Selasa, 12 Desember 2017

SAAT TEDUH (hari ke 142) Jumat, 17 November, Ezra 5:6-17

PENYERTAAN-NYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Jangan hanya mengharap kemudahan di setiap hidup kita,
tapi harapkan penyertaan Tuhan di setiap kesulitan hidup kita.


Surat itu.


Bacaan kita dengan benderang menjelaskan tentang Tatnai, seorang pejabat Persia. Ia menulis surat kepada Raja Darius yang melaporkan tantangan yang diutarakannya kepada orang Yahudi serta jawaban yang mereka berikan. Tatnai meminta keputusan yang sesuai dengan ketetapan yang telah dikeluarkan oleh Raja Koresy. Surat tersebut membahas sekitar Bait Allah (ay. 8). Surat tersebut juga mengutip jawaban orang-orang Yahudi kepada Tatnai yang isinya adalah sejarah Bait Allah mereka sejak selesai dibangun pada tahun 960 sM hingga penghancurannya pada tahun 586 sM serta ketetapan yang dikeluarkan oleh Koresy untuk membangunnya kembali pada tahun 538 sM.


Sementara itu, pada ayat 16, tertulis Sesbazar meletakkan dasar rumah Allah. Ini adalah nama lain dari Zerubabel, sebab menurut pasal 3 ayat 8-10, Zerubabellah yang membangun dasar Bait Allah tersebut. Kalimat “Sejak waktu itu sampai sekarang dikerjakanlah pembangunannya”, pada ayat 8, adalah istilah Yahudi yang dipakai tidak meniadakan kemungkinan adanya penyelaan dalam pembangunan. Masalahnya adalah, tidak pernah ada perintah resmi untuk menghentikan pekerjaan pembangunan kembali tersebut sejak zaman Koresy hingga saat tersebut. Bahkan andaikata ketetapan Koresy yang asli ditemukan, dan isinya menguntungkan orang Yahudi (ay. 17). Tatnai mungkin mengharapkan bahwa Darius mengubah ketetapan tersebut, selaku pendiri dari Dinasti yang baru.


Tuhan Beserta.


Dikekinian, selayaknya kita menyadari, bahwa bacaan kita hendak berkata tentang Firman Tuhan dan perlindungan-Nya. Di tengah perlawanan banyak pihak terhadap rencana umat untuk membangun rumah Tuhan, Tuhan berfirman, bahwa apa pun perlawanan yang dihadapi, pembangunan itu harus diteruskan. Ketika para pejabat pemerintah setempat tetap melakukan usaha perlawanan, Allah memperhatikan mereka, sehingga rencana umat untuk meneruskan pembangunan rumah Tuhan tetap terlaksana karena perlindungan Allah. Konsekuensi ketaatan umat kepada Allah dan firman-Nya adalah perlindungan Allah. Orang beriman meyakini hal ini dengan melihat bahwa janji penyertaan Tuhan tidak pernah berkesudahan dalam berita Alkitab - "Aku akan menyertai engkau". Karena itu tidak ada alasan bagi orang beriman yang telah menyaksikan, menikmati, dan terlibat dalam karya besar Allah untuk meragukan Dia serta kekuasaan-Nya atas kita.


Keyakinan bahwa Tuhan yang Mahakuasa menyertai dan melindungi kita seharusnya menjadikan kita berani dan tidak gentar untuk bersaksi demi nama-Nya. Pada surat yang dikirim Tatnai kepada raja Darius, kita melihat bahwa perkataan orang Yahudi bukan hanya merupakan pembelaan diri atas tindakan mereka, tetapi juga merupakan kesaksian tentang karya Tuhan di tengah-tengah umat Israel. Mereka meninggikan nama Tuhan sebagai Allah semesta langit dan bumi, dan menyebut diri mereka sendiri sebagai hamba-hamba-Nya (ay. 11). Mereka tidak malu mengakui dosa nenek moyang mereka yang membangkitkan murka Allah dan mengakibatkan pembuangan mereka (ay. 12). Mereka menyebut Bait Suci sebagai rumah Allah. Pengakuan-pengakuan ini disertai dengan kebenaran perkara mereka merupakan kesaksian yang benar dan indah.


Oleh dan karena itu, renungkanlah hal ini: Penyertaan Tuhan telah dinyatakan melalui kedatangan Yesus Kristus. Dialah "Immanuel", yang berarti 'Allah menyertai kita'. Apakah kita sungguh menghayati Firman Tuhan ini? Bagaimana dengan kesaksian hidup kita?


BANYAK MENGELUH MENGHAMBAT BERKAT,
BANYAK BERSYUKUR MENDATANGKAN BERKAT.


#Salam_WOW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar