Kamis, 06 Juli 2017

Sabda Bina Diri – Kamis, 6 Juli 2017

(Kisah Para Rasul 11:1-18)

KEUTUHAN ADALAH KEKUATAN
PERPECAHAN ADALAH KELEMAHAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Keberanian dibutuhkan untuk berdiri dan bicara. Keberanian juga dibutuhkan untuk duduk dan mendengar. Kadang perpecahan terjadi karena semua ingin berdiri dan bicara. Dibutuhkan keberanian untuk duduk dan mendengar agar keutuhan tercapai.

Pertahankan keutuhan gereja.

Bacaan kita memaparkan, Petrus diperhadapkan dengan tuduhan melakukan tindakan semena-mena dan merasa dirinya paling benar. Sebagai seorang pemimpin tentunya Petrus berhak menentukan strategi dan rencana-rencana baru. Menyadari akan timbulnya perpecahan di Jemaat, maka Petrus pun dengan rendah hati memberikan penjelasan atas strateginya tersebut.

Secara kronologis, Petrus menceritakan empat tahapan wahyu ilahi yang ia dapatkan sebelum membaptis Kornelius. Pertama, mendapatkan penglihatan Ilahi (ay. 4-10). Kedua, menerima perintah Ilahi (ay. 11-12). Ketiga, melihat adanya persiapan Ilahi (ay. 13-14). Keempat, Petrus menyaksikan Allah sendiri yang bertindak (ay. 15-17). Semua tahapan Ilahi itu mendemonstrasikan secara meyakinkan bahwa Allah menerima orang kafir untuk masuk dalam komunitas Kristen.

Petrus bisa mempertahankan keutuhan jemaat sehingga tidak terjadi perpecahan. Bila perbedaan pandangan di dalam jemaat dipandang sebagai usaha-usaha menjatuhkan atau mencelakakan dan tidak dituntaskan, maka gereja akan mengalami perpecahan. Jemaat di Jerusalem akhirnya menerima penjelasan Petrus dan memuliakan Allah (ay. 18). Kritikan berhenti, penyembahan dimulai, dan keutuhan Gereja pun dipertahankan.

Begitupun kita hari ini.

Sebagai pemimpin di gereja, ada baiknya kita meneladani cara Petrus mengatasi potensi perpecahan gereja. Tidak ada jemaat yang sulit, yang ada adalah jemaat yang belum kita pahami. Cabalah pahami dirinya, mungkin pada akhirnya, kita akan mengerti mengapa ia menjadi sulit.

Mulailah dengan yang paling sederhana, terapkan satunya kata dan perbuatan kita. Kita bisa mengucapkan, kita juga bisa menerapkannya. Jemaat melihat kata dan perbuatan kita. Jangan sampai keduanya bertentangan.

Berikutnya, tunjukkan empati. Satu rasa satu hati satu aksi dengan jemaat. Coba pakai sepatu jemaat, rasakan apa yang jemaat rasakan. Buatlah jarak dengan hal-hal yang bersifat materi. Fokus pada pelayanan jangan pada kekayaan duniawi.

Berusahalah objektif. Tunjukkan perlakukan yang adil kepada semua jemaat. Katakan benar atas benar, salah atas salah. Terakhir, milikilah penilaian yang baik tentang berbagai persoalan, dan menggunakannya untuk membuat keputusan yang terbaik pada waktu yang tepat.

BELAJAR MEMOTONG POHON YANG PALING EFEKTIF ADALAH DENGAN MEMOTONGNYA. CARA BERSATU YANG PALING EFEKTIF ADALAH DENGAN BERSATU. KEUTUHAN ADALAH KEKUATAN, PERPECAHAN ADALAH KELEMAHAN.

Salam WOW

Tidak ada komentar:

Posting Komentar