Minggu, 04 Maret 2018

KHOTBAH MULA-MULA (2)

Kristen perdana
Makna khotbah kekristenan perdana, berbeda. Walau memang menerima tradisi Yahudi (termasuk didalamnya ibadah) dan turut melanjutkan upaya penjelasan teks itu, namun makna khotbah telah bergeser.

Upaya penjelasan arti teks dalam bentuk khotbah ini, lebih ditujukan kepada katekisan (orang yang mau menjadi Kristen dalam kelas-kelas katekisasi). Dimaksudkan agar katekisan semakin memahami Kitab Suci dengan lebih baik lagi, sehingga iman percayanya tidak mudah goyah diombang-ambingkan.

Tokoh yang berkarisma dalam hal berkhotbah adalah Apolos.
Sampai disini, khotbah dipahami “sebagai media pembinaan jemaat”.


Pengkhotbah  Ulung
Masa berikutnya, mulai abad ke empat terjadi lagi pergeseran makna khotbah. Perkembangan praktek khotbah demikian pesat ketika Injil mulai diberitakan di kalangan orang Yunani. Jauh sebelumnya, dunia Yunani-Romawi telah lama mengenal retorika (ilmu pidato). Nama-ama seperti Aristoteles (384 SM - 322 SM) dan Cicero (3 Januari 106 SM – 7 Desember 43 SM) dikenal banyak orang ketika itu sebagai orator-orator ulung. Pertemuan dengan prinsip-prinsip ilmu pidato ini banyak mempengaruhi bentuk khotbah Gereja.

Dalam era perjumpaan antara khotbah dan pidato ini muncul pengkhotbah besar terkenal yang sulit untuk dicari tandingannya, dialah Yohanes Chrysostomus (347 - 407 M). Namanya diartikan orang sebagai “Yohanes si mulut emas”. Kemampuan berkhotbahnya sangat fenomenal. Orang-orang dimasanya beranggapan, akibat gaya dan isi khotbahnya itu, banyak jemaat yang tertarik ke Gereja.

Baik mereka yang bukan Kristen maupun mereka yang telah resmi meninggalkan ajaran Gereja. Bahkan sejarah mencatat, orang banyak lebih gemar menghadiri ibadah di Gereja tempat “Yohanes si mulut emas” berkhotbah, ketimbang menonton pertunjukkan di stadion. Sampai disini makna khotbah bukan lagi sekedar pembinaan jemaat, melainkan sebagai solusi pemecahan masalah dan juga perdebatan umum yang mana “keindahan kata-kata” menjadi unsur yang sangat penting.

Pada masa reformasi (abad 16) Bapa-bapa Gereja seperti Luther dan Calvin menggunakan khotbah sebagai sarana menyampaikan ajaran reformasi. Konon, Luther membawakan hampir 10.000 khotbah yang keseluruhannya menyangkut ajaran-ajaran reformasi.

Bisa dikatakan, pemikiran-pemikiran reformasi Luther tertuang dalam khotbah-khotbahnya. Begitupan Calvin. “Perjuangan” reformasinya digaungkan dari mimbar-mimbar khotbah di jemaat yang dipimpinnya. Tulisan fenomenalnya di bukukan dengan judul yang terkenal itu Institutio, adalah percik-percik pemikiran yang diambil dari khotbah-khotbahnya. Sampai pada tahapan ini, khotbah didefinisikan sebagai: “Pengajaran yang digunakan sebagai alat membangun jemaat”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar