Jumat, 23 Maret 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 217) Sabtu, 24 Maret 2018, Mazmur 136:23-26

MEMUJI KARYA BESAR-NYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil


Terima kasih Tuhan, kasih setia-Mu
yang melampaui segala perkara
Telah memelihara hidup ini.


Pemelihara Agung
Bacaan kita gamblang menyatakan dirayakannya kasih setia Allah dalam penebusan gereja-Nya (ay. 23-24). Dalam banyak penebusan yang dilakukan bagi gereja bangsa Yahudi dari tangan para penindas mereka,yaitu ketika mereka ada pada masa-masa perhambaan dan dalam keadaan yang begitu hina, Allah mengingat mereka dan membangkitkan para juru selamat, para hakim, dan pada akhirnya Daud.

Dalam pada itu, pemeliharaan yang dilakukan-Nya bagi segala makhluk ciptaan (ay. 25), Allah memberikan roti kepada segala makhluk. Inilah contoh kasih setia pemeliharaan Allah, yaitu Dia selalu mencukupkan makanan di mana pun Ia menciptakan kehidupan. Dia adalah pengelola rumah tangga yang begitu cakap memelihara keluarga yang begitu besar.

Dalam segala kemuliaan dan pemberian-Nya, pemazmur bersyukur kepada Allah semesta langit. Hal ini menunjukkan bahwa Dia adalah Allah yang mulia, dan kemuliaan kasih setia-Nya haruslah dijadikan inti dari pujian kita (ay. 26). Kekayaan kemuliaan-Nya dinyatakan dalam benda-benda belas kasihan-Nya. Hal itu juga menunjukkan bahwa Dia merupakan seorang pemelihara yang agung, sebab setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, dari Bapa terang, Allah semesta langit.

Terpancar dari sumber-Nya
Di kekinian hari ini, kita memiliki alasan yang kuat untuk berkata, “Dia mengingat kita, anak-anak manusia, dalam kerendahan kita, dalam keadaan kita yang sedang tersesat, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya. Dia mengirim anak-Nya untuk menebus kita dari dosa, maut dan neraka, serta semua musuh rohani kita, bahwasanya untuk selama-lamanya kasih setia-Nya.

Kita harus menelusuri setiap aliran ke sumbernya. Kasih setia yang lain mungkin bertahan untuk sementara waktu saja, tetapi kasih setia yang terdapat di dalam diri Tuhan berlangsung untuk selama-lamanya. Kasih itu terpancar dari sumber yang tidak akan pernah habis.

Kalau kita perhatikan, kebanyakan lagu-lagu pujian yang lahir sekarang ini lebih menekankan aspek hubungan pribadi seseorang dengan Tuhan. Lagu-lagu semacam itu makin sering saja dinyanyikan dalam ibadah jemaat. Ini bukan hal yang sepenuhnya salah tetapi harus diperkaya dengan penghayatan yang alkitabiah. Dari mazmur ini, kiranya kita belajar untuk memuji karya besar Allah dan kasih-Nya pada umat-Nya, sebagai sekelompok orang percaya.

Memuji Tuhan, bukan hanya sebagai seorang pribadi atau atas nama pribadi, tetapi sebagai jemaat Tuhan, sebagai komunitas orang percaya yang bersama-sama mengalami kemurahan-Nya.

JANGAN MENUNGGU BERKAT BARU MEMUJI-NYA.
PUJILAH DIA MAKA BERKAT AKAN BERKELIMPAHAN.

#Salam_WOW