Senin, 24 Juli 2017

Sabda Bina Diri - Rabu, 26 Juli 2017 (Kisah Para Rasul 13:44-48)

ENGKAU TOLAK AKU SELAMAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Jangan menunggu siap baru melayani, tapi melayanilah, maka kamu akan disiapkan. Setiap satu penolakan, ada ribuan orang dan ladang pelayanan baru menantimu. Tetap semangat!

Penolakan mereka, keselamatan bagi dunia.

Bacaan kita kali ini mengatakan: Pada hari Sabat berikutnya pemberitaan Injil disambut dengan meriah (ay. :44): Hampir seluruh kota itu (yang sebagian besar adalah orang-orang bukan-Yahudi) berkumpul untuk mendengar firman Allah. Melihat hal itu, orang-orang Yahudi marah besar. Mereka tidak saja menolak Injil, tetapi juga dipenuhi kebencian terhadap orang-orang yang datang berduyun-duyun untuk mendengarnya (ay. 45).

Injil telah ditawarkan kepada orang Yahudi dan mereka menolaknya. Oleh karena itu mereka seharusnya tidak pantas mengeluh apabila bangsa-bangsa lain menerimanya. Dalam menyatakan hal ini dikatakan (ay. 46), Paulus dan Barnabas melakukannya dengan berani. Paulus dan Barnabas membenarkan diri dengan wewenang ilahi ini (ay. 47): “Sebab inilah yang diperintahkan Tuhan kepada kami. Tuhan Yesus memberi kami petunjuk untuk bersaksi bagi-Nya di Yerusalem dan Yudea terlebih dahulu, dan sesudah itu sampai ke ujung bumi, guna memberitakan Injil kepada segala makhluk, untuk menjadikan semua bangsa murid-Nya.”

Bangsa-bangsa lain menyambut dengan sukacita apa yang telah ditolak dengan jijik oleh orang Yahudi (ay. 48). Belum pernah terjadi suatu negeri musnah karena kekurangan ahli waris. Oleh pelanggaran orang Yahudi, keselamatan telah sampai kepada bangsa-bangsa lain. Pelanggaran mereka berarti kekayaan bagi dunia, dan kekurangan mereka berarti kekayaan bagi bangsa-bangsa lain.

Jangan keraskan hati.

Kita cenderung mengukur keberhasilan pelayanan dari jumlah orang yang merespon positif. Bila setiap orang yang kita layani bertobat, kita berpikir bahwa pelayanan kita berhasil. Pelayanan kita diberkati Tuhan. Sebaliknya, apabila kebanyakan orang yang kita layani mengeraskan hati, kita beranggapan bahwa Tuhan tidak mengurapi kita. Tidak. Tak persis seperti itu!

Pelayanan dan hasil pelayanan kita memiliki sisi baik dan buruk. Bukankah justru ketika kabar baik disampaikan dalam pelayanan kita, terkandung kabar buruk? Yaitu, peringatan keras Tuhan terhadap mereka yang mendengar, namun mengeraskan hati?

Ingatlah, setiap penolakan dari seseorang terhadap pelayananmu akan membuka ladang pelayanan baru bagimu terhadap lebih banyak lagi orang.

Ini cerita seorang pendeta dan sahabatnya: “Pendeta Craig sedang bercakap-cakap dengan serius di sebuah klub kesehatan dengan seorang teman bernama Jacob. Percakapan itu dimulai setelah Jacob menaiki sepeda olahraga yang berada di sebelahnya. Craig bertanya, "Apakah Anda akan menonton film The Passion of the Christ?" "Tidak!" jawab Jacob dengan cepat. Sementara kedua pria tersebut mengayuh sepeda bersebelahan, mereka pun berdiskusi selama setengah jam mengenai tujuan kematian Yesus. Pada saat mereka berpisah, Jacob berkata, "Saya tetap tidak akan menonton film itu."

Craig merasa frustrasi menghadapi kenyataan itu. Tidak ada hal lain yang dapat membuatnya senang selain melihat Jacob membuka hatinya untuk Kristus. Akan tetapi, ternyata tidak ada tanda-tanda bahwa Jacob akan tergerak untuk melakukan hal itu.

Sebagai orang yang percaya kepada Yesus, kita kadang kala merasa frustrasi saat orang lain menolak untuk percaya kepada-Nya. Jika hal itu terjadi, kita harus ingat bahwa peran kita adalah menaati perintah untuk memberitakan tentang Kristus kepada orang lain; pekerjaan Roh Kudus adalah menyadarkan dan menyelamatkan mereka.Kita tak dapat membuat mereka percaya ataupun menebus mereka. Dialah yang menyadarkan seseorang akan dosa, mengampuni, dan memberikan hidup baru dari surga. Kita tidak mampu berbuat lebih banyak, selain berdoa.

Marilah kita melayani dengan setia dan berdoa, dan biarlah Tuhan yang melakukan sisanya, anugerah keselamatan.

#Salam_WOW

.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar