Minggu, 22 April 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 247) Rabu, 25 April 2018, 1Yohanes 3:16-18


MENGASIHI ADALAH TANDA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Kasih Tuhan bagi kita adalah motivasi terkuat kasih kita terhadap sesama.

Melalui berbagai macam alasan dan dorongan, Rasul Yohanes hampir tidak pernah menyebutkan kasih suci tanpa berbicara panjang lebar tentang pengamalannya, seperti yang ditulis dalam bacaan kita hari ini.


Bukan lidah tapi perbuatan
Allah yang besar telah memberikan Anak-Nya untuk mati bagi kita (ay. 16). Karenanya, mengapa kita tidak dapat menafsirkan ini sebagai Allah Firman? Inilah kasih Allah sendiri, kasih Dia yang secara pribadi adalah Allah, meskipun bukan Bapa, bahwa Ia mengenakan hidup, supaya Ia dapat menyerahkannya bagi kita! Inilah perendahan diri, keajaiban, dan rahasia kasih ilahi, bahwa Allah berkenan menebus jemaat dengan darah-Nya sendiri! Sudah pasti bahwa kita harus mengasihi mereka yang sudah dikasihi Allah, dan dikasihi seperti itu.

Dalam pada itu, kasih itu haruslah, pada tingkat berikutnya, penyayang, murah hati, dan peka terhadap kebutuhan saudara-saudara (ay. 17). Allah berkenan membiarkan sebagian saudara seiman untuk miskin, supaya orang-orang yang kaya dapat beramal dan mengasihi mereka. Allah yang sama juga berkenan memberikan harta duniawi kepada sebagian saudara seiman, supaya mereka dapat mengamalkan anugerah yang mereka miliki kepada orang-orang kudus yang miskin. Mereka yang memiliki harta duniawi harus lebih lagi mengasihi Allah yang baik, dan saudara-saudara mereka yang baik, dan harus bersedia membagikannya demi mereka.

Rasul Yohanes menginginkan supaya dalam segala hal kasih itu tidak dibuat-buat dan betul-betul bekerja, bila keadaan memungkinkan: Anak-anakkumarilah kita mengasihi bukan dengan perkataan atau dengan lidah, tetapi dengan perbuatan dan dalam kebenaran (ay. 18). Pujian dan sanjungan tidaklah pantas bagi orang-orang Kristen. Yang pantas adalah ungkapan-ungkapan yang tulus dari perasaan yang kudus, dan pelayanan-pelayanan atau pekerjaan-pekerjaan kasih.

Kasih
Menerima Yesus berarti menerima kasih Allah. Izinkan Dia aktif, mengungkapkan kasih itu dalam perbuatan kita!

Dalam bukunya yang berjudul The Best Is Yet To Be (Yang Terbaik Belum Datang), Henry Durbanville bercerita tentang seorang gadis kecil di London yang mendapat penghargaan dalam suatu pameran bunga. Yang diikutsertakannya adalah bunga yang ditanam di sebuah teko retak, yang selama ini ditaruh di depan jendela loteng rumahnya yang kumuh. Ketika ditanya bagaimana caranya ia merawat bunga seindah itu di lingkungan yang tampaknya tak memungkinkan sehingga bunga itu dapat tumbuh indah, ia berkata bahwa ia selalu memindah-mindahkan posisi bunga itu agar selalu terkena sinar matahari.
Bunga tersebut menjadi indah dan memenangi perlombaan karena tinggal di dalam hangatnya sinar matahari. Ini mengingatkan kita pada perkataan Yesus, "Seperti Bapa telah mengasihi Aku, demikianlah juga Aku telah mengasihi kamu; tinggallah di dalam kasih-Ku itu". Dari sini kita dapat menarik pelajaran bahwa kita harus terus menjaga diri agar tetap berada dalam kehangatan kasih Kristus.

Kita tinggal dalam kasih Kristus tatkala kita menunjukkan kasih kepada sesama. Yesus memperjelas hal ini dengan kata-kata-Nya, "Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku. Inilah perintah-Ku, yaitu supaya kamu saling mengasihi, seperti Aku telah mengasihi kamu. Tidak ada kasih yang lebih besar daripada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya".

Kita dapat merasakan kehangatan kasih Kristus bila kita menaati perintah-Nya untuk mengasihi dan melayani sesama. Begitulah caranya kita dapat tinggal dalam kehangatan kasih-Nya!



#Salam_WOW

NOTE:
Renungan ini bersumber dari buku karangan saya dibawah ini:
Pesan Buku ke 0818 0888 2611
Harga Rp. 65.000,- (+Ongkir)



Tidak ada komentar:

Posting Komentar