KAU REMEHKAN AKU DIBERKATI
Oleh: Reinhard Samah Kansil
Jangan
pernah meremehkan berkat Tuhan. Ingatlah, berkat Tuhan datang kepada mereka
yang mencarinya. Karena Tuhan tak pernah sekalipun meremehkanmu, jangan
remehkan berkatNYA.
Yakub diberkati Esau terluka.
Bacaan kita memaparkan: Yakub yang jujur bisa
dengan mudah membalikkan lidah untuk berkata (ay. 19), Akulah Esau, anak sulungmu. Bagaimana
Yakub bisa mendapat keyakinan untuk memandang semua ini berasal dari Allah, dan
memakai nama-Nya dalam kecurangan itu (ay. 20): TUHAN, Allahmu, membuat aku mencapai tujuanku.
Ishak awalnya tidak puas, dan bisa saja mengungkapkan penipuan itu seandainya
ia mau mempercayai telinganya sendiri. Sebab kalau suara, suara Yakub (ay. 22). Pada akhirnya Ishak kalah oleh kekuatan
kecurangan itu, karena tangannya
berbulu (ay. 23), tanpa
mempertimbangkan betapa mudahnya membuat tangan seolah-olah berbulu. Ketika Ishak mencium bau pakaian Yakub,
diberkatinyalah dia, katanya: “Sesungguhnya bau anakku adalah sebagai bau
padang yang diberkati TUHAN,” maksudnya, seperti bau bunga-bunga dan
rempah-rempah yang paling harum semerbak. Tampak bahwa Allah telah memberkati
dia, dan oleh sebab itu Ishak hendak memberkatinya juga (ay. 26-29)
Esau mempersiapkan makanan yang lezat,
seperti yang diperintahkan ayahnya kepada dia, dan kemudian memohon berkat yang
atas dorongan ayahnya harus diharapkannya (ay. 31). Ketika ia menyadari
bahwa Yakub telah memperoleh berkat itu dengan sembunyi-sembunyi tanpa izin, meraung-raunglah ia dengan sangat keras dalam
kepedihan hatinya (ay. 34). Tidak ada orang yang
merasa kecewa sampai ke lubuk hatinya seperti dia. Ia membuat kemah ayahnya
berbunyi nyaring dengan kesedihannya (ay. 38), dengan suara keras menangislah Esau.
Jangan remehkan berkatmu.
Simak
ini, akan tiba harinya ketika orang-orang yang sekarang meremehkan
berkat-berkat Tuhan, dan menjual hak mereka atas berkat-berkat itu demi sesuatu
yang kosong, akan berusaha untuk mencarinya, tetapi itu sia-sia. Orang-orang
yang sekarang meminta dan mencari saja tidak mau, sebentar lagi akan
mengetok-ngetok, dan berseru, Tuhan,
Tuhan. Cerita Esau yang menjual hak kesulungannya, mengajarkan kepada
kita bahwa hidup yang diberkati, tidak
tergantung pada kehendak atau usaha kita, tetapi kepada kemurahan hati Allah.
Bahwa
orang-orang yang memandang rendah hak kesulungan rohani mereka, dan sanggup
menjualnya demi sesuap makanan, berarti kehilangan berkat-berkat rohani, dan
dengan demikian adil bagi Allah untuk tidak memberikan kepada mereka
kebaikan-kebaikan yang tidak mereka pedulikan itu. Orang-orang yang menolak
hikmat dan anugerah kesulungan rohani mereka, demi kehormatan, kekayaan, atau
kesenangan dunia ini, sudah menghakimi diri mereka sendiri sebagai orang-orang
yang tidak layak mendapatkan berkatNYA. Itulah hukuman yang akan mereka terima.
HARGAILAH
BERKAT-BERKAT YANG KITA MILIKI. JANGAN FOKUS PADA APA YANG TIDAK KITA MILIKI.
KARENA AKAN MEMBUAT KITA TAK PERNAH MERASA CUKUP DALAM HAL APAPUN.
Salam
WOW