Minggu, 02 Juli 2017

Sabda Bina Diri – Minggu, 2 Juli 2017

(Kisah Para Rasul 8:14-25)

TERSANDUNG UANG
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Uang seperti sepatu. Apabila kekecilan akan membuat sesak. Apabila kebesaran akan membuat kita tersandung dalam perjalanan.

Simon masih dipengaruhi dengan praktek perdukunan dan beranggapan bahwa kuasa Roh Kudus dapat dibeli dengan uang. Petrus menegurnya dengan keras untuk itu. Petrus memperlihatkan kejahatan apa yang diperbuat Simon: “Engkau menyangka, bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang “ (ay. 20). Simon si tukang sihir itu memandang kekayaan dunia ini terlalu tinggi, seolah-olah kekayaan itu bisa untuk apa saja. Menurut Simon, uang juga akan memberi jawaban bagi segala sesuatu yang berkaitan dengan kehidupan di akhirat, dan bisa membeli pengampunan dosa, karunia Roh Kudus, dan kehidupan kekal.

Simon memandang rendah karunia Roh Kudus dan menempatkannya sederajat dengan karunia-karunia biasa dari pemeliharaan alam. Ia menyangka bahwa kekuatan seorang rasul juga bisa diperoleh dengan membayar uang yang cukup, sama seperti membayar jasa seorang dokter, akuntan atau pengacara. Ini sungguh merupakan penghinaan terbesar terhadap Roh anugerah dan para pelayan Tuhan. Simon mengira karunia Allah dapat dibeli dengan uang. Padahal tawaran anugerah ilahi, terang benderang, terjadi tanpa uang dan tanpa harga.

Uang, hati dan empedu pahit

Hati kita sudah seperti empedu yang pahit dan terjerat dalam kejahatan cinta uang: sebab kulihat bahwa engkau begitu (ay. 23).  Empedu yang pahit menjijikkan bagi Allah, seperti halnya kita jijik pada apa yang pahit seperti empedu. Dosa cinta uang adalah hal yang keji, yang dibenci Tuhan, yang karenanya orang-orang berdosa menjadi kekejian di mataNYA. Hati kita terjerat dalam cinta akan uang. Terjerat dalam penghakiman Allah karena kesalahan dosa, dan terjerat di bawah kuasa Iblis karena kuasa dosa. Hati kita ditawan oleh kuasa Iblis untuk mencintai uang.

Mungkin dalam pekerjaan kita sudah mendapat nama besar di kalangan orang banyak. Mungkin juga dalam pelayanan kita mendapatkan nama baik di kalangan umat Allah.
Tetapi bacaan kita mengatakan, bisa jadi seseorang tetap berada di bawah kuasa dosa namun ia menunjukkan sikap saleh. Perhatikanlah, kedok orang-orang munafik sering kali cepat terbuka. Sifat serigala menunjukkan dirinya sendiri kendati ia berbulu domba. Menganggap segalanya dapat dibeli dengan uang.

Hanya orang bebal yang menjadikan uang sebagai tuan atas dirinya. Uang adalah tuan yang buruk tapi sekaligus hamba yang baik. Karenanya, jangan dipertuan oleh uang. Jadikan uang sebagai hamba yang mudah diatur dan disuruh-suruh. Uang bukan segalanya dan segalanya tak dapat dibeli dengan uang.

Paling tidak, kasih karunia Allah tak terbeli dengan uangmu.

Uang dapat menjadi batu sandungan. Karenanya, jangan 
TERSANDUNG UANG.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar