Selasa, 15 Agustus 2017

Sabda Bina Diri - Selasa, 15 Agustus 2017 (I Korintus 13:1-8)

PENGETAHUAN AKAN LENYAP KASIH TINGGAL TETAP
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Nubuat akan berakhir, bahasa roh akan berhenti, pengetahuan akan lenyap tapi Kasih tak berkesudahan.

Kasihlah yang terutama.

Dalam bacaan kita, Rasul Paulus menunjukkan jalan lebih utama yang ia maksudkan atau yang ada dalam pandangannya, sebagaimana telah ia katakan di bagian penutup pasal sebelumnya. Jalan yang dimaksud adalah kasih. Bukan kasih yang biasa kita gunakan dan yang dipahami oleh sebagian besar orang sebagai pemberian amal sedekah, melainkan kasih dalam arti sepenuhnya dan yang paling luas, kasih yang sejati terhadap Tuhan dan sesama manusia, kebaikan hati terhadap sesama saudara Kristen, yang tumbuh dari ibadah yang tulus dan sungguh kepada Tuhan.

Sekalipun aku dapat berkata-kata dengan semua bahasa manusia dan bahasa malaikat, tetapi jika aku tidak mempunyai kasih, aku sama dengan gong yang berkumandang dan canang yang gemerincing (ay. 1).
Kita dihidupkan oleh kasih Kristus.

Di balik setiap tindakan yang manusia lakukan, pasti ada motivasi. Tentu saja masing-masing orang bertindak dengan motivasi yang berbeda-beda. Namun, dalam kehidupan kekristenan, setiap tindakan orang harus didasari oleh motivasi yang sama, yaitu kasih.

Mengapa? Paulus menjelaskan bahwa dalam kehidupan orang Kristen kasih bukan sekadar identitas atau ciri kekristenan tetapi jiwa dan jati diri Kristen dan kekristenan. Dengan demikian, kasih adalah sesuatu yang mutlak ada dalam kehidupan orang Kristen. Penjelasan Paulus tidak berhenti sampai di situ.

Selanjutnya ia mengatakan bahwa semua karunia yang orang Kristen miliki, tidak berarti apa-apa jika tidak didasari oleh kasih. Paulus memberikan suatu pengajaran yang sangat keras kepada orang Kristen karena menyangkut keberadaan mereka sebagai milik Kristus, dan hidup di dalam Kristus.

Karena itu, walau kepandaian berbicara, mengajar, hikmat dan pengetahuan kita miliki dalam pelayanan kita, jika tidak disertai kasih hanya akan menciptakan kegaduhan, dan membuat kita tidak berharga.

Nas ini hendak memberikan pelajaran penting untuk kita, orang-orang Kristen masa kini, yaitu bahwa kita adalah orang yang dihidupkan oleh Kristus dan bagi Kristus. Karena itu kitalah orang-orang yang akan memiliki dan menyatakan kasih Kristus itu dalam segala aspek kehidupan kita. Lakukan dan landasilah segala aktivitas hidup kekristenan kita dengan kasih yang dari Kristus asalnya.

KASIH BUKAN UNTUK DISIMPAN DAN DIRASAKAN SENDIRI, TAPI UNTUK DIBAGI KE SEMUA ORANG.
 
#Salam_WOW

Pemesanan buku, hubungi: 0819 3255 1765

 

Sabda Bina Diri - Rabu, 16 Agustus 2017 (1Korintus 13:13)

KASIH TAK PERNAH MENYERAH TAK PERNAH GAGAL
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Jika kita mengasihi sampai luka, maka tak akan ada lagi luka, hanya kasih.

Kasih adalah kebahagiaan jiwa.

Dalam Nas kita ini, Paulus meringkaskan keunggulan kasih. Tidak hanya lebih menginginkannya melebihi karunia-karunia itu, tetapi juga melebihi anugerah-anugerah lain, yaitu iman dan pengharapan Demikianlah tinggal ketiga hal ini, yaitu iman, pengharapan, dan kasih, dan yang besar di antaranya ialah kasih. Anugerah yang sejati jauh lebih unggul dari pada karunia-karunia rohani apa pun. Iman, pengharapan, dan kasih merupakan tiga karunia yang utama, dan kasih adalah yang paling utama. Kasih merupakan tujuan, dan dua anugerah yang lain itu hanyalah sarananya. Kasih merupakan kodrat ilahi, kebahagiaan dari jiwa, atau perhentian jiwa di dalam Allah yang penuh damai, dan kesukaan kudus dari semua orang kudus-Nya.

Dan kasih itu akan berlangsung terus selamanya, ketika iman dan pengharapan sudah tidak diperlukan lagi. Iman terpusat pada pewahyuan ilahi dan mengaminkannya, sedangkan pengharapan berpegangan pada kebahagiaan di masa yang akan datang dan menanti-nantikannya. Kemudian di dalam sorga iman akan melebur di dalam penglihatan, sedangkan pengharapan di dalam kenyataan. Ketika kita sudah melihat dan menikmati segala sesuatu itu, kita tidak perlu percaya dan berharap lagi. Tetapi kasih akan tetap ada di dalam kesempurnaan Allah sendiri, sementara gambar Allah ada pada ciptaan-Nya dan hubungan timbal balik antara Allah dan ciptaan-Nya itu.

Sombong yang salah kaprah.

Salah kaprah tentang pengertian karunia dalam hidup orang-orang percaya hari ini, masih seringkali terjadi. Ada yang beranggapan bahwa karunia itu sifatnya kekal. Anggapan ini cenderung membuat orang yang diberikan karunia khusus menjadi sombong.

Padahal, karunia adalah pemberian Roh Kudus yang berfungsi untuk memperlengkapi dan menunjang pelayanan, supaya anak-anak Tuhan dapat melayani lebih efektif dan efisien. Itu sebabnya karunia diberikan kepada orang tertentu untuk tugas tertentu. Bila tugas tertentu sudah selesai, maka karunia pun ditarik kembali. Tidak demikian dengan kasih. Kasih adalah karakter yang ditanamkan, dan harus ditumbuhkan, karena itu kasih harus menjadi bagian tidak terpisahkan dalam hidup anak-anak Tuhan.

Penyair Archibald MacLeish berkata bahwa "seperti halnya sinar, kasih menjadi lebih baik di kegelapan". Ia menyebut hal ini sebagai "hikmat terakhir di sore hari". Hal yang sama berlaku atas kasih kita kepada satu sama lain; kasih dapat menjadi lebih baik saat kita menua. Archibald melihatnya sendiri pada dua temannya yang sudah lanjut usia.
Mereka sudah menikah selama lebih dari 50 tahun, namun masih sangat saling mencintai. Yang satu hampir meninggal karena mengidap kanker pankreas; sedang yang lainnya hampir meninggal karena Parkinson. Satu ketika Archibald melihat Barbara membungkuk ke ranjang Claude, menciumnya, dan berbisik, "Aku mencintaimu." Claude menjawab, "Engkau cantik."

Archibald merenungkan pasangan-pasangan yang telah mengabaikan pernikahan mereka, yang tidak mau bertahan dalam situasi baik atau buruk, sakit atau sehat, miskin atau kaya, dan ia sedih melihat mereka. Mereka akan kehilangan kasih seperti yang dinikmati oleh kedua teman Archibald di tahun-tahun terakhir mereka.

Archibald telah menyaksikan Claude dan Barbara selama bertahun-tahun, dan Archibald tahu bahwa iman yang dalam kepada Allah, komitmen seumur hidup, kesetiaan, dan kasih yang menyangkal diri adalah tema utama dari pernikahan mereka. Mereka mengajarkan kepada Archibald bahwa kasih yang sejati tidak pernah menyerah, "tidak pernah gagal". Kasih mereka adalah "hikmat terakhir di sore hari", dan akan berlanjut sampai akhir. Kiranya kita menyatakan kasih yang tak berkesudahan serupa itu kepada mereka yang mengasihi kita.

KASIH ADALAH HAKIKAT KEKAL ALLAH. KARENANYA, KASIH KRISTUS HARUS MENJADI CIRI HIDUP KITA, DAN KASIH KRISTUS INILAH YANG HARUS SELALU DIUTAMAKAN DALAM SELURUH EKSISTENSI HIDUP DAN PELAYANAN KITA. 
 
#Salam_WOW
 
Pemesanan buku, hubungi: 0819 3255 1765 (WA/SMS)