Minggu, 08 Oktober 2017

SEPERTI SENJA, PERPISAHAN ITU INDAH



Perpisahan adalah awal dari sesuatu yang baru. Seperti Rajawali saat meninggalkan anak-anaknya. Seperti letupan pada buih, yang hentakannya melahirkan pencerahan yang terbekal bagi hari esok.


Tak perlu sedih, tak perlu kecewa. Seperti air yang selalu mengalir kebawah, perpisahan itu keniscayaan. Meninggalkan dan ditinggalkan adalah bagian hidup seorang pelayan. Kelak, setiap orang akan meninggalkanmu. Atau justru, engkau yang akan meninggalkan mereka.


Selama masih didunia, tak ada kebersamaan abadi. Bumi selalu berputar. Seperti anak panah yang melesat, Anak panah itu akan berlari menuju sasaran. Dan busur bersiap lagi untuk melontarkan anak panah yang lain. Itulah hidup dan kehidupan. Itulah pelayanan.


Perpisahan pasti berbekas. Setap keratan dan sayatannya adalah hasil dari pisau tajam pelayanan yang mengukir lembut setiap jengkal tubuhmu. Terima dan renungkan hal itu. Kelak, karena perpisahan, engkau akan menjumpai bahwa setiap helai hatimu dan setiap lembar kisah pelayanannmu menjadi karya indah dan berwarna.


Bukankah benang sari harus meninggalkan tangkainya, lalu memeluk erat putik sari, untuk menjadi buah? Sama seperti senja yang indah, selalu hadir sebagai titik pisah antara siang dan malam. Begitupun perpisahan, ia sangat indah.


Mengapa?


Karena senja hanya berlaku singkat saja. Senja akan berangkat malam. Kemudian kita akan beristirahat memulihkan tubuh. Dan bangun esok pagi, dihari yang baru dengan semangat baru dan nafas kehidupan baru untuk memulai pelayanan yang baru diladang pelayanan yang lain.


Ladang tuaian banyak, tapi pekerja sedikit.
Selamat melayani. Tuhan memberkati pelayanan saudara.


(Ditulis pada buku acara retreat perpisahan presbiter "Agape" periode 2012-2017)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar