Senin, 03 Juli 2017

SAAT TEDUH – Selasa, 4 Juli 2017

(Kisah Para Rasul 10:1-8)

PILIHAN-NYA TAK PERNAH SALAH
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Sering kali, pilihan Tuhan tidak seperti yang kita inginkan. Baru belakangan kita ketahui bahwa pilihanNYA lah yang terbaik.

Itulah kornelius.
Ketika itu belum ada seorang pun dari antara mereka yang telah dibaptis. Korneliuslah yang pertama. Dialah bukan Yahudi pertama yang menjadi pengikut Kristus. Walau bukan orang Israel, Kornelius percaya pada Allah. Dan itu dia wujudkan dalam hidup takut akan Allah Israel (ay. 2). Begitu juga seisi rumahnya. Rasa takut akan Tuhan itu mewujud dalam bentuk doa dan sedekah kepada umat Tuhan yang membutuhkan. Lalu apakah kesalehan Kornelius bertepuk sebelah tangan? Ternyata tidak. Allah melihat kesalehan Kornelius, dan ia kemudian memperoleh perkenan Tuhan.

Terbukti Tuhan sampai mengirim utusan untuk menyampaikan pesan-Nya kepada Kornelius. Ini memperlihatkan betapa dekat hubungan Kornelius dengan Tuhan. Malaikat berkata bahwa doa dan sedekah Kornelius sesungguhnya bagaikan aroma persembahan yang harum di hadapan Allah (ayat 3-6). Itulah sebabnya Allah menyuruh dia untuk mengusahakan pertemuan dengan rasul Allah, yaitu Petrus (ay. 7-8).

Mengapa Tuhan memilih petobat baru?

S’bab ada tertulis: “Tetapi banyak orang yang terdahulu akan menjadi yang terakhir, dan yang terakhir akan menjadi yang terdahulu”.

Saat Tuhan memilih pelayan-pelayanNYA untuk menjadi pejabat di Gereja, kadang pilihanNYA tak terselami. Kita bertanya-tanya, mengapa mereka yang terpiih, menjadi bakal calon, mendapatkan suara lebih banyak dari kita yang sudah puluhan tahun lebih lama melayani? Mengapa kita yang sudah sekian periode menjadi pejabat gereja bisa kalah banyak suaranya dari mereka yang baru saja melayani, bahkan ada yang belum pernah menjadi pejabat gereja? Mengapa dia yang menjadi Penatua? Mengapa bukan saya? Dan… mengapa-mengapa lainnya menggelayuti benak kita.

Agar menjadi pilihan Tuhan. bacaan kita mengajak kita merenungkan, apakah kita sudah seperti Kornelius, dengan bertanya: Sudahkah kita saleh? Sudahkah kita takut akan Tuhan, kita serta seisi rumah kita?. Sudahkah kita memberi banyak sedekah kepada banyak orang? Sudahkah kita senantiasa berdoa kepada Tuhan?

Sesuatu yang baik, belum tentu benar.
Sesuatu yang benar, belum tentu baik.
Sesuatu yang bagus, belum tentu berharga.
Sesuatu yang berharga, belum tentu bagus.

Percayalah,
PILIHAN-NYA TAK PERNAH SALAH.

Salam WOW







Tidak ada komentar:

Posting Komentar