Oleh: Reinhard Samah
Kansil, M.Th
Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam hatimu.
Bacaan
kita hari ini berisikan ajakan Rasul Paulus kepada
Jemaat di Kolose untuk: 1) Hendaklah
damai sejahtera Kristus memerintah dalam hati mereka; 2) Membiarkan perkataan Kristus diam dengan segala
kekayaannya di antara mereka; 3) Segala sesuatu yang mereka (dan kita) lakukan dengan
perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus.
Berdamai
Maksud dari ayat 15: “Hendaklah damai sejahtera Kristus memerintah dalam
hatimu”, adalah Allah
dalam keadaan berdamai dengan kamu, dan kamu merasa nyaman bahwa Dia menerima
dan berkenan kepadamu. Atau, suatu kecenderungan untuk berdamai di antara kamu
sendiri, suatu roh yang penuh damai sejahtera, yang menjaga perdamaian, dan
memperdamaikan. Ini disebut damai
sejahtera Kristus, karena ini merupakan karya-Nya di dalam semua orang
yang adalah milikNya.
Injil
adalah perkataan Kristus, yang telah datang kepada kita. Namun, datang saja
tidak cukup, Injil juga harus diam di antara kita (ay. 16). Kita harus mengambil semua
perintah dan arahan kita dari Injil. Injil harus
diam di antara kita. Maksudnya, Injil harus selalu ada dan tersedia bagi kita
di dalam segala keadaan, dan memiliki pengaruh dan kegunaan yang tepat. Kita
harus mengenal Injil secara akrab.
Dalam pada itu, segala sesuatu harus dilakukan di
dalam nama Kristus (ay. 17 ). Dan segala sesuatu yang kamu lakukan dengan
perkataan atau perbuatan, lakukanlah semuanya itu dalam nama Tuhan Yesus, menurut
perintah-Nya dan sesuai dengan kekuasaan-Nya, melalui kekuatan yang diturunkan
dari Dia, dengan mata yang tertuju pada kemuliaan-Nya, dan bergantung pada
kebaikan-Nya untuk menerima apa yang baik dan mendapatkan ampunan bagi apa yang
salah. Sambil mengucap syukur oleh
Dia kepada Allah, Bapa kita.
Amarah
Alkisah, ada seorang ibu yang sulit menaikkan Doa Bapa Kami.
Sebabnya, ia tak sudi mengampuni. Semula ia bangga memiliki suami yang
setia. Belakangan, ketika sang suami mendadak meninggal karena serangan
jantung, baru terkuak sisi gelap hidupnya. Rupanya, sudah lama ia selingkuh.
Ibu itu sangat kaget. Rasa kehilangannya berubah menjadi kebencian. Ia sulit
mengampuni meski suaminya telah pergi.
Tanpa pengampunan, kesalahan yang kita atau orang lain perbuat
akan menjadi sampah di hati. Jika dibiarkan, baik yang berbuat salah atau yang
terluka sama-sama menderita. Saudara-saudara Yusuf bertahun-tahun memendam rasa
bersalah karena telah merusak hidup Yusuf. Ketakutan membayangi mereka: kelak
Yusuf pasti balas dendam! Nyatanya, Yusuf sama sekali tak menyimpan dendam.
Hari-hari ini kita menyimpan amarah besar
atas gugurnya banyak anak Tuhan, yang bahkan hendak beribadah, akibat teroris.
Kita pun menangis haru. Amarah menyelimuti kita. Beban berat ditanggung
keluarga korban (dan kita). Kita sudah berusaha hebat untuk hidup damai di
lingkungan yang tidak berdamai. Tapi segalanya menjadi gelap dan teror
merajalela.
Dalam hidup bersama, ada saatnya kita disakiti. Itu tak
terhindarkan. Yang penting, apa yang kita perbuat sesudahnya; memilih untuk
membiarkannya lalu hidup dalam dendam atau mengupayakan perdamaian? Hanya dengan
berani mengakui dan mengampuni, kita bisa merasakan indahnya pemulihan.
Wenny Angelina ibunda almarhum Evan dan
Nathan berani berdamai dan mengampuni pembunuh anaknya. Kitapun harus berani
mengampuni. Ampunilah mereka. Berdamailah kita dengan amarah kita!
#Salam_WOW
Tidak ada komentar:
Posting Komentar