Kamis, 20 Juli 2017

Sabda Bina Diri - Jumat, 21 Juli 2017 (Kejadian 26:26-35)



 MEMAAFKAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil

Ketika memaafkan, kita sama sekali tidak merubah masa lalu tetapi yakinlah bisa merubah masa depan.” Memaafkan bukan berarti merubah apa yang telah terjadi di masa lalu. Namun, setidaknya hal ini bisa membuat kita merubah masa depan menjadi lebih baik. Kita akan hidup lebih bahagia apabila bisa memaafkan kesalahan orang lain serta menghapus segala permusuhan.

Persahabatan yang sungguh.

Dalam bacaan ini, kita mendapati persaingan antara Ishak dan orang-orang Filistin berakhir dengan suatu perdamaian kembali yang membahagiakan. Abimelekh mengadakan kunjungan persahabatan ke tempat Ishak, sebagai tanda rasa hormatnya kepada dia (ay. 26). Ishak dengan bijaksana dan hati-hati mempertanyakan ketulusannya dalam kunjungan ini (ay. 27). Abimelekh menyatakan ketulusannya dalam menjawab pertanyaan Ishak ini, dan dengan sungguh-sungguh mengharapkan persahabatannya (ay. 28-29). Ishak menjamu dia dan teman-temannya, dan mengadakan ikatan persahabatan dengan dia (ay. 30-31).

Beberapa orang mengusulkan bahwa Abimelekh berkeras mau bersekutu dengan Ishak karena dia khawatir, jangan-jangan Ishak, yang semakin kaya, suatu hari nanti akan membalas dendam kepada mereka karena kerugian yang dia terima. Walaupun begitu, dia mengaku melakukan kunjungan itu lebih karena alasan kasih. Tuhan Pemelihara tersenyum atas apa yang Ishak lakukan. Pada hari dia membuat perjanjian dengan Abimelekh, hamba-hambanya membawa kabar untuknya tentang sebuah sumur air yang telah mereka temukan (ay. 32-33).

Merawat persahabatan meringankan luka.

Dalam membangun persahabatan dan hubungan, dibutuhkan kecerdikan ular dan ketulusan merpati. Bukanlah suatu pelanggaran atas hukum kelemahlembutan dan kasih, jika kita dengan terus terang menunjukkan tanggapan keras atas tindakan yang merugikan kita, dan bersikap waspada dalam berurusan dengan orang-orang yang berlaku tidak adil? Meringankan luka itu perlu untuk memelihara persahabatan. Karena memperparah luka itu menyakitkan hati dan memperlebar perpecahan. Kejahatan yang dilakukan terhadap kita bisa saja lebih buruk.

Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati dan diperkenan Tuhan sudah sepantasnya memaafkan orang-orang yang membenci kita, karena musuh yang paling jahat pun tidak dapat benar-benar menyakiti kita.

ORANG LEMAH TAK PERNAH BISA MEMAAFKAN. MEMAAFKAN HANYA MILIK ORANG PERKASA YANG BAHAGIA.

#Salam_WOW



Tidak ada komentar:

Posting Komentar