Selasa, 12 Desember 2017

Sabda Bina Diri (hari ke 143) Jumat, 24 November, Nehemia 13: 10-14

HAK HAMBA-NYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Tak pernah ada yang jatuh miskin karena banyak memberi.

Orang Lewi itu.

Ada frasa pada ayat 10: “Masing-masing lari ke ladangnya”. Maksud frasa ini adalah, sekalipun sudah bersumpah, orang-orang Lewi (dan mungkin juga banyak imam) telah dirampas hak mereka yang sah untuk memperoleh sokongan. Oleh karena itu, mereka harus meninggalkan tugas-tugas mereka di Bait Tuhan agar dapat mencari nafkah dengan cara bekerja di ladang. 

Sementara itu, frasa “Aku menyesali para penguasa” (ay. 11),  Adalah tugas dari para penguasa untuk mengawasi agar perpuluhan yang dipersembahkan oleh umat, dan jenis persembahan lainnya, disalurkan secara tetap ke Bait Tuhan. Pada ayat yang sama, maksud anak kalimat: “Kukumpulkan orang-orang Lewi itu dan kukembalikan pada tempatnya” adalah, orang-orang Lewi dikumpulkan dari desa-desa mereka dan ditempatkan kembali untuk melaksanakan tugas-tugas mereka yang sebenarnya.

Jadilah seperti Nehemia.

Latar belakang bacaan kita sebenarnya, setelah menjadi gubernur di Yudea selama 12 tahun, Nehemia kembali ke Susan. Ketika ia tidak berada di Yerusalem, bangsa Israel sedikit demi sedikit melanggar perjanjian yang mereka buat untuk melakukan semua hukum Taurat dengan sungguh-sungguh. Ketika Nehemia kembali ke Yerusalem untuk menjadi gubernur yang kedua kalinya, ia mendapati ibadah di Bait Suci tidak diadakan lagi. Para orang Lewi yang biasanya melayani di Bait Tuhan kembali bekerja di ladang untuk mendapatkan nafkah, sebab mereka tidak lagi menerima persembahan untuk mendukung kehidupan mereka.

Nehemia tidak dapat tinggal diam melihat dosa kembali menggerogoti bangsanya. Tindakan Nehemia yang penuh kemarahan merupakan manifestasi sikap Nehemia yang merindukan reformasi yang sungguh terjadi dalam kehidupan bangsanya dan ia tidak dapat berkompromi dengan dosa. Tindakan Nehemia ini mengingatkan kita akan tindakan Yesus di Bait Tuhan.

Karenanya, renungkan pesan dari bacaan kita hari ini: “Kehadiran pemimpin rohani yang berwibawa, peka terhadap dosa sekecil apa pun, berani menentang dan menghancurkan dosa, tidak kompromi terhadap dosa, berkomitmen penuh bagi pembangunan moral dan spiritual umat Tuhan, sungguh diperlukan. Berdoalah agar Tuhan memberikan kepada gereja saudara, seorang pemimpin rohani seperti Nehemia.

BATU KARANG TERKIKIS OLEH DERUAN OMBAK.
CINTA ANAK MANUSIA TERKIKIS OLEH WAKTU.
CINTA TUHAN MENGIKIS WAKTU DAN MENAHAN DERU OMBAK.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar