Minggu, 02 Juli 2017

Sabda Bina Diri – Sabtu, 1 Juli 2017

(Kisah Para Rasul 8:1-3)

DIHAMBAT MERAMBAT
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Saat dihambat terus merambat. Saat dihadang tetap berkembang.

Ada tertulis: “Apabila mereka menganiaya kamu dalam kota yang satu, larilah ke kota yang lain, menyebar sebagaimana yang sudah disepakati ke seluruh daerah Yudea dan Samaria”. Sebab kepada mereka telah diberitahu, bahwa mereka harus menjadi saksi-saksi-Nya di Yerusalem terlebih dahulu, lalu di seluruh Yudea dan Samaria, dan kemudian sampai ke ujung bumi. 

Sejarah mengisahkan bahwa kekristenan berulang kali menghadapi tekanan, ancaman, hambatan bahkan penganiayaan. Wajarlah, bila orang-orang Kristen saat itu merasa takut dan cemas (ay. 1b). penganiayaan besar pertama yang sangat hebat terhadap gereja. Laki-laki dan perempuan dimasukkan ke dalam penjara (ay. 3) dan disesah banyak juga dihukum mati. Namun Allah menggunakan penganiayaan ini untuk memulai pekerjaan pekabaran Injil yang besar dari gereja.

Penganiayaan yang hebat atas jemaat mula-mula di Yerusalem tidak menghentikan perkembangan pemberitaan Injil, tetapi malah menyebabkan pemberitaan itu tersebar luas. Jemaat mula-mula menyerahkan sepenuhnya kepercayaan mereka kepada Allah; sehingga mampu menghadapi berbagai tekanan di sekitar mereka.

Bertahanlah dalam penderitaan

Pohon cemara Bristlecone adalah pohon tertua di dunia. Pohon cemara berbongkol dan sangat tua ini hampir berumur 5.000 tahun! Pohon ini sudah ada saat rakyat Mesir membangun piramid.
Pohon Bristlecone tumbuh di atas pegunungan AS bagian barat, di ketinggian kira-kira 3.050-3.350 meter. Mereka mampu bertahan hidup, bahkan di saat kondisi lingkungan yang sangat buruk sekalipun: suhu udara yang amat dingin, angin topan, lapisan udara yang tipis, dan curah hujan yang rendah. Sebenarnya, lingkungan ganaslah yang menjadi salah satu faktor sehingga mereka mampu bertahan hingga abad milenium ini. Kesengsaraan telah menumbuhkan kekuatan yang luar biasa dan tenaga yang tak kunjung habis.

Stefanus mengajarkan kita bahwa "penganiayaan menimbulkan tahan uji dan tahan uji mendatangkan kemenangan. Penderitaan akibat penganiayaan adalah proses yang Allah pakai untuk mendatangkan kebaikan dalam hidup kita. Permasalahan yang membuat kita datang kepada Tuhan, sebenarnya dapat mendatangkan kebaikan bagi kita. Hal itu membuat kita sepenuhnya bergantung kepada-Nya. Diatas semuanya itu, semakin dianiaya dan semakin kita menderita maka perkembangan Injil semakin menyebar.

Saat setetes cuka masuk ke dalam gelas, airnya menjadi asam.
Namun saat diteteskan ke danau, tidak ada rasanya.
Demikian pula, bukan hambatan melainkan semangat melayani 
yang menentukan merambatnya penyebaran Injil.

SEMAKIN DIHAMBAT SEMAKIN MERAMBAT 



Tidak ada komentar:

Posting Komentar