MEMAAFKAN MENDATANGKAN KEBAHAGIAAN
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Ketika
memaafkan, kita sama sekali tidak merubah masa lalu tetapi yakinlah bisa
merubah masa depan.” Memaafkan bukan berarti merubah
apa yang telah terjadi di masa lalu. Namun, setidaknya hal ini bisa membuat
kita merubah masa depan menjadi lebih baik. Kita akan hidup lebih bahagia
apabila bisa memaafkan kesalahan orang lain serta menghapus segala permusuhan.
Persahabatan yang sungguh.
Dalam bacaan ini, kita mendapati persaingan
antara Ishak dan orang-orang Filistin berakhir dengan suatu perdamaian kembali
yang membahagiakan. Abimelekh mengadakan kunjungan persahabatan ke tempat
Ishak, sebagai tanda rasa hormatnya kepada dia (ay. 26). Ishak dengan
bijaksana dan hati-hati mempertanyakan ketulusannya dalam kunjungan ini (ay. 27). Abimelekh menyatakan
ketulusannya dalam menjawab pertanyaan Ishak ini, dan dengan sungguh-sungguh
mengharapkan persahabatannya (ay. 28-29). Ishak menjamu dia
dan teman-temannya, dan mengadakan ikatan persahabatan dengan dia (ay. 30-31).
Beberapa orang mengusulkan bahwa Abimelekh
berkeras mau bersekutu dengan Ishak karena dia khawatir, jangan-jangan Ishak,
yang semakin kaya, suatu hari nanti akan membalas dendam kepada mereka karena
kerugian yang dia terima. Walaupun begitu, dia mengaku melakukan kunjungan itu
lebih karena alasan kasih. Tuhan Pemelihara tersenyum atas apa yang Ishak
lakukan. Pada hari dia membuat perjanjian dengan Abimelekh, hamba-hambanya
membawa kabar untuknya tentang sebuah sumur air yang telah mereka temukan (ay. 32-33).
Merawat persahabatan meringankan luka.
Dalam membangun persahabatan dan hubungan,
dibutuhkan kecerdikan ular dan ketulusan merpati. Bukanlah suatu pelanggaran
atas hukum kelemahlembutan dan kasih, jika kita dengan terus terang menunjukkan
tanggapan keras atas tindakan yang merugikan kita, dan bersikap waspada dalam
berurusan dengan orang-orang yang berlaku tidak adil? Meringankan luka itu
perlu untuk memelihara persahabatan. Karena memperparah luka itu menyakitkan
hati dan memperlebar perpecahan. Kejahatan yang dilakukan terhadap kita bisa
saja lebih buruk.
Perhatikanlah, orang-orang yang diberkati dan
diperkenan Tuhan sudah sepantasnya memaafkan orang-orang yang membenci kita,
karena musuh yang paling jahat pun tidak dapat benar-benar menyakiti kita.
ORANG LEMAH TAK PERNAH
BISA MEMAAFKAN. MEMAAFKAN HANYA MILIK ORANG PERKASA YANG BAHAGIA.
#Salam_WOW