Oleh:
Reinhard Samah Kansil, M.Th
Lalu
sujudlah Rut menyembah dengan mukanya sampai ke tanah dan berkata kepadanya:
"Mengapakah aku mendapat belas kasihan dari padamu, sehingga tuan
memperhatikan aku, padahal aku ini seorang asing? (ay. 10)
Bacaan kita
mengisahkan tentang Naomi yang mempunyai seorang sanak bernama Boas. Sanak atau kerabat
Naomi ini dilukiskan sebagai orang yang
kaya raya, yang biasanya berarti seorang
perkasa yang berani. Seorang kesatria yang mengandung pengertian sifat
kejantanan yang paling luhur.
Setelah
kembali dari Moab dan menetap di Bethlehem, tidak pernah Naomi menceritakan
kepada Rut bahwa ia masih memiliki keluarga bernama Boas. Naomi menyuruh Rut
mengumpulkan sisa-sisa gandum yang tertinggal di ladang milik Boas.
Seandainya
Naomi mau berterus terang tentang siapa Boas, pasti Rut tidak akan
berlelah-lelah mengumpulkan sisa gandum di ladangnya. Namun itu tidak dilakukannya.
Sama sekali tak terbersit keinginannya memanfaatkan hubungan saudara untuk
memperoleh kemudahan dan fasilitas.
Dalam
pada itu, berkat Tuhan diterima Rut dengan penuh syukur. Rut adalah seorang
yang ulet berusaha dan penuh semangat dalam bekerja. Sikap ini meyakinkan kita
bahwa seandainya Naomi menceritakanpun itu tidak mempengaruhinya. Bagi Rut,
ketika keputusan diambil, ketika itu pula ia siap menghadapi segala
kemungkinan, tanpa jaminan keamanan dan kenyamanan, yang akan dihadapinya di
negeri orang. Bahkan ia tidak canggung ketika harus mengumpulkan sisa-sisa
gandum.
Semua
itu dilakukan Rut dengan penuh syukur. Seseorang yang menyaksikan kebesaran,
kedaulatan dan kehadiran Allah melalui sebuah keluarga, tanpa merasakan
langsung, ternyata mampu memiliki semangat bersyukur yang luar biasa.
Sikap
Rut menyodorkan pelajaran berarti bagi hidup kekristenan kita. Selama ini kita
menganggap bahwa hanya orang yang telah lama mengikut Kristus yang paling lurus
meresponi kasih Allah sedangkan Kristen baru harus lebih banyak belajar.
Melalui
Rut, anggapan itu tumpas! Dia yang baru mengenal Allah telah mampu meresponi
penuh syukur kebaikan Allah dalam hidupnya.
Kebaikan
Di salah satu ujung pangkalan truk tempat seorang Bapak bekerja, terdapat perusahaan batu bara. Di dekat pangkalan itu terdapat rel kereta api, dan setiap hari beberapa kereta barang lewat.
Bapak tersebut sering memerhatikan
bahwa pemilik perusahaan batu bara itu, seorang kristen, suka melemparkan
gumpalan-gumpalan batu bara di beberapa tempat melewati pagar pembatas
sepanjang rel. Suatu hari ia bertanya kepada pemilik perusahaan batu bara itu
mengapa ia melakukannya?
Pemilik perusahaan itu menjawab,
"Ada seorang wanita tua yang tinggal di seberang jalan ini, dan saya tahu
uang pensiunnya tidak cukup untuk membeli batu bara. Setelah kereta-kereta
lewat, ia akan menyusuri rel dan memunguti butiran-butiran yang ia kira telah
jatuh dari kereta batu bara.
Ia tidak tahu bahwa lokomotif uap
telah digantikan oleh mesin disel. Saya tidak ingin mengecewakan dia, maka saya
melemparkan beberapa butir batu bara melewati pagar."
Itulah kekristenan yang ditunjukkan
dalam perbuatan!
Kitab Rut dengan jelas melukiskan
prinsip memberi ini. Saat Boas melihat Rut mengumpulkan butiran gandum di
belakang para penuai di ladang gandum miliknya, ia memerintahkan para penuai
itu meninggalkan beberapa genggam gandum baginya.
Bagi Rut, ini berkat Tuhan.
Begitu pula, orang-orang sekitar kita,
hidupnya perlu kita sentuh untuk mengalami kasih Allah melalui belas kasihan
dan kemurahan hati kita. Oleh karena, itu kita perlu memohon kepada Tuhan agar
Dia membuat kita peka terhadap kesempatan-kesempatan untuk menunjukkan kebaikan.
#Salam_WOW
Harga Buku 60.000 + Ongkir