Selasa, 05 September 2017

SAAT TEDUH - Rabu, 6 September (Hakim-Hakim 13:8-24)

DIKENAN DIPAKAI-NYA
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Jangan sesali sesuatu yg telah berakhir, meskipun itu baik. Tanpa akhir tak akan pernah ada awal baru yg mungkin lebih baik. Awal yang baik adalah ketika engkau dipakai oleh Tuhan untuk melayani.

Nama malaikat tak terucapkan.

Sesudah pendahuluan umum yang melukiskan kehidupan sepanjang masa para Hakim, kepada kita disajikan serangkaian episode khusus. Setiap episode mengisahkan kemurtadan Israel dengan penghajaran oleh Allah sebagai akibatnya. Bacaan kita salah satunya.

Ketika Manoah diberi tahu mengenai kunjungan malaikat tersebut oleh istrinya (ay. 8), dia menginginkan pengarahan selanjutnya mengenai cara mempersiapkan kelahiran anak yang dijanjikan tersebut. Selanjutnya ayat 15 tertulis: “Perkenankanlah kami menahan Engkau di sini, supaya kami mengolah anak kambing bagi-Mu. Malaikat itu muncul kembali kepada istri Manoah yang kini mencari suaminya sehingga pasangan itu bersama-sama mendengarkan pengarahan yang pada dasarnya sama mengenai cara memelihara sang anak. Manoah berusaha menahan si orang asing itu untuk menunjukkan kepadanya keramahan yang sepatutnya.

Sementara pada ayat 16, Malaikat itu mengatakan kepada Manoah bahwa diri-Nya tidak akan memakan hidangan yang disediakan dan bahwa kurban bakaran harus dipersembahkan kepada Tuhan. Disamping itu, Malaikat itu mengatakan bahwa namanya tidak terucapkan (ay. 18), di luar kemampuan manusia untuk mendengar dan memahaminya. Sesudah itu Manoah mengambil seekor anak kambing dan kurban sajian, lalu dipersembahkannya kepada Tuhan di atas batu (ay. 19). Lalu diperbuat-Nya keajaiban. Sebuah kurban bakaran dan kurban sajian dipersembahkan kepada Tuhan. Manoah dan istrinya menyaksikan Malaikat itu melakukan keajaiban. Sedang nyala api itu naik ke langit dari mezbah, maka naiklah malaikat Tuhan dalam nyala api mezbah itu (ay. 20). Ketika asap pembakaran kurban naik ke langit, Malaikat itu rupanya naik bersama dengan asap tersebut hingga Manoah dan istrinya tidak bisa melihat-Nya lagi.

Dikhususkan agar layak dipakai-Nya.

Andaikata Tuhan tidak peduli, lengah atau pasif seperti berhala yang mati, habislah riwayat Israel. Empat puluh tahun lamanya mereka ditindas bangsa Filistin. Tetapi Tuhan Allah hidup dan mengendalikan sejarah. Ia sendiri yang menghajar mereka lewat orang Filistin. Ia setia kepada perjanjian-Nya. Lebih ajaib lagi, Ia memberkati istri Manoah yang mandul hingga mengandung bayi yang kelak akan menjadi hakim yang akan dipakai-Nya untuk melepaskan Israel dari orang Filistin.

Bertanya kepada Tuhan. Hati, pikiran, perasaan manusia tak sanggup memahami rencana Allah. Wajar bila mulanya Manoah kurang percaya akan kabar dari istrinya. Tepat pula bila Manoah memohon untuk berjumpa Tuhan dan meminta petunjuk tentang cara mendidik putranya itu kelak. Ketika Malaikat Tuhan itu menolak untuk makan dan tidak memberitahukan Nama-Nya yang kudus, jelas bahwa yang berbicara itu bukan makhluk tetapi Tuhan sendiri. Manoah dan istrinya harus menerima dengan iman yang taat semua petunjuk dan rencana-Nya.

Karenanya, akui ketidaktahuan kita dan bertanyalah kepada Tuhan. Bukankah Ia sumber hikmat? Berdoa dan memohonlah pada-Nya: Tuhan Tolong aku agar dikhususkan diriku agar aku layak Kau pakai untuk tujuan muliaMu.

KETIKA KITA TELAH MENCOBA SEGALANYA, KITA TELAH LAKUKAN SEMAMPU KITA, TAPI TAK JUGA BISA, SERAHKANLAH PADA TUHAN. BERDOALAH!

#Salam_WOW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar