benar


TAK ADA HAL BAIK YANG DIDAPAT DARI PERDEBATAN DALAM PELAYANAN. KECUALI HATI YANG LUKA DAN PELAYANAN YANG KEHILANGAN DAMAI SEJAHTERA.

#Salam_WOW