Selasa, 18 Juli 2017

Sabda Bina Diri – Senin, 17 Juli 2017 (Kejadian 24:28-49)

TUNAIKAN TUGAS TEPAT JANJI
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Kita menjadi mulia saat menepati satu janji, bukan saat mengucapkan seribu janji. Kita bukan manusia super yang mampu melakukan banyak hal, karena itu jangan memiliki ribuan janji. Cukup memiliki satu janji, dan berusaha mewujudkannya dengan tepat.

Eliezer, hamba Abraham paling senior, yang telah mengikat janji dengan tuannya, untuk mengemban tugas mencarikan istri bagi Ishak, memberi tahu Ribka dan keluarganya tentang tugas yang diberikan tuannya kepada dia. Tugas Eliezer adalah mengambil seorang istri bagi anaknya dari antara sanak saudaranya, beserta alasan untuk itu (ay. 37-38).

Betapa sungguh-sungguhnya dia dengan urusannya. Meskipun ia baru melakukan perjalanan jauh, dan tiba di rumah Ribka, ia tidak akan makan sebelum disampaikannya pesan yang dia bawa (ay. 33). Perhatikanlah, melaksanakan pekerjaan kita, dan memenuhi kepercayaan yang diberikan kepada kita, entah untuk Tuhan atau manusia, harus lebih kita utamakan. Eliezer menepati janjinya untuk menyelesaikan tugasnya tepat waktu.

Tepat janji tepat sasaran tepat waktu.

Tindakan Eliezer sungguh tepat. Tugas harus diselesaikan dengan tuntas. Penundaan pulang mungkin mengakibatkan keluarga Ribka berubah pikiran, dan akhirnya menolak melepaskan Ribka. Sebenarnya kalau Eliezer mau berdalih, perjalanan jauh sehingga butuh waktu istirahat panjang, tentu saja perjalanan boleh ditunda satu atau dua hari lagi. Sebagai hamba yang baik, ia ingin menyenangkan tuannya dengan menepati janjinya: Tepat sasaran dan tepat waktu.

Apabila kita menyatakan kesediaan dan kesanggupan berbuat, haruslah kita menepatinya. Kita hendaknya menyanggupi akan menepati apa yang telah dikatakan atau yang telah disetujui. Haruslah kita tepat janji. Betul dan lurus atau persis benar antara yang dijanjikan dengan yang dilakukan, itu namanya tepat janji. Orang yang tidak menepati janjinya mencerminkan kondisi jiwa yang kerdil. Dalam karakter manusia sejati selalu ada jiwa besar untuk menunda segala sesuatu yang merugikan banyak orang, dan jiwa besarnya selalu TEPAT JANJI dalam membahagiakan banyak orang, daripada TAK TEPAT JANJI yang membuat banyak orang menderita.

Renungkan ini, semua tugas, besar maupun kecil, bila dilihat sebagai pelayanan kepada Tuhan dan sesama, haruslah kita lakukan dengan penuh tanggung jawab. Antara janji besar dan janji kecil tidak jauh berbeda. Saat tidak ditepati, keduanya berpotensi menyebabkan kenurukan yang sama. Menepati janji adalah kebijaksanaan. Tidak mudah berjanji adalah kebijaksanaan lainnya.


HIDUP DIKELILINGI ORANG YANG TIDAK MENEPATI JANJI, BUKAN ALASAN UNTUK IKUT HIDUP, SEBAGAI PELANGGAR JANJI.

Salam WOW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar