Sabtu, 31 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 223) Minggu, 1 April 2018, Yohanes 20:1-10

TUHAN TELAH DICURI…!
Oleh: Reinhard Samah Kansil


Jangan mengukur kuasa Tuhan yang tak terbatas
dengan pikiran kita yang terbatas.
Karena Dia hidup, kita pun akan hidup.

Bacaan di hari Paskah ini, menceritakan bukan mengenai kebangkitan itu sendiri, karena tidak seorang pun dari mereka menggambarkan bagaimana Dia bangkit, melainkan mengenai bukti-bukti akan kebangkitan itu, yang menunjukkan bahwa Dia memang telah bangkit.
,
Utuh seperti semula
Maria Magdalena berkata kepada Simon Petrus dan murid-murid lainnya: “Tuhan telah diambil orang!” (ay. 2). Mustahil sebenarnya, karena kubur dijaga oleh tentara elit romawi. Juga, kain kapan tertinggal (ay. 6). Begitupun kain peluh yang tergulung, ditinggalkan dalam keadaan tetap utuh seperti semula (ay. 7).

Tuhan yang tidak bangkit atau tuhan yang mati adalah tuhan yang dicuri. Bila Maria Magdalena berkesimpulan seperti itu, adalah wajar, sebab ia sangat mencintai Yesus. Maria Magdalena mendapat terlalu banyak dari Yesus. Tetapi ternyata kasih kepada Yesus, tanpa kebangkitan, tidak cukup! Itu kasih yang sia-sia.

Kasih tanpa kebangkitan adalah kasih yang menuntun orang kepada kecemasan, kegelisahan, dan kepanikan. Kasih yang bisa sampai pada kesimpulan "Tuhan kami dicuri". Sebaliknya, kasih yang disertai kebangkitan Yesus adalah kasih yang menghadirkan rasa tenang, aman, selamat sentosa. Apakah Tuhan kita adalah Tuhan yang bangkit, ataukah Tuhan kita adalah Tuhan yang dicuri?

Kubur kosong
Kubur yang kosong membuktikan bahwa Yesus tak dapat dikalahkan maut. Sebaliknya maut dipecundangi-Nya. Kebangkitan-Nya membuktikan kebenaran ucapan-ucapan tentang diri-Nya dan tentang maksud kematian-Nya yaitu memberikan nyawa-Nya untuk tebusan nyawa kita dari kuasa dosa dan kuasa maut!

Kekuatan terdahsyat yang tak dapat dipungkiri maupun dielakkan adalah ketika kematian ditaklukkan-Nya. kebangkitan Kristus mampu mengangkat seluruh keberadaan kita hingga hidup yang berat dan serba tak menentu sekarang ini dapat kita jalani dan isi dengan pertolongan kuasa kebangkitan-Nya.

Dikekinian kita kerap menjadi seperti Maria Magdalena dan Petrus yang merasa hidup seolah hampa, semangat luruh menjadi letih lesu. Tetapi kemenangan Kristus merupakan dasar untuk keselamatan kekal kita. Kubur kosong bukan karena Tuhan kita di curi. Kubur kosong membuktikan DIA telah bangkit.

Bayangkan, bagaimana rasanya bila suatu malam kita tidur dengan diberitahu bahwa esok matahari tidak akan terbit lagi. Bagaimana bila itu benar terjadi? Niscaya kedinginan, kegelapan yang tiada akhir, dan kematian melanda bumi. Tumbuhan dan bunga-bunga akan layu, pepohonan akan mati, dan seluruh kehidupan akan binasa karena tak ada sinar matahari.

Terpujilah Tuhan yang membuat matahari bersinar setiap hari. Sinarnya yang memberi kehangatan dan kehidupan melingkupi bumi. "Kematian" matahari terbenam setiap hari selalu diikuti oleh "kebangkitan" matahari terbit keesokan harinya. Karenanya, pengharapan kita pun diperbarui. Sinar matahari yang terbit setiap pagi mengingatkan kita bahwa gelapnya dosa yang kita lalui didunia akan segera berganti dengan terang surgawi dalam kekekalan.

Terbitnya matahari adalah kepastian akan kebangkitan kita dalam Yesus Kristus. Kegelapan maut telah menghampiri Dia, hingga tubuh-Nya yang tak bernyawa terbaring di dalam kubur. Namun tidak untuk seterusnya. Kubur itu kosong. Karena Dia bangkit! Dan dalam kebangkitan-Nya terkandung janji tentang kebangkitan kita.

Lain kali, saat kita melihat matahari terbit dan menatap sinarnya yang menerangi langit di pagi hari, pandanglah itu sebagai pengharapan. Kita pun akan diingatkan pada kepastian akan kebangkitan kita sendiri!


KEBANGKITAN-NYA JAMINAN KEBANGKITAN KITA.


#Salam_WOW