Selasa, 10 Juli 2018

Sabda Bina Diri (Hari ke 268) Rabu, 16 Mei 2018, Kisah Para Rasul 1:12-14

BERTEKUN & SEHATI BERDOA
Oleh: Reinhard Samah Kansil, M.Th


Kalau ada di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!

Bacaan kita hari ini berkisah tentang peristiwa setelah kenaikan Yesus Kristus yang terjadi di Bukit Zaitun, yang terletak sekitar tiga ribu kaki di sebelah timur Yerusalem. Jarak ini merupakan jarak yang diperbolehkan bagi orang Yahudi untuk berjalan pada hari Sabat tanpa melanggar ketetapan tentang perhentian Sabat.

Bukit
Di Bukit Zaitunlah Yesus memulai penderitaan-penderitaan-Nya, dan oleh sebab itu di sanalah Ia menyingkirkan cela dari penderitaan-penderitaan itu dengan kenaikan-Nya yang mulia, dan dengan demikian menunjukkan bahwa penderitaan dan kenaikan-Nya mengarah pada kuasa yang sama (ay. 12).

Siapa murid-murid yang dimaksud pada ayat 13, yang tetap bersama-sama Yesus?. Kesebelas rasul disebutkan, demikian pula Maria ibu Tuhan kita, dan ini kali terakhir dia disebutkan di dalam Kitab Suci. Ada orang lain yang di sini dikatakan sebagai saudara-saudara Tuhan kita, kaum sebangsanya secara daging.

Dalam pada itu, Mereka berdoa, dan menaikkan permohonan (ay. 14). Semua umat Allah adalah umat yang berdoa, dan memberi diri untuk berdoa. Saat ini adalah saat kesusahan dan bahaya bagi murid-murid Kristus (dan kita). Mereka seperti domba di tengah-tengah serigala.Kalau ada seorang di antara kita yang menderita, baiklah ia berdoa. Mereka bertekun dalam doa, menghabiskan banyak waktu untuk berdoa, lebih daripada biasanya, sering berdoa, dan berdoa dalam waktu yang lama. Mereka tidak pernah kehilangan satu jam pun untuk berdoa. Mereka berdoa dengan sehati. Ini menunjukkan bahwa mereka berkumpul bersama-sama dalam kasih yang kudus, dan bahwa tidak ada pertengkaran atau perselisihan di antara mereka.

Doa
Saat saya mengajar kelas Alkitab, pernah saya mengajukan pertanyaan ini: "Ketika saudara dalam kesulitan, apa yang paling sering saudara lakukan terlebih dahulu?" Saya memberi mereka tiga pilihan jawaban: 1) Berusaha mengatasinya sendiri: Menelepon teman dan menceritakannya; 3) Memohon pertolongan Tuhan.

Sebagian kecil orang dalam kelas tersebut menyatakan mereka berdoa terlebih dahulu. Kebanyakan dari mereka memilih nomor 1. Lainnya memilih nomor 2. Saya kira tanggapan-tanggapan ini memang umum terjadi.

Ada tertulis: "Kalau ada di antara kamu yang menderita, baiklah ia berdoa!". Sering kali doa tidak menjadi tanggapan pertama atas permasalahan. Kita mungkin mencoba memecahkannya sendiri, menggunakan keterampilan atau sumber daya finansial kita sendiri. Atau kita mungkin berpaling pada teman-teman. Ketika tak satu pun dapat menolong, barulah kita mencoba untuk berdoa.

Bukan itu saja, biasanya kita juga tidak mendoakan masalah itu cukup lama atau berhenti sejenak untuk merenungkan apa yang Alkitab katakan tentang tanggapan kita terhadap suatu masalah. Namun, menakjubkan sekali apa yang dapat terjadi jika kita meluangkan waktu untuk berdoakan dan mendengarkan Tuhan berbicara lewat firman-Nya. Dia akan memberi sudut pandang baru terhadap situasi kita, dan membantu kita untuk lebih serupa dengan-Nya.

Renungkanlah ini: "Doa orang yang benar, bila dengan yakin didoakan, sangat besar kuasanya". Jadi, dahulukanlah doa!

DOA HARUS MENJADI TANGGAPAN PERTAMA KITA
BUKAN USAHA YANG TERAKHIR
.


#Salam_WOW


Tidak ada komentar:

Posting Komentar