Senin, 24 Juli 2017

SABDA BINA DIRI - Selasa, 25 Juli 2017 (Kisah Para Rasul 13:26-31)

CERITAKAN CERITA MULIA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Hidup bukan hanya terletak pada hasil yang kita terima, tapi hidup adalah sikap kita terhadap semua proses kehidupan. Ceritakanlah proses itu pada semua orang.

Injil adalah kebenaran agung.

Bacaan kita memperlihatkan, Paulus bercerita: bahwa para pejabat rumah ibadat dan orang-orang Yahudi, tidak mengakui Yesus dengan menjatuhi hukuman mati atas-NYA (ay. 27). Walau tak ditemukan kesalahan pada diri-NYA (ay. 28). Semua yang dinubuatkan perihal penderitaan Sang Mesias digenapi di dalam Kristus. Mereka menurunkan Dia dari kayu salib, lalu membaringkan-Nya di dalam kubur (ay. 29).

Dalam pada itu, Yesus bangkit dari antara orang mati (ay. 30), dan tidak melihat kebinasaan. Inilah kebenaran agung yang hendak diberitakan. Sebab inilah tiang penopang utama yang menunjang seluruh bangunan Injil, kabar kesukaan itu. Kemudian, bahwa terdapat cukup bukti mengenai kebangkitan-Nya itu. Selama beberapa waktu Ia menampakkan diri (ay. 31) di berbagai tempat pada kesempatan berbeda-beda, yakni kepada mereka yang bergaul paling akrab dengan-Nya. Kepada mereka yang mengikuti Dia dari Galilea ke Yerusalem, dan yang sekarang menjadi saksi-Nya bagi umat ini. Mereka telah ditentukan untuk itu, telah sering kali membuktikan hal itu, dan siap untuk memberi kesaksian tentang itu meski mereka harus mati sekalipun.

Indahnya hidup dan kehidupan ini.

Penginjilan ternyata adalah bercerita. Bercerita yang menarik melibatkan imajinasi. Inilah yang dilakukan Paulus saat ia memaparkan kisah hidup, kematian, dan kebangkitan Yesus secara gamblang. Cara Paulus menceritakan kisah Yesus luar biasa sebab menyentuh hati dan ingatan pendengar secara mendalam (ay. 26-31). Bercerita yang menarik tentu juga harus jujur, tanpa tendensi membela atau menghakimi siapa pun. Ini yang dilakukan Paulus waktu ia memaparkan segala penderitaan yang telah Yesus tanggung. Kedua unsur bercerita ini saja belum cukup tanpa diikuti dengan makna cerita mulia itu menurut Allah.

Begitupun hidup dan kehidupan kita, akan sangat indah kalau kita bagi kepada sesama. Ceritakan kisah hidupmu dalam lakumu. Nyatakan keindahan cerita hidupmu dalam keseharian lakumu. Itulah cerita mulia penginjilanmu. Itulah kabar baikmu bagi sesama.

HIDUPMU ADALAH CERITA INDAH TENTANG PEMELIHARAAN TUHAN ATASMU. CERITAKAN PEMELIHARAAN TUHAN DISEPANJANG HIDUPMU ITU PADA BANYAK ORANG. ITULAH PENGINJILAN SEJATIMU.

#Salam_WOW

Note:
Tak terasa, sudah lebih satu bulan saya menulis renungan tanpa henti. Saya menulis semua renungan ini, bersumber dari buku-buku penjelasan 66 Kitab PL/PB karangan saya, yang saya tulis menjadi #25 seri/buku. Baru saja terbit seri #17 s/d seri #25. Sebaiknya saudara memilikinya.

BUKU ADALAH GUDANG ILMU, JENDELA DUNIA.
MEMBACA ADALAH KUNCINYA.
 
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar