Minggu, 22 April 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 242) Jumat, 20 April 2018, Hakim-Hakim 4:11-24


JANGAN REMEHKAN PEREMPUAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Pria diciptakan dengan kekuatan fisik
Perempuan diciptakan dengan kekuatan hati.

Bacaan kita hari ini tentang Debora, satu-satunya hakim perempuan atas orang Israel, telah menyampaikan perintah Tuhan kepada Barak. Dari jawaban Barak terlihat bahwa ia kurang mengandalkan penyertaan Tuhan, merasa lebih mantap bila Debora ikut serta. Nubuat Debora, ternyata kelak digenapi.


Mengandalkan
Penulis kitab Hakim-Hakim memberikan latar belakang tentang orang Keni. Rupanya mereka adalah pandai besi pengembara yang pertama kali dijumpai Musa pada. saat dia tinggal di padang gurun sebelum menjadi pemimpin Eksodus. Heber telah memisahkan diri dari rombongan utama sukunya dan menetap di dekat Kedesy (ay. 11). Setelah Sisera mengetahui gerakan Barak, dia mengumpulkan pasukannya, termasuk sembilan ratus kereta besi, lalu bergerak maju dari Haroset menuju ke Sungai Kison (ay. 12).

Setelah dipastikan oleh Debora bahwa Allah akan mendatangkan kemenangan besar kepada orang Israel, Barak dan sepuluh ribu anggota pasukannya bergerak maju menemui pasukan Kanaan tersebut di lembah (ay. 14). Pasukan Kanaan menjadi panik. Serangan mendadak pasukan Israel dan badai yang menyebabkan Sungai Kison meluap, membuat pasukan Kanaan lari meninggalkan kereta mereka yang dibiarkan terperosok di lembah itu (ay. 15).

Dalam pada itu, Sisera memiliki alasan yang kuat untuk menduga bahwa pasukan Israel sedang mengejarnya. Dia meminta kepada Yael untuk mengatakan kepada pasukan tersebut bahwa dirinya tidak ada di situ. Tindakan Yael yang ramah itu membuat Sisera berpikir bahwa dia bisa mengandalkan perempuan tersebut (ay. 20).


Perempuan
Penyertaan Tuhan memang tak dapat dilihat dengan mata jasmani. Itu dihayati dengan iman. Dengan iman seseorang percaya akan penyertaan Tuhan. Iman yang demikian akan melihat fakta penyertaan Tuhan itu. Karena ragu-ragu, Barak tidak menerima kehormatan sebab Tuhan menyerahkan Sisera ke dalam tangan Yael, isteri Heber.

Sisera yang melarikan diri kalut dan bingung. Seluruh tentaranya tewas oleh mata pedang. Tuhan menyerahkan dia kepada Yael sehingga di kemah Yael ia dapat tidur nyenyak. Untuk sementara seolah ia berhasil luput dari pengejaran. Namun cara Tuhan untuk memberikan kemenangan kepada umat-Nya di luar perhitungan. Unik dan menakjubkan.
Debora dan istri Heber, dua perempuan yang berani bertindak dalam Tuhan menjadi pahlawan. Jangan sepelekan perempuan. Ternyata perempuan bukan makhluk lemah. Ketidaksetaraan jenis kelamin dalam pandangan kita, disebut masalah gender. Masalah gender harus kita tinggalkan. Memandang remeh perempuan tak baik.

Kebiasaan menilai orang dari jenis kelaminnya adalah tidak benar bila kita memperhitungkan bahwa Tuhan berkuasa membuat mereka melakukan hal besar.


PENAMPAKAN FISIK PEREMPUAN YANG LEMAH
HANYALAH MENANDAKAN KALAU IA
MEMILIKI KEKUATAN DI BIDANG YANG LAIN.


#Salam_WOW








Tidak ada komentar:

Posting Komentar