Rabu, 27 September 2017

SAAT TEDUH (hari ke 94) Rabu, 20 September, Amsal 15:17-33

MEMILIH UNTUK PUAS
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Tuhan tak berjanji jalan hidupmu tidak terjal dan tak bergelombang. Yang Tuhan janji, engkau akan dikuatkan melewati jalan yang terjal dan bergelombang itu.

Tak pernah terpuaskan.

Bacaan kita, Amsal, mengurai secara tegas pilihan-pilihan hidup, tentang, kasih dan kebencian. Si pemarah yang suka bertengkar dan orang sabar yang memadamkan perbantahan, si pemalas dan orang jujur, si bijak dan si bebal, si bodoh tak berakal budi. Orang congkak yang dirombak rumahnya dan janda yang kekayaannya tinggal tetap. Orang jahat dan orang ramah. Hati orang benar menimbang-nimbang dan mulut si fasik mencurahkan hal jahat. Orang yang mendenar teguran akan menjadi bijak. Takut akan Tuhan mendatangkan hikmat, dan kerendahan hati mendatangkan kehormatan.

Manusia tidak mungkin mendapatkan kepuasan dengan cara memenuhi segala keinginannya karena sifat keinginan tidak terbatas, tidak ada habisnya, dan tidak akan pernah berhenti selama manusia masih bernafas. Satu-satunya cara yang paling tepat adalah manusia harus belajar untuk memuaskan diri dan menikmati apa pun yang dimiliki (ay. 17). Ada tiga hal yang harus dimiliki manusia agar ia dapat puas dengan segala yang dimilikinya. 1) Takut akan Tuhan memberikan hati yang tenang. Hati yang tenang adalah tanda dari hati yang puas. Karena hatinya sudah terpuaskan maka ia tidak memerlukan hal-hal lain untuk memuaskan dirinya. Jadi sedikit atau banyak barang yang dimiliki, tidak akan berpengaruh; 2) Kebutuhan utama manusia adalah dikasihi dan mengasihi. Karena itu jika kasih ada di dalam kehidupan seseorang, tidak ada lagi yang akan memberikan kepuasan hatinya; 3) Hati manusia menentukan suasana kehidupannya. Sebab hati adalah pusat dari kehendak manusia. Karena itu penting untuk mempunyai hati yang dekat dengan Allah.

Kapankah terakhir kalinya kita ingin sekali membeli sesuatu? Setelah kita membelinya tentunya kita puas, bukan? Namun berapa lama kepuasan itu dapat bertahan? Ketiga hal di atas harus ada dalam kehidupan kita supaya kita tidak dikuasai oleh rupa-rupa keinginan kita, yang tak pernah terpuaskan.
Hidup adalah pilihan.

Sejak kita bangun pagi hari, kita sudah diperhadapkan pada pilihan: langsung bangun atau tidur lagi. Setelah memutuskan untuk bangun, pilihan lain sudah ada di depan mata: mau mandi dulu atau membereskan tempat tidur? Pilihan demi pilihan terus diperhadapkan kepada kita hingga kita tidur lagi di malam hari.

Amsal hari ini memperlihatkan kepada kita 2 pilihan yang harus dipilih salah satu. Pilihan-pilihan itu berkenaan dengan kehidupan sehari-hari seperti: pemarah atau sabar, bijak atau bebal, bodoh atau pandai, fasik atau benar, mengabaikan didikan atau mendengarkan teguran,dan lain sebagainya.

Amsal juga mengingatkan bahwa walau mempunyai kesempatan untuk memilih, tidak berarti manusia bisa seenaknya memilih. Sebab setelah melakukan pemilihan, manusia akan terikat pada pilihannya. Ada konsekuensi yang akan senantiasa mengikatnya hingga pilihan itu dilepaskan.

Pilihan yang dibuat antara malas atau jujur, tanpa pertimbangan atau dengan pertimbangan, mendengarkan atau mengabaikan teguran akan membawa dampak bagi jalan kehidupannya, kesuksesannya ataupun pengembangan pribadinya (ay. 19, 22, 31). Keharmonisan hubungan di dalam keluarga (ay. 20, 27) juga ditentukan dengan pilihan yang kita ambil. Kerusuhan yang terjadi di dalam masyarakat juga disebabkan karena manusia salah memilih dalam bersikap antara menunggu atau bertindak (ay. 18), dalam cara berkomunikasi baik non- verbal ataupun verbal (ay. 30). Dan yang paling utama dari semua itu, hubungan kita dengan Tuhan dapat menjadi renggang, jauh, atau bahkan Tuhan menjatuhkan hukuman-Nya, jika kita telah menentukan pilihan-pilihan (ay. 25, 26, 29, 33).

PILIHAN-PILIHAN YANG KITA BUAT ATAS HIDUP KITA, SETIAP HARI, ADALAH JALAN SETAPAK YANG SEDANG KITA SUSURI. WALAU GELAP DIDEPAN SANA, NAMUN DENGAN HIKMAT-NYA, KITA DAPAT MEMASTIKAN, DI TEMPAT YANG SEPERTI APA JALAN SETAPAK KITA AKAN BERAKHIR.

#Salam_WOW
(Pkh. 12:10)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar