Sabtu, 09 September 2017

Sabda Bina Diri (84) Minggu, 10 September, 1Samuel 2:1-8

BERSYUKUR
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Bukan memohon berkat, yang utama. Mengenal Tuhanlah, berkat yang utama.

Hana banyak menerima berkat.

Nas kita khusus ayat 1, tertulis: “Mulutku mencemoohkan musuhku’, hal ini mengacu kepada tindakan mencibir yang masih dipakai di Timur Tengah untuk menunjukkan sikap mengejek dan jijik. Sementara dibagian lain tertulis: “Tidak ada yang kudus seperti Tuhan” (ay. 2). Kekudusan Tuhanlah yang membedakan-Nya dengan manusia, Dia bersifat transenden. Transendensi tersebut adalah dari segi tingkatan dan bukan dari segi jarak. Sementara di ayat 3, tertulis: “Oleh Dia perbuatan-perbuatan diuji”. Kata diuji dalam terjemahan bahasa Inggris dipakai kata ditimbang (weigh) dan dapat disamakan dengan ilustrasi terkenal dari Kitab Kematian orang Mesir yang menggambarkan hati orang mati ditimbang dengan lambang kebenaran dan keadilan sebelum orang mati tersebut diizinkan memasuki dunia Osiris.

Banyaknya berkat yang Hana terima dari Tuhan merupakan alasan untuk memuji-Nya. Tuhan telah memperhatikannya; Tuhan memberikannya seorang anak, bahkan memakai anaknya itu kelak menjadi hamba-Nya. Tetapi berkat terbesar yang dialami Hana ialah ia makin dekat dan makin jelas mengenal Tuhan. Itu tampak dalam ungkapan doanya yang sarat dengan kebenaran teologis tentang Tuhan dan perbuatan-Nya. Keesaan dan keunikan Tuhan dengan jelas disyukuri Hana (ay, 2). Ia menyadari bahwa Tuhanlah yang menentukan seluruh kehidupan manusia (ay. 6-8).

Hitung berkatmu, kau kan kagum oleh kasih-Nya.

Hitunglah berkat Tuhan dalam hidup Kita. Bila kita belajar menghitung berkat-berkat yang kita terima dari Tuhan selama ini, kita akan malu sendiri. Mengapa? Karena kita kurang memuji dan kurang mensyukuri Dia. Kita cenderung mudah bersungut dan meragukan kebaikan Allah. Saat topan keras melanda hidupmu, saat putus asa dan letih lesu, hitunglah berkat Tuhan satu-satu. Niscaya engkau kagum oleh kasih-Nya (KJ. 439). Tanamkan itu dalam sanubari kita, hitung berkat-Nya, kemudian kagum dan mengucap syukurlah.

Seperti Hana, seorang pelayan hendaknya memiliki karakter bersyukur dalam dirinya. Karakter bersyukur adalah: Bersikap pengucapan syukur, berterima kasih, melayani dalam penuh pujian kepada Tuhan. Seluruh kehidupan pelayanannya adalah bentuk pengucapan syukur semata. Karena sebagai anak Tuhan yang diberi tugas melayani, Ia adalah orang yang sudah diurapi dan memegang kendali pelayanannya. Karenanya, selayaknya melayani dengan BERSYUKUR.

KEBANYAKAN DARI KITA, KERAP TAK MENSYUKURI APA YANG SUDAH KITA MILIKI, TETAPI SELALU MENYESALI APA YANG BELUM KITA CAPAI. TETAPLAH BERSYUKUR.

#Salam_WOW
 
196 Halaman Rp. 50.000,-
 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar